Home Opini AA dan AKA, Pemimpin Masa Depan Sulteng

AA dan AKA, Pemimpin Masa Depan Sulteng

Oleh: Dr.Mohsen Hasan Alhinduan,MA

233
0
Social Media Share
AA dan AKA, Pemimpin Masa Depan Sulteng

Dr.Mohsen Hasan Alhinduan,MA

MEMILIH seorang pemimpin masa depan yang ideal untuk menjadi kepala daerah merupakan sebuah prioritas yang sangat penting untuk dilakukan. Pemimpin yang baik dan bermanfaat dapat membuat daerah yang ia pimpin semakin maju dan berkembang.

Penulis akan memaparkan ciri-ciri dan sifat-sifat kepemimpinan untuk masyarakat Sulawesi Tengah. Ada dua teori tentang sifat kepemimpinan, yang pertama bahwa sifat kepemimpinan merupakan bawaan dari lahir dan yang kedua adalah sifat kepemimpinan itu sesuatu yang harus dipelajari dan dibentuk oleh pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam situasi dan kondisi tertentu.

AA dan AKA adalah dua orang yang hidup dalam pendidikan rumah tangga yang keras, disiplin, pekerja keras dan bertanggung jawab serta taat beribadah.

“Ahmad Ali" terlahir dari keluarga mapan, tapi hidupnya tidak dimanjakan oleh kedua orang tuanya,dididik untuk hidup disiplin dan pekerja keras. Orang tua mempersiapkan dirinya, untuk menjadi kebanggaan bagi adik adiknya. Karena dia putra tertua dari saudaranya. Masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) sudah diajar bagaimana membantu orang tua mencari uang.

“Sejak kelas 3 SD, saya setiap pulang sekolah, belum bisa makan siang sebelum mengangkat dua termos berisi es mambo berkeliling kampung untuk jualan. Luas kampungku di Wosu, bisa sampai tiga kilo saya jalani setiap hari “ kisahnya.

Kedua orang tuanya termasuk murid dan sahabat Guru Tua sekaligus sebagai penunjang perjuangan Guru Tua dalam rangka meningkatkan pendidikan umum dan ilmu agama bagi masyarakat Sulawesi Tengah umumnya.

Pendidikan keras dari orang tua Ahmad Ali dengan tujuan supaya kelak menjadi orang yang berguna dan bertanggung jawab bagi dirinya , keluarga dan masyarakat.

Ditanya, apakah pernah alami susah dari sisi ekonomi? Sebagai keluarga mapan, Ahmad Ali mengaku bahwa dia dididik ayahnya untuk adaptif dengan lingkungan.Kembali dia menjawab pertanyaan apakah pernah alami kesusahan secara ekonomi, putra tertua pasangan H. Sun dengan Hj. Sa’adia binti H. Himran (almarhumah) ini, H. Ahmad Ali mengatakan, bahwa ketika tamat kuliah dia yang tidak punya bakat jadi pengusaha, memilih menjadi dosen. Ayahnya tidak setuju, meminta dirinya harus menjadi pengusaha.

Suatu ketika pada moment bertemu orang tua, Ahmad Ali menyatakan tekadnya kepada kedua orang tuanya, bahwa dia tidak perlu dibantu secara materi. Dia minta kepada orang tuanya, khusus mamanya untuk didoakan. Dia tidak akan pulang kampung jika tidak sukses secara ekonomi.

Kata Ahmad Ali -ciri-ciri calon pemimpin- berkata " Saya bertekad tidak akan menyerah. Satu prinsipku, jangan sampai menipu orang saat berusaha, apalagi mencuri. Itulah hingga saya sampai pada level saat ini,” kisahnya, Diapun mengutip kalam Allah, ” Bahwa Allah tidak akan memberikan beban kepada hambaNya melebihi kemampuannya. Dan tidak ada proses yang mengingkari hasil.

Ahmad Ali (AA) adalah kader dan kesayangan Surya Paloh Ketua Umum Partai NasDem tetap eksis membangun usahanya. Ada usaha perkebunan dan perikanan. Juga membangun pesantren Modern Insan Cita beralamat di Kabupaten Sigi. Dia berharap, pesantren tetap eksis, tidak boleh mati walau kelak dia telah meninggal dunia.

AKA alias Abdul Karim Al-Jufri, sosok yang belum sepenuhnya orang lain ketahui yang dianggap sebagai anak kemaren sore yang tidak tahu dan awam berpolitik.Salah satu putra dari Almarhun Sayid Umar bin Alwi bin Salim Aljufri,merupakan salah satu cucu dari kakak alm. Guru Tua pendiri Alkhairaat.

Sejak remaja AKA memang sudah nekat hijrah ke Ibukota demi mengembangkan bakatnya sebagai atlet silat, karena ketika di Palu AKA merasa belum mendapatkan ruang yang untuk mengembangkan bakatnya.

Ketika Prabowo Subianto mendirikan Partai Gerindra pada tahun 2008 lalu,AKA langsung gercep membantu Bapak Prabowo Subianto dengan bergabung bersama Partai Gerindra yang saat itu baru berdiri.

Tahun 2019 AKA terpilih menjadi anggota dewan DPRD Provinsi Sulawesi Tengah dari dapil Sigi Donggala ia diberi tugas sebagai ketua Fraksi Partai Gerindra. Kala itu banyak para politisi senior Sulteng yang kaget akan kehadiran AKA, dianggap anak kemarin sore yang tiba-tiba mengalahkan para senior dalam Pileg 2019.

Prabowo menganggap AKA sebagai “anak nakal” beliau dicap anak nakal karena dulu memang AKA tukang berantem dan suka warnain rambut.

Firasat dan insting Prabowo Subianto, ketika mendengar ada yang mendorong AKA untuk maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sulteng, diyakini akan memberikan lampu hijau ke “anak nakal” putra daerah Sulteng memajukan Sulteng pasca bencana alam 2018 lalu. Selain karena AKA ini sosok yang memahami Visi dan Misi Prabowo dan Partai Gerindra, juga telah membuktikan diri menjalankan tugas dengan baik dari Prabowo untuk membantu korban Gempa pada tahun 2018 lalu, dengan membuat huntara di Sigi.

Sebagai koordinator regional Sulawesi tentu saja AKA banyak belajar politik dengan para senior – senior politiknya di wilayah Sulawesi. Salah satunya adalah Gubernur 2 periode Sulteng Bapak Longki Djanggola.Walaupun AKA tidak pernah merasa pintar, tapi beruntung bisa berada di lingkungan orang-orang pintar sehingga bisa terus belajar.

Riwayat singkat dari kedua Pendekar ini AA dan AKA merupakan inspirasi bagi kita bahwa menjadi pemimpin membutuhkan wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas,pekerja keras dan cerdas, tidak mengenal lelah, berjiwa dan berhati besar The Magic af Thinking Big kata Deal Carnegi motivator Amerika dan memiliki personality plus -kepribadian plus.

*) Direktur Islamic Studies & Arabiah Jakarta, Direktur Indonesia Business Development Community (ABDC)