Home Opini Transisi Menuju Ekonomi Hijau

Transisi Menuju Ekonomi Hijau

Oleh: Suparman *)

409
0
Social Media Share
Transisi Menuju Ekonomi Hijau

Dr Suparman.

Di seluruh dunia, diskusi tentang transisi menuju ekonomi yang lebih hijau telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kekayaan alamnya yang luar biasa dan keberagaman budayanya, Sulawesi tidak boleh terlewatkan dalam daftar ini. Untuk menyahuti pergeseran pemikiran dunia mengenai transisi tersebut, melalui kerjasama Bank Indonesia, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Palu, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako, melaksanakan International Public Lecture pada 3 Oktober 2024 untuk membahas dinamika ekonomi, kemajuan sosial, dan keberlanjutan lingkungan dalam transisi hijau tersebut. Untuk itu dihadirkan satu narasumber utama adalah Prof. Wing Thye Woo dari University of California. Opini ini ditulis sebagai respons terhadap pelaksanaan International Public Lecture tersebut.

“Sustainable development is not a choice, but an imperative for the future of humanity,” kata pakar ekonomi hijau terkenal Jeffrey D. Sachs. Sulawesi, di tengah-tengah Indonesia, menghadapi banyak kesulitan dalam mengimbangi pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Bagaimana Sulawesi dapat memulai transformasi berkelanjutan menuju lingkungan hijau? Bagaimana upaya ini dapat meningkatkan ekonomi, meningkatkan solidaritas sosial, dan menjaga kelestarian alam? 

Strategi untuk Menyeimbangkan Pertumbuhan Ekonomi dan Keberlanjutan Lingkungan Salah satu masalah utama yang dihadapi Sulawesi adalah bagaimana menyeimbangkan pertumbuhan industri manufaktur dengan kebutuhan keberlanjutan lingkungan. Meskipun sektor pertambangan, perkebunan, dan perikanan seringkali berdampak negatif terhadap lingkungan, namun sektor-sektor itu berkontribusi besar pada perekonomian lokal. Teknologi ramah lingkungan adalah strategi penting yang dapat diterapkan. 

Jeffrey Sachs mengingatkan bahwa "teknologi hijau adalah pilar sustainable development." Untuk mengurangi emisi karbon dan sekaligus menyediakan sumber daya energi yang lebih bersih, penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin harus menjadi prioritas utama. 

Selain itu, kebijakan yang tegas diperlukan untuk mengendalikan dampak industri terhadap lingkungan, seperti pengelolaan limbah yang lebih baik dan pengurangan emisi dari industri berat dan transportasi. Strategi ini akan meningkatkan perekonomian melalui efisiensi energi serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan di Sulawesi. 

Transisi Ekonomi Hijau dan Kemajuan Sosial yang Inklusif

Transisi ekonomi hijau mencakup aspek sosial yang penting selain ekonomi dan lingkungan. Bagaimana kemajuan di Sulawesi dapat menjamin keadilan sosial dan pertumbuhan ekonomi? Memastikan bahwa semua kelompok demografi, termasuk kelompok rentan dan masyarakat adat, dapat berpartisipasi aktif dalam proses ekonomi hijau adalah penting untuk keberhasilan transisi ini. Ini dapat dicapai dengan memberdayakan masyarakat lokal melalui program pendidikan keterampilan hijau dan memberikan akses ke peluang ekonomi yang ramah lingkungan. 

Dalam konteks Sulawesi, kebiasaan budaya lokal dan kearifan lokal sangat penting dalam membangun ekonomi hijau yang berkelanjutan. Masyarakat adat sangat memahami cara menjaga keseimbangan ekosistem, dan kebijakan pembangunan hijau harus mengambil pengetahuan ini. 

Menurut Sachs, "local wisdom and cultural practices are vital in creating sustainable communities." Tantangan dan Peluang dalam Transisi Hijau di Sulawesi Sulawesi juga menghadapi banyak tantangan selama proses transisi hijau. Salah satunya bergantung pada sektor ekonomi yang memiliki dampak lingkungan yang signifikan, seperti pertambangan. Untuk mengatasi masalah ini, Sulawesi harus membangun strategi diversifikasi ekonomi yang kuat yang mendorong industri seperti pariwisata berkelanjutan dan pertanian organik. Misalnya, mengingat keindahan alam dan keberagaman hayati Sulawesi, pariwisata berkelanjutan dapat menjadi sektor unggulan. 

Inisiatif untuk meningkatkan jumlah energi terbarukan di Sulawesi menjadi sangat penting dalam hal energi. Menurut para ahli, investasi dalam energi bersih seperti tenaga surya dan angin tidak hanya akan mengurangi jejak karbon tetapi juga akan memberikan peluang kerja bagi masyarakat setempat, terutama di wilayah pedesaan. Perekonomian hijau bergantung pada energi terbarukan, dan Sulawesi dapat menjadi pemimpin dalam revolusi energi hijau Indonesia dengan kebijakan yang tepat. 

Untuk mempercepat transisi hijau di Sulawesi, kemitraan antara sektor publik dan swasta sangat penting. Dalam pengembangan teknologi hijau, model kemitraan ini memungkinkan sektor swasta bekerja sama dengan kebijakan pemerintah yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan dan inovasi. Menurut Jeffrey Sachs, "public-private partnerships are crucial in scaling up green investments." 

Contoh praktis dari model ini dapat ditemukan dalam proyek energi terbarukan yang berlangsung di berbagai negara, di mana pemerintah memberikan insentif dan dukungan kebijakan, dan sektor swasta melakukan investasi dan teknologi. Melalui investasi hijau yang berkelanjutan, Sulawesi dapat meniru model ini untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan lingkungan. 

Pembangunan sumber daya manusia adalah komponen penting lainnya dari transisi hijau. Pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk mendukung ekonomi hijau. Untuk mendukung ekonomi hijau, Sulawesi perlu mengubah program pendidikan dan pelatihan vokasional untuk menyediakan tenaga kerja dengan keterampilan yang relevan. Program pelatihan yang berfokus pada energi terbarukan, manajemen sumber daya alam, dan teknologi hijau akan sangat penting untuk memastikan bahwa tenaga kerja Sulawesi siap untuk berpartisipasi dalam ekonomi hijau global. 

Menurut Sachs, “Education is the cornerstone of sustainable development.” Tanpa investasi yang cukup dalam pendidikan dan pelatihan, Sulawesi akan sulit memanfaatkan potensi ekonomi hijau yang luar biasa yang ditawarkannya. 

Masa Depan Hijau Sulawesi

Sulawesi memiliki segala kemungkinan untuk menjadi pemimpin dalam transisi ke arah lingkungan ramah lingkungan di Indonesia. Sulawesi memiliki kemampuan untuk mengembangkan ekonomi yang dinamis, inklusif, dan berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alamnya yang melimpah, menerapkan teknologi hijau, dan membangun kemitraan publik-swasta yang kuat. Kitaharus memastikan bahwa Sulawesi tidak hanya mengikuti jejak transisi hijau, tetapi juga menjadi pionir dalam memimpin perubahan hijau di Indonesia, seperti yang dinyatakan oleh Jeffrey D. Sachs: “The green transition is not just an option; it is the path to a sustainable future.” 

*) Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako