Home Opini Ahmad Ali, Seorang Dermawan dan Pejuang Sejati

Ahmad Ali, Seorang Dermawan dan Pejuang Sejati

Oleh: Afifah Ghita Shafwah *)

358
0
Social Media Share
Ahmad Ali, Seorang Dermawan dan Pejuang Sejati

Bacagub Sulteng 2024-2029 H. Ahmad Ali meninjau langsung titik banjir bandang di Desa Sienjo dan Desa Sibalago, Kecamatan Toribulu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng pada Kamis, 4 Juli 2024 guna menampung keluhan dan kebutuhan para korban untuk dia penuhi. FOTO: FAIZ SYAFAR LANOTO/METROSULAWESI

AHMAD Ali, politisi yang dermawan dan berdedikasi yang terkenal sejak lama, akan menjadi calon yang kuat untuk menjabat sebagai gubernur Sulawesi Tengah pada tahun 2024. Dalam perjalanannya yang penuh dedikasi, karir politiknya bukan satu-satunya hal yang menarik perhatian, tapi juga ketulusannya dalam berbagi juga. Ahmad Ali mengabdikan seluruh gajinya kepada amal suci selama dua periodenya sebagai anggota DPR RI. Dia membangun masjid, mendorong orang umroh, dan memberikan beasiswa kepada strata 1, strata 2, dan strata 3. Langkah-langkah dermawannya ini merupakan bagian dari prinsipnya dalam menjalankan amanah, bukan sekadar penampilan, apalagi hanya sekedar karena ikut Pilgub.

"Kebaikan bukanlah suatu tindakan melainkan kebiasaan," kata filsuf Yunani terkenal Aristoteles. Dalam hal ini, Ahmad Ali menunjukkan bahwa kedermawanan adalah sifat alaminya. Ahmad Ali berkomitmen untuk memperkuat nilai-nilai agama di antara orang-orang di tanah kelahirannya, Sulawesi Tengah, dengan membangun masjid, memberikan beasiswa, dan membantu orang-orang yang ingin beribadah di tanah suci.

Tetapi Ahmad Ali bukan hanya orang yang baik hati. Dia juga seorang pejuang nyata. Ia memutuskan untuk maju sebagai calon gubernur Sulawesi Tengah pada tahun 2024. Keputusan yang dia buat ini tidak mudah. Sebagai Wakil Ketua Umum Partai Nasdem dan mantan Ketua Fraksi Partai Nasdem di DPR RI, Ahmad Ali meninggalkan jabatan pentingnya di tingkat nasional untuk kembali ke kampung halamannya dan berjuang untuk orang-orang Sulawesi Tengah. “Penguasa yang baik harus tahu kapan harus meninggalkan kekuasaan demi kebaikan yang lebih besar,” kata Machiavelli.

Dermawan yang Baik Hati

Setiap saat, Ahmad Ali mengutamakan kebaikan daripada kepentingan pribadi. Sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Sulawesi Tengah, ia memulai berbagai program untuk meningkatkan kualitas masjid, salah satunya adalah Masjid Mart, sebuah inovasi ekonomi yang menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat. Banyak ahli politik, menganggap model seperti Ahmad Ali sebagai pemimpin alami, yang muncul dari masyarakat dan memimpin dengan hati.

Sebagai pemimpin DMI, ia memahami dengan baik betapa pentingnya masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai dalam Al-Qur'an yang menekankan pentingnya kesejahteraan kolektif umat, dan Ahmad Ali meningkatkan gagasan ini dengan melakukan program nyata di lapangan.

Ahmad Ali juga memimpin Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Tadulako, sebuah organisasi yang menghubungkan alumni dengan institusi akademik. Di IKA, ia bertanggung jawab untuk memberikan beasiswa kepada lulusan yang berprestasi untuk melanjutkan ke jenjang S2 dan S3. Ahmad Ali percaya bahwa pendidikan adalah cara terbaik untuk membangun bangsa, termasuk  masa depan individu. Dia percaya bahwa generasi muda adalah pilar masa depan, dan investasi pada mereka adalah investasi yang tidak pernah sia-sia.

Petarung Sejati yang Pulang Kampung

Ahmad Ali membuat keputusan untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah 2024, menunjukkan semangatnya sebagai seorang petarung sejati. Pengorbanannya untuk meninggalkan kemewahan dan posisi penting di pusat kekuasaan demi kampung halamannya menunjukkan bahwa dia tidak pernah melupakan akarnya dan kewajibannya terhadap rakyat Sulawesi Tengah. Seperti halnya Confucius, yang mengatakan bahwa seorang pemimpin harus selalu setia pada asal usulnya dan bertanggung jawab atas komunitas yang membesarkannya, Ahmad Ali memilih untuk pulang kampung dan berjuang untuk menang dalam konstelasi Pilgub 2024.

Sebagai politisi yang telah berhasil di level nasional, Ahmad Ali memahami kesulitan politik lokal dan nasional. Dalam menghadapi tantangan politik yang berubah-ubah di wilayah tersebut, ia tidak takut. Sesuai dengan gagasan John Locke bahwa pemerintah yang baik harus berlandaskan pada kesepakatan sosial dan kehendak rakyat, dia menganggap politik sebagai perjuangan yang melibatkan moralitas dan integritas. Prinsip yang dianutnya, politik adalah jalan pengabdian bagi masyarakat Sulteng yang dicintainya.

Pemimpin yang Bertanggung Jawab

Pelayanan kepada rakyat selalu menjadi prioritas utama Ahmad Ali sebagai politisi dan pemimpin masyarakat. Sebagai Ketua Umum DMI Sulawesi Tengah, dia berusaha untuk memperbaiki masjid secara keseluruhan dan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan sosial dan ekonomi. “Pemimpin sejati adalah dia yang melayani, bukan yang dilayani,” kata Nelson Mandela, dan tindakan Ahmad Ali mencerminkan prinsip ini. Ia percaya bahwa para pemimpin harus hadir di masyarakat, mendengarkan keinginan mereka, dan memberikan solusi yang nyata daripada hanya janji-janji kosong.

Ahmad Ali tidak berhenti dengan retorika bahkan ketika dia bekerja di bidang pendidikan. Di IKA Universitas Tadulako, ia membantu mahasiswa yang berprestasi mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Ia menyadari bahwa pendidikan adalah penting untuk membuka jalan menuju kemajuan. Dalam banyak pidatonya, Ahmad Ali selalu menekankan betapa pentingnya pembangunan manusia untuk pembangunan daerah.

Membawa Harapan Baru dan Perubahan

Ambisi Ahmad Ali untuk mencalonkan diri sebagai gubernur Sulawesi Tengah pada tahun 2024 tidak semata-mata karena kepentingan politik dan kekuasaan. Ia melihatnya sebagai dorongan moral untuk lebih banyak mengabdikan diri kepada tanah kelahirannya. Dia adalah seorang politisi yang tidak takut menghadapi tantangan besar, dan dia adalah seorang petarung sejati yang berkomitmen untuk membawa perubahan nyata bagi masyarakat Sulawesi Tengah. Ahmad Ali berjanji tidak akan menerima gaji, jika masyarakat memberikan amanah untuk memimpin Sulawesi Tengah.

"Orang besar adalah mereka yang dengan segala tantangan tetap berjalan tegak dan membuat jejak bagi generasi berikutnya," kata filsuf Friedrich Nietzsche. Dalam karir politik dan sosialnya, Ahmad Ali tampaknya berusaha menggunakan filsafat ini sebagai dasar. Dengan pengalamannya di kancah nasional, integritasnya dalam membantu orang lain, dan keberanian untuk mengambil keputusan besar, Ahmad Ali telah membuktikan bahwa ia adalah seorang pemimpin yang tidak hanya memiliki visi tetapi juga keberanian untuk mewujudkannya.

Ahmad Ali menjanjikan harapan baru dan perubahan saat maju dalam pemilihan gubernur 2024. Dia bersedia menghadapi setiap hambatan untuk mengubah masa depan Sulawesi Tengah, seperti seorang pejuang sejati. Sosok seperti Ahmad Ali, seorang pemimpin yang tidak hanya berbicara tetapi juga bertindak, menjadi angin segar di era politik yang seringkali diisi dengan retorika kosong. Sosok yang patut dijadikan contoh bukan hanya sebagai politisi tetapi juga sebagai individu yang berdedikasi untuk kemanusiaan dan kemajuan.

*) Pengamat Sosial Ekonomi