Bakal Calon Gubernur Sulteng, H Ahmad Ali bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Presiden Jakarta, Rabu 11 September 2024. FOTO: INSTAGRAM
PALU, METROSULAWESI.NET- Bakal Calon Gubernur Sulteng, H Ahmad Ali bertemu Presiden Joko Widodo di Istana, Rabu 11 September 2024.
Ahmad Ali memposting foto kebersamaannya dengan sang Presiden di akun Instagramnya. Ahmad Ali mengenakan jas warna biru muda bermotif garis kotak-kotak dipadu dengan celana Panjang warna gelap. Sementara sang Presiden mengenakan baju batik dengan celana panjang hitam.
Tidak diketahui apa yang dibahas dalam pertemuan itu. Ahmad Ali hanya memposting satu foto dan menuliskan caption sederet kalimat pendek yang mengungkapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi.
“Terima kasih pak presiden atas waktu n arahan nya,” demikian tulis Ahmad Ali seperti dikutip di akun Instagramnya, Kamis 12 September 2024.
Foto itu diposting Ahmad Ali pada Rabu 11 September 2024 usai bertemu Presiden. Hingga Kamis ini sudah mendapat banyak komentar dan dua ribuan like.
Ekonomi Kerakyatan
Ahmad Ali dan pasanganya Abdul Karim Aljufri sejak ditetapkan berpasangan pada kontestasi Pilgub Sulteng terus bergerak mensosialisasikan visi misi atau program mereka bila memimpin Sulteng.
Baru-baru ini dalam pertemuannya dengan sejumlah pengusaha dan Ormas di Bungku, Kabupaten Morowali, Ahmad Ali menjanjikan akan mendorong ekonomi kerakyatan. Dia berjanji akan menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi ketergantungan dari sector pertambangan.
Pada pertemuan itu, Ahmad Ali didampingi oleh bakal calon Wakil Gubernur Abdul Karim Aljufri. Sedangkan dari pengusaha tampak hadir dari HIPMI, KADIN dan pelaku UMKM. Sejumlah organisasi massa lainnya juga hadiri, seperti Pemuda Pancasila (PP) dan Kahmi.
Calon gubernur dari koalisasi BerAmal (Bersama Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri) itu menegaskan, program utama yang akan dijalankan jika terpilih adalah mensejahterakan masyarakat.
Ahmad Ali menyoroti kondisi ekonomi Sulawesi Tengah yang meskipun menunjukkan pertumbuhan tinggi, tidak diiringi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ia menekankan bahwa hal ini disebabkan oleh dominasi industri nikel yang hanya berdampak pada segelintir pihak.
Menurut Ahmad Ali, sektor tambang merupakan kewenangan pemerintah pusat, sehingga ia tidak akan banyak membicarakan soal tambang jika terpilih.
Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap ketergantungan ekonomi daerah pada industri tambang, yang ia yakini akan mengalami penurunan dalam beberapa dekade mendatang.
“Bagaimana nasib Sulawesi Tengah jika tambang sudah tidak ada?” tanya Ahmad Ali dalam pertemuan yang berlangsung di Mening's Cafe & Resto, Bungku Tengah.
Ia menegaskan pentingnya mempersiapkan infrastruktur dan kebijakan yang mendukung sektor ekonomi kemasyarakatan, seperti industri pertanian dan nelayan, serta UMKM, untuk menjadi tulang punggung ekonomi daerah.
Ahmad Ali juga mendorong pengembangan wirausaha muda yang mandiri dari ketergantungan terhadap tambang.
“Kita harus mulai menyiapkan entrepreneur baru hingga 10.000 – 20.000. Selama ini kita terlalu dininabobokkan oleh tambang, kita harus mulai siapkan UMKM yang bisa bersaing,” kata Ahmad Ali.
Ia juga melihat pemindahan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan sebagai peluang bagi Sulawesi Tengah untuk menjadi pemasok logistik utama bagi kebutuhan ibu kota baru.
Ahmad Ali optimistis bahwa dengan pengembangan sektor-sektor tersebut, Sulawesi Tengah dapat memiliki fondasi ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan.
“Masyarakat harus kita ubah cara pandangnya, petani harus jadi profesi yang menjanjikan kesejahteraan,” tandasnya. (din/*)

LEAVE A REPLY