Home Opini Sulawesi Tengah di Simpang Transformasi Pembangunan

Sulawesi Tengah di Simpang Transformasi Pembangunan

Oleh: Dr. Ilham Latandu, ST., MT (*

270
0
Social Media Share
Sulawesi Tengah di Simpang Transformasi Pembangunan

Ilham Latandu. (Foto: Dok. Pribadi)

TEPAT di garis katulistiwa, Sulawesi Tengah membentang megah dengan posisi strategis pada 2° 22' Lintang Utara hingga 3° 48' Lintang Selatan. Provinsi yang memiliki luas daratan 61.605,718 km² ini menjadi titik sentral persilangan antara kawasan timur dan barat Indonesia. Dengan terpilihnya pemimpin baru melalui Pemilihan Kepala Daerah 2024, harapan baru menyeruak untuk transformasi pembangunan yang lebih progresif di daerah ini.

Tantangan geografis dan iklim menjadi pertimbangan krusial bagi nakhoda baru Sulawesi Tengah. Data menunjukkan tren perubahan iklim yang signifikan, dimana tahun 2023 tercatat lebih panas dibanding tahun sebelumnya. Curah hujan menurun drastis dari 1.012,9 mm pada 2022 menjadi 587,50 mm di 2023, meski jumlah hari hujan justru bertambah. Fenomena ini mengisyaratkan perlunya strategi adaptasi perubahan iklim yang lebih komprehensif, terutama untuk sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

Dalam aspek pemerintahan, komposisi 14.126 Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Daerah dan 67.149 PNS Kabupaten/Kota memerlukan orkestrasi kepemimpinan yang piawai. Menariknya, dominasi PNS perempuan yang mencapai 60% menunjukkan keberhasilan kesetaraan gender dalam birokrasi. Keberhasilan ini juga tercermin dalam komposisi DPRD, dimana 26,67% kursi diisi oleh perempuan. Capaian ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan oleh kepemimpinan baru.

Tantangan demografis juga menanti. Dengan populasi yang terus bertumbuh, pemimpin baru harus mampu mengelola potensi bonus demografi secara optimal. Distribusi penduduk yang belum merata antar kabupaten/kota memerlukan kebijakan pemerataan pembangunan yang lebih terarah. Aspek ketenagakerjaan menjadi fokus utama, mengingat sektor informal masih mendominasi lapangan kerja di Sulawesi Tengah.

Sektor pendidikan memerlukan perhatian khusus. Meski rasio guru terhadap murid relatif ideal, kualitas pendidikan masih perlu ditingkatkan. Pembangunan infrastruktur pendidikan dan peningkatan kompetensi tenaga pengajar harus menjadi prioritas untuk mempersiapkan generasi yang mampu bersaing di era global. Di samping itu Pemimpin yang baru dapat menyampaikan dan menjaga Marwah pendidik tanpa harus melanggar hak-hak siswa oleh guru itu sendiri, yang mana kasus-kasus pelaporan dan/atau pemidanaan guru terjadi di Sulawesi Tengah terus terjadi.

Dalam bidang kesehatan, distribusi tenaga medis dan fasilitas kesehatan yang belum merata menjadi PR besar. Data menunjukkan masih tingginya kasus penyakit menular dan tidak menular. Strategi preventif dan promotif kesehatan perlu diperkuat, sejalan dengan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas.

Persoalan perumahan juga menanti solusi dari pemimpin baru. Meski sebagian besar penduduk telah memiliki rumah sendiri, kualitas hunian dan akses terhadap fasilitas dasar seperti air bersih dan sanitasi masih perlu ditingkatkan. Program perumahan rakyat yang terjangkau namun layak huni perlu menjadi agenda prioritas.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tengah yang terus meningkat memberikan optimisme. Namun, angka kemiskinan yang masih signifikan menuntut strategi pengentasan yang lebih efektif. Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan UMKM dan optimalisasi potensi sumber daya lokal perlu diperkuat.

Sulawesi Tengah memiliki potensi besar di sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata yang belum tergarap optimal. Kekayaan hasil laut dan pertanian, ditambah keindahan alam yang memukau, menjadi modal berharga untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan. Pemimpin baru dituntut mampu menghadirkan terobosan kebijakan yang mendorong investasi dan pengembangan industri pengolahan berbasis sumber daya lokal.

Pembangunan infrastruktur konektivitas juga menjadi kunci. Posisi strategis Sulawesi Tengah sebagai jalur perhubungan timur-barat Indonesia perlu didukung infrastruktur transportasi yang memadai. Pengembangan pelabuhan, bandara, dan jaringan jalan yang menghubungkan antar wilayah akan membuka akses ekonomi yang lebih luas.

Tantangan perubahan iklim tidak bisa diabaikan. Pemimpin baru harus mampu menghadirkan kebijakan pembangunan yang adaptif terhadap perubahan iklim. Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, disertai mitigasi bencana yang efektif, menjadi keharusan mengingat posisi geografis Sulawesi Tengah yang rawan bencana.

Di tengah dinamika global yang semakin kompleks, kepemimpinan baru Sulawesi Tengah dituntut memiliki visi futuristik namun tetap membumi. Kemampuan mengorkestrasi berbagai potensi dan mengatasi tantangan akan menentukan keberhasilan pembangunan lima tahun ke depan. Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, pengusaha, dan masyarakat sipil, menjadi kunci keberhasilan.

Sulawesi Tengah di bawah kepemimpinan baru harus mampu bertransformasi menjadi provinsi yang lebih maju, namun tetap menjaga kearifan lokal. Pembangunan ekonomi harus berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Prinsip pembangunan berkelanjutan perlu menjadi landasan setiap kebijakan yang diambil.

Momentum pergantian kepemimpinan ini harus dimanfaatkan untuk melakukan akselerasi pembangunan di segala bidang. Inovasi kebijakan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan perubahan global menjadi keniscayaan. Sulawesi Tengah harus mampu memanfaatkan posisi strategisnya sebagai daerah katulistiwa untuk menjadi hub ekonomi yang menghubungkan kawasan timur dan barat Indonesia.

Nakhoda baru Sulawesi Tengah harus mampu menghadirkan terobosan kebijakan yang menjawab berbagai tantangan pembangunan. Mulai dari pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, hingga pengembangan infrastruktur dan ekonomi digital. Semua ini memerlukan kepemimpinan yang visioner, inovatif, dan berani mengambil keputusan strategis.

Lima tahun ke depan adalah masa yang menentukan bagi transformasi Sulawesi Tengah. Di tangan nakhoda baru, provinsi ini harus mampu mengoptimalkan potensinya sebagai daerah katulistiwa yang strategis. Keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Sulawesi Tengah harus menjadi contoh keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.

(*Penulis adalah Penelaah Teknis Kebijakan & Peneliti Independen)