Dansatgas TMMD Ke-122 Kodim 1306/Kota Palu, Kolonel Inf Rivan Rembudito Rivai, saat meninjau ke lokasi TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122 Kodim 1306/ Kota Palu, di Desa Bambasiang, Kabupaten Parigi Moutong. Foto kanan: TNI bersama warga saling bahu membahu mengangkat batu dari sungai untuk buat bronjong antisipasi banjir. (Foto: Dok. Kodim 1306/ Kota Palu)
TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122 Kodim 1306/ Kota Palu, di Desa Bambasiang, Kabupaten Parigi Moutong yang berlangsung belum lama ini, tidak sekadar membangun sejumlah infrastruktur di pedesaan, tapi lebih dari itu. Kegiatan ini merajut kebersamaan dan silaturahmi antara masyarakat dan anggota TNI.
KEGIATAN TMMD memang sejatinya tidak hanya untuk mengejar pembangunan fisik. Tujuan dari kemanunggalan TNI adalah untuk menjalin sinergi, baik antar sesame anggota TNI, maupun antar anggota TNI dan masyarakat.
Hal ini sejalan dengan yang dilontarkan Danrem 132/Tadulako, Brigjen TNI Deni Gunawan, SE, yang menekankan pentingnya sinergi dalam pembangunan nasional.
“Melalui TMMD, kami tak hanya membangun fasilitas fisik, tapi juga merajut kebersamaan. Kami ingin memperkuat kemanunggalan antara TNI dan rakyat serta meningkatkan ketahanan nasional melalui pembangunan berkelanjutan dan inklusif,” tutur padauk saat meninjau ke lokasi TMMD.
Sinergitas pulalah yang diapresiasi Pjs Wali Kota Palu Muchlis Husain Pakaya. Dia menyampaikan keterlibatan TNI dalam mendorong pembangunan di daerah ini menjadi bukti nyata bahwa Sinergi anatra TNI dan rakyat itu nyata.
“Kegiatan ini sebagai bukti sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan Masyarakat itu nyata,” tegasnya.
"Melalui kolaborasi ini, TMMD 2024 diharapkan membawa dampak positif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Parigi Moutong, sekaligus memperkuat peran TNI dalam membangun wilayah-wilayah terpencil," katanya.
Dan sinergi itu menurut Pangdam XII Merdeka, Mayjen TNI Candra Wijaya, MA, terbangun nyata melalui program TMMD ke-122 ini. TMMD lanjutnya, merupakan salah satu upaya strategis untuk mewujudkan ketahanan nasional yang kuat, dengan dimulai dari tingkat desa.
Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem kemanunggalan seperti yg dilakukan oleh TNI saat ini. Juga bukan tugas yang sederhana pula untuk melaksanakan percepatan pembangunan dalam suatu wilayah.
“Dalam perjalanannya sampai pada titik ini, kita sadar bahwa membuat perubahan membutuhkan perjuangan dan pengorbanan, rasa lelah dan keringat pengabdian tentunya menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan dalam proses TMMD ini. Namun dengan rasa kecintaan kepada rakyat, pemerintah maupun masyarakat, program ini telah terlaksana sampai pada kali ke 122,” tegasnya.
Sasaran Fisik Non Fisik
TMMD Ke-122 Kodim 1306/Kota Palu berlangsung di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Palasa dan Parigi Utara. Di Kecamatan Palasa, dilaksanakan di Desa Bambasiang, dengan sasaran fisik, selain cuttingan jalan sepanjang 610 meter dan lebar 1,5 meter juga ada pembangunan dueker plat panjang 2 meter dan lebar 5 meter, pengecatan jembatan, normalisasi sngai, pemasangan bronjong, pembangunan intake dan perbaikan jaringan pipa air bersih sepanjang 480 meter, rehab RTLH, dan pembangunan jamban 2 unit.
Sementara di Kecamatan Parigi Utara, tepatnya di Desa Sakinah, sasaran fisik berupa pembuatan sumur bor. Sedangkan sasaran nonfisik di antaranya pemasang KB gratis, penyuluhan stunting, sosialisasi mitigasi bencana, penyuluhan bela negara, wawasan kebangsaan (wasbang), hukum dan kantibmas, juga pertanian ketahanan pangan, pelayanan publik dan kependudukan,
Selain itu juga ada program unggulan KASAD, berupa TNI Manunggal Air, penanaman 3.000 pohon, rehab RTLH. MCK jambanisasi, penurunan angka stuntung, dan pembersihan lingkungan. Serta sasaran tambahan, perbaikan jembatan. Dan ada bantuan Pemda, 19 bungkus bibit jagung dan 250 buah tanaman penghijauan.
Dampak Positif TMMD
Dan, sasaran TMMD ke-122 tuntas dikerjakan dan tepat waktu. Hal itulah yang membuatku bisa tersenyum lebar. Senyum itu semakin melebar ketika kerja keras diapresiasi Tim Pengawas dan Evaluasi (Wasev) Mabes TNI AD yang diketuai oleh Brigjen TNI Agus Firman Yusmono SIP, MSi, yang meninjau progres pelaksanaan program TMMD ke-122 di Kodim 1306/Kota Palu di Desa Bambasiang. Ia pun langsung memuji semua sasaran dikerjakan dengan baik dan berjalan sesuai target serta memberi dampak positif bagi masyarakat setempat.
Dia juga mengungkapkan kepuasannya atas kerja sama yang solid antara TNI dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan di daerah terpencil.
“Program TMMD ini mencerminkan semangat gotong royong dan sinergi antara TNI dan masyarakat. Kami melihat kemajuan yang sangat baik di Desa Bambasiang, dan optimis bahwa hasil dari program ini akan berkelanjutan,” katanya.
Dan kini, aku pun bisa tersenyum lepas, melihat wajah-wajah bahagai warga Bambasiang, yang siap menatap masa depan lebih baik. Semua yang kini terbangun dalam proyek TMMD ke-122 Kodim 1306/Kota Palu ini akan menjadi pengingat, betapa ratusan prajurit dari TNI AD pernah berjibaku, membangun desa ini,
Dampak positif dari keberadaan TMMD ke-122 semoga akan terus berkelanjutan seperti harapan Tim Wasev. Seperti pembangunan cuttingan jalan dan jembatan mampu mendukung percepatan pembangunan infrastruktur guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan dari hasil pertanian dan perkebunan.
Begitupun rehab RTLH, diberikan pada masyarakat kurang mampu nantinya bisa hidup sehat, meningkatnya tarap hidup mereka, sehingga mereka mampu melaksanakan peran dan fungsi dalam memberikan perlindungan, bimbingan dan pendidikan.
Penyuluhan wasbang dilakukan untuk menghadapi pesatnya perkembangan globalisasi dan media sosial yang dapat membawa masyarakat kearah fragmentasi dan kohesi dengan penyebaran narasi-narasi yang mengandung paham radikalisme. Salah satunya melalui ujaran kebencian, provokasi, fitnah serta hoaks.
Begitupun penanaman pohon, menjadi wujud kepedulian lingkungan. Kegiatan bukan hanya untuk menghijaukan wilayah saja, melainkan mencegah erosi dan memperkuat bantaran sungai. Dan pembangunan sumur bor, untuk membantu ketersedian air bersih bagi warga, khusunya di wilayah yang sangat kekurangan air saat musim kemarau.
Angin bertiup pelan, menerpa ujung daun cengkeh, melambai, serasa ikut merasakan bahagia yang kini kurasa. Sekali lagi kucoba membalikkan badan, menatap kembali jalanan yang terbentang membelah pepohonan cengkeh. Dan kusunggingkan senyum sekali lagi, merasa yakin kehidupan di Bambasiang akan menjadi lebih baik.
Kulangkahkan kaki semakin cepat, rasa optimis mengelayut memenuhi seisi kepalaku. Perjuangan membangun desa ini sudah sampai di ujung, dan siap meninggalkan desa ini dengan kemenangan. (edy/*)
LEAVE A REPLY