
Ahdin sedang melaksanakan tugasnya mengangkut sampah di Jalan Hasanuddin Kota Palu. FOTO: UDIN SALIM
PALU, METROSULAWESI.NET- Ahdin alias Ojo (54 tahun) sudah menghabiskan separuh hidupnya jadi petugas kebersihan. Setiap hari dia bekerja mengangku sampah di wilayah Kelurahan Lolu Utara dengan menggunakan sepada motor tiga roda.
Di usianya yang setengah abad itu, Ahdin tak ditemani siapa-siapa. Dia bekerja sendiri menyusuri jalan, menyinggahi setiap tumpukan sampah yang ada di depan rumah-rumah atau areal pertokoan. Setiap kali mendapati tumpukan sampah, Ahdin memarkir kendaraannya. Dia turun dari atas sepeda motor sambil mengambil sapu dan alat pengangkut sampah.
Sudah 15 tahun Ahdin menggeluti pekerjaannya sebagai pengangkut sampah. Dia melakukannya dari pagi hingga sore.
"Satu hari saja saya tidak kerja, sampah akan banyak menumpuk. Makanya saya tidak punya hari libur," kata Ahdin kepada Metrosulawesi sambil mengumpulkan sampah di Jalan Hasanuddin, depan pertokoan Palu, Sabtu 17 Agustus 2024.
Tugas Ahdin mengangkut sampah di wilayah kelurahan Lolu Utara. Yaitu meliputi Jalan Prof Moh Yamin, Jl Juanda, Jl Kartini, dan Jl Hasanudin. "Saya kembali ke rumah setelah semua sampah di wilayah kerja saya terangkut, " ujarnya.
Miris. Selama 15 tahun bekerja sebagai petugas pengangkut sampah, upah yang diterima Ahdin masih di bawah UMP (Upah Minimum Provinsi) yang besarannya Rp2,7 juta. Dia hanya diupah sebesar Rp2 juta per bulan. Upah sebesar itu tidak hanya di bawah UMP, tapi juga di bawah UMK (Upah Minimum Kota) Palu yang besarannya Rp3,1 juta.
Satu kesyukuran kata Ahdin, dia mendapat jaminan sosial kesehatan dan tenaga kerja. “Asuransi sudah ditanggung semua, kesehatan dan ketenagakerjaan,” kata Ahdin.
Di hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-79 kali ini, Ahdin mengaku tidak meminta muluk-muluk. Dia berharap agar pemimpin kedepan lebih memperhatikan pekerja seperti dirinya. “Saya cuma minta sederhana, naikkan upah kami, biar kami juga lebih sejahtera,” ujar Ahdin. (din)

LEAVE A REPLY