Home Opini Pertarungan Elektabilitas di Sulawesi Tengah

Pertarungan Elektabilitas di Sulawesi Tengah

Oleh Afifah Ghita Shafwah *)

537
0
Social Media Share
Pertarungan Elektabilitas di Sulawesi Tengah

Ilustrasi. ANTARA

BEBERAPA waktu terakhir, masyarakat Sulawesi Tengah melihat sejumlah hasil survei elektabilitas untuk pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Media ramai-ramai menyiarkan hasil survei dari berbagai lembaga, membuat klaim berbeda tentang siapa yang menang. Hasil dari berbagai lembaga survei, mulai dari yang resmi terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga yang kredibilitasnya dipertanyakan, menunjukkan suhu politik yang semakin panas menjelang Pilgub Tahun 2024.

Survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia menemukan bahwa pasangan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri menempati posisi teratas. Anwar Hafid-Reny Lamadjido dan Rusdy Mastura-Sulaiman Agusto Hambuako berada di posisi kedua dan ketiga. Klaim ini, yang disebarluaskan kepada wartawan, menunjukkan bahwa pasangan Beramal memiliki suara yang lebih besar daripada yang lain. Beberapa hari kemudian, survei dari lembaga lain seperti ARCHY Research and Strategy Indonesia menempatkan Rusdy Mastura di urutan pertama, sementara Pilar Bangsa Research menempatkan pasangan Anwar Hafid di urutan teratas. Setelah melihat hasil yang dihasilkan oleh ketiga lembaga ini, masyarakat harus mempertimbangkan mana yang dapat diandalkan.

Kondisi ini adalah tempat memahami filosofi dasar dari data survei sangat penting. Menurut filsuf pragmatis Amerika John Dewey, "Separation of data and its interpretation is impossible. The truth of data depends on the conditions and purposes of those who collect it." Artinya, survei bukanlah angka yang dapat diandalkan. Hasil survei dipengaruhi oleh berbagai variabel, termasuk siapa yang melakukan survei, siapa yang menjadi responden, dan kapan dilakukan.

Karena itu, Lembaga-lembaga survei harus mematuhi standar metodologi yang ketat dan memastikan data terbuka, lembaga survei yang terdaftar di KPU lebih dapat diandalkan. Sebaliknya, lembaga yang tidak terdaftar biasanya menghasilkan hasil survei yang lebih parsial, sesuai dengan kebutuhan pihak yang mendanai survei. Oleh karena itu, mengingat hasil lembaga resmi menunjukkan bahwa survei menunjukkan Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri sebagai kandidat terkuat, ini harus menjadi catatan penting bagi masyarakat umum.

 

Makna Elektabilitas: Persepsi atau Kenyataan?

Apakah preferensi pemilih benar-benar diwakili oleh hasil survei? “Elections are not simply reflections of public opinion, they shape it,” kata ahli politik Maurice Duverger. Dalam situasi ini, kami tidak dapat menganggap hasil survei sebagai representasi sempurna dari keinginan masyarakat. Survei dapat mempengaruhi persepsi publik, memberikan dorongan lebih besar kepada calon yang mendapat hasil yang lebih baik dari pemilih.

Namun, hasil survei tidak selalu dapat dianggap sama. Ada kemungkinan bahwa survei ini lebih dipengaruhi oleh fokus pada daerah atau kelompok pemilih tertentu, meskipun ARCHY Research menunjukkan pasangan Rusdy Mastura sebagai pemenang, dan Pilar Bangsa Research menunjukkan Anwar Hafid sebagai pemenang. Dengan kata lain, temuan penelitian menunjukkan bahwa elektabilitas sangat kontekstual dan dapat berubah tergantung pada variabel yang diutamakan.

"Opinion are not knowledge, they are shadows cast by the fire of true understanding," kata Plato dalam dialog Republic. Oleh karena itu, hasil survei tidak boleh dianggap sebagai pengetahuan definitif. Hasil survei hanyalah refleksi dari keadaan yang lebih kompleks. Publik harus menyadari bahwa preferensi pemilih dapat berubah seiring waktu dan kondisi kampanye, data ini adalah alat, bukan kebenaran terakhir.

Pasangan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri tetap menjadi kandidat yang paling diperhitungkan terlepas dari ketidakpastian survei. Di Sulawesi Tengah, Ahmad Ali sangat dikenal dan dihormati dalam politik nasional. Dia unggul dalam berbagai aspek politik karena dia dapat mengintegrasikan berbagai bagian masyarakat. Apakah, bagaimanapun, elektabilitas yang tinggi ini akan menghasilkan kemenangan di bilik suara?

"Democracy is not just about choosing leaders, but about creating the conditions for informed and rational choices," kata ahli politik Giovanni Sartori. Dalam situasi seperti ini, pasangan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri harus memiliki kemampuan untuk memastikan bahwa kampanye mereka dapat mengubah elektabilitas menjadi keputusan yang logis bagi pemilih. Mereka harus memberikan visi-misi yang jelas untuk Sulawesi Tengah, terutama dalam ekonomi, sosial dan pembangunan berkelanjutan, sehingga mereka dapat dipilih bukan hanya karena popularitas sementara, tetapi juga karena kualitas kepemimpinan yang mereka tawarkan.

Refleksi Terhadap Proses Demokrasi

Fenomena saling klaim kemenangan dari berbagai survei menimbulkan pertanyaan tentang seberapa baik sistem demokrasi kita berfungsi. Apakah persepsi elektabilitas terlalu mempengaruhi demokrasi kita, atau apakah masih ada tempat untuk perdebatan substansial tentang tujuan kandidat? "Orang-orang yang merasa bebas hanya ditipu oleh bayang-bayang kebebasan," kata Jean-Jacques Rousseau dalam The Social Contract, terasa relevan dalam konteks ini. Jika pemilih hanya terfokus pada angka elektabilitas tanpa memahami program spesifik yang ditawarkan calon, demokrasi yang efektif dapat menjadi ilusi. Ilusi yang meninabobokan.

Salah satu alat politik kontemporer adalah survei. Survei ini tidak boleh menjadi satu-satunya faktor yang menilai kelayakan seorang kandidat. Masyarakat Sulawesi Tengah harus mempertimbangkan apa yang ditawarkan oleh setiap calon, bukan sekadar angka yang dapat berubah setiap saat. Pemimpin yang layak bukan hanya mereka yang unggul dalam survei, mereka juga harus benar-benar berkomitmen untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan warganya.

Hasil menunjukkan bahwa elektabilitas adalah fenomena yang berubah-ubah dan seringkali subjektif. Meskipun survei dapat berfungsi sebagai petunjuk awal, yang lebih penting adalah bagaimana para kandidat menangani masalah nyata dan menunjukkan kepemimpinan mereka dalam semua aspek. Sulawesi Tengah membutuhkan pemimpin yang unggul secara numerik dan juga unggul dalam ide, gagasan dan tindakan. Oleh karena itu, pemilih harus memahami survei sebagai salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi keputusan mereka, bukan satu-satunya.

Semua orang harus ingat pernyataan Thomas Jefferson yang terkenal, "An informed citizenry is the only true repository of the public will." Demokrasi akan menemukan jalannya melalui masyarakat yang cerdas dan kritis.

*) Pengamat Sosial dan Ekonomi