
Gambar desain masjid Ummu Ratna Sa
PALU, METROSULAWESI.NET- Ustad Abdul Soma (UAS) melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid Ummu Ratna Sa'diyah, Ahad 25 Agustus 2024.
Masjid Ummu Ratna Sa'diyah adalah masjid yang dibangun tepat di samping rumah milik Ahmad Ali di Jalan Swadaya Palu. Pembiayaan pembangunan masjid ini sepenuhnya ditanggung penuh oleh Ahmad Ali.
Peletakan batu pertama pembangunannya dilakukan oleh UAS bersama-sama Ahmad Ali dan istrinya Nilam Sari Lawira, serta beberapa tokoh agama lainnya.
Dilihat dari desain gambarnya, arsitektur Masjid Ummu Ratna Sa'diyah, termasuk cukup mewah. Warna putih mendominasi cat bangunan masjid. Kubanya dicat dengan warna hijau. Ornamen-ornamennya semakin mempercantik masjid ini. Masjid ini dilengkapi dua Menara, yang bagian paling atasnya dicat warna hijau.
Masjid yang cukup besar tersebut, dibangun di sebelah utara (bukan barat, seperti diberitakan sebelumnya) dari rumah kediaman Ahmad Ali. Secara umum desain masjid tersebut, dibuat mirip dengan kediaman Ahmad Ali.
Didesain Untuk Pengajian
Pada saat menyampaikan tauziyah, UAS sempat terkesan dengan kediaman Ahmad Ali. Ini karena rumah tersebut mampu menampung ratusan Jemaah. “Rupanya rumah ini dibangun oleh bapak Ahmad Ali dan ibu Nilam, bukan cuma sekadar tempat tinggal, tapi memang diperuntukkan bisa digunakan tempat pengajian,” kata UAS di sela-sela penyampaikan tauziyahnya pagi itu.
UAS pun kemudian melanjutkan bahwa memang, siapapun umat Islam yang ingin membangun rumah, sebaiknya diniatkan untuk bisa digunakan pengajian. “Supaya apa? Biar rumah itu diberkahi, dan anak-anak kita yang tinggal di dalamnya jadi cinta Alquran,” kata UAS.
Pagi itu ada ratusan Jemaah melaksanakan salat subuh dan mendengarkan tauziyah UAS di rumah Ahmad Ali. Setelah salat subuh dilanjutkan dengan penyampaian kultum yang juga oleh UAS. Ustad yang dikenal dengan sejuta followers itu membahas tentang keutamaan surah At-Tin.
Dalam tausiahnya, UAS menjelaskan manfaat buah tin dan zaitun untuk manusia, serta kemuliaan dan kesempurnaan manusia karena agamanya, dan betapa rendah dan hinanya manusia karena meninggalkan agamanya. (*)

LEAVE A REPLY