Home Opini Transformasi Sulawesi Tengah menuju Keberlanjutan Global

Transformasi Sulawesi Tengah menuju Keberlanjutan Global

Oleh: Suparman*)

296
0
Social Media Share
Transformasi Sulawesi Tengah menuju Keberlanjutan Global

Suparman, Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako.

DALAM menghadapi berbagai tantangan ekonomi, sosial, dan lingkungan serta tata kelola pada abad ke-21, transisi menuju ekonomi hijau telah menjadi prioritas utama di seluruh dunia. Pada 3 Oktober 2024, Prof. Wing Thye Woo dari University of California, Davis memberikan International Public Lecture tentang "Starting Green Transition in Central Sulawesi to Entrench Economic Dynamism, Social Progress, and Environmental Sustainability". Untuk menanggapi gagasan besar Prof Woo ini, diperlukan pemikiran mendalam tentang bagaimana Sulawesi Tengah berkontribusi pada pembentukan ekonomi inklusif, kemajuan sosial yang berkelanjutan, dan keberlanjutan lingkungan. Kontribusi dari Sulawesi Tengah ini salah satunya dari Universitas Tadulako, Palu.

Menurut pemikiran Prof. Woo, perubahan iklim, pemanasan global, dan peningkatan frekuensi bencana alam seperti badai besar dan gelombang panas adalah beberapa ancaman global yang dihadapi dunia. Ini semua adalah peringatan bahwa kita berada di tengah krisis lingkungan yang sedang berlangsung. Untuk mengatasi masalah ini di seluruh dunia, utamanya Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) telah menetapkan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang berfokus pada meningkatkan kesejahteraan manusia melalui kemakmuran ekonomi, kemajuan sosial, dan kelestarian lingkungan, serta perbaikan hukum dan tata kelola.Namun, masalah utama adalah bagaimana memastikan bahwa setiap negara, termasuk Indonesia, dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada upaya global ini.

Dengan sumber daya alam yang melimpah, Sulawesi Tengah memiliki potensi besar untuk menjadi pusat transisi ke arah ekonomi yang lebih berorientasi pada lingkungan. Universitas dan institusi pendidikan, termasuk Universitas Tadulako, harus memainkan peran penting dalam menciptakan inovasi, menciptakan pengetahuan baru, dan menyiapkan tenaga kerja yang siap untuk ekonomi hijau.

Menurut ekonom terkenal Jeffrey D. Sachs, transisi ini akan terhambat jika tidak ada kerja sama antara sektor pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta. Menurut Sachs, perguruan tinggi harus berperan sebagai katalisator perubahan dengan mendukung penelitian yang mendukung penerapan energi terbarukan dan teknologi bersih.

Penggunaan energi terbarukan adalah solusi utama untuk menggantikan energi fosil dalam gerakan hijau. Prof. Woo menekankan bahwa penggunaan energi dari sumber daya yang ramah lingkungan seperti tenaga surya, angin, dan biomassa sangat penting untuk menggantikan energi fosil, yang selama ini dominan dan menyebabkan peningkatan emisi karbon dioksida (CO2). Indonesia memiliki potensi besar untuk menghasilkan energi terbarukan, tetapi untuk mencapainya diperlukan kebijakan yang kuat dan investasi infrastruktur yang berkelanjutan.

Energi terbarukan akan menggantikan energi fosil bukan hanya masalah teknologi, tetapi juga transformasi ekonomi secara keseluruhan. Ahli ekonomi hijau berpendapat bahwa transisi ini dapat mendorong penciptaan lapangan kerja baru di sektor energi bersih, mendorong inovasi industri, dan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak lagi berdampak negatif pada lingkungan. Dengan semua potensi alamnya, Sulawesi Tengah harus mampu menjadi pionir dalam pengembangan energi terbarukan di wilayah timur Indonesia.

Tantangan yang dihadapi tidak begitu sederhana. Prof. Woo mengingatkan bahwa perubahan iklim adalah fenomena internasional yang membutuhkan tindakan internasional. Salah satu bagian dari komitmen nasional Indonesia terhadap Perjanjian Paris adalah upaya Sulawesi Tengah untuk beralih ke energi bersih. Kerja sama internasional juga penting untuk mendukung pendanaan dan teknologi energi terbarukan. Untuk mendukung agenda hijau ini, Indonesia harus bekerja sama dengan negara-negara maju dan lembaga internasional.

Peran Universitas dan Perdamaian Global, menurut gagasan Prof. Woo, universitas memiliki peran penting dalam membangun planet yang sehat. Universitas bukan hanya tempat belajar di era modern, tetapi juga tempat untuk melakukan penelitian dan pengembangan teknologi, terutama yang berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan. Prof. Woo menggarisbawahi peran penting universitas dalam menjaga perdamaian dunia. Pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan akses yang adil terhadap teknologi bersih dan sumber daya alam, adalah cara untuk menjaga perdamaian ini.

Sebagai institusi pendidikan yang dekat dengan masyarakat lokal, Universitas Tadulako diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam hal ini. Mahasiswa harus dididik tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan bersaing dalam ekonomi hijau.

Prof. Woo juga mengingatkan bahwa perebutan sumber daya alam sering dikaitkan dengan perang dan konflik. Oleh karena itu, konsep ekonomi hijau dan ekonomi biru sangat relevan untuk Indonesia, terutama Sulawesi Tengah. Konsep ini menekankan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan, yang menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Membangun pertanian yang ramah lingkungan dan bekerlanjutan, tanpa penggunaan obat-obat kimia dalam pertanian (pestisida).

Kerjasama Global dan Solusi untuk Masa Depan

Kolaborasi internasional menjadi sangat penting untuk menangani pemanasan global, perubahan iklim, dan tantangan global lainnya. Dengan jumlah kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran strategis dalam kerja sama global untuk menjaga stabilitas iklim dan perdamaian. Seperti yang disarankan oleh Jeffrey D. Sachs dan Prof. Woo, penguatan kerja sama di bidang teknologi bersih dan energi terbarukan harus menjadi prioritas utama.

Indonesia juga harus memperkuat kebijakannya untuk mengurangi emisi karbon, mendorong teknologi ramah lingkungan, dan meningkatkan kesadaran publik tentang keberlanjutan sebagai bagian dari tanggapan global terhadap perubahan iklim. Agenda SDGs memberikan peta jalan yang jelas untuk mencapai kesejahteraan global melalui kerja sama yang kuat antara negara, sektor swasta, dan masyarakat.

Dengan demikian, transformasi ke arah ekonomi hijau di Sulawesi Tengah harus dianggap sebagai bagian dari upaya lebih besar untuk mengubah dunia secara keseluruhan. Sulawesi Tengah dapat menjadi model bagi provinsi lain dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi energi terbarukan, memperkuat fungsi universitas, dan menjalin kerja sama dengan negara lain. Meskipun ada banyak tantangan yang dihadapi, kita dapat membuat dunia yang lebih adil, aman, dan berkelanjutan dengan bekerja sama satu sama lain.

*) Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako