Home Sulteng Disbunak Tolitoli Antisipasi Penyebaran Virus PMK

Disbunak Tolitoli Antisipasi Penyebaran Virus PMK

295
0
Social Media Share
Disbunak Tolitoli Antisipasi Penyebaran Virus PMK

Seorang petugas memeriksa dan mengobati sapi yang terinfeksi PMK. Foto kanan: Kadisbunnak Kabupaten Tolitoli, H Herman Majid. (Foto: Antara)

TOLITOLI, METROSULAWESI.NET - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang masuk ke Kabupaten Tolitoli diduga berasal dari provinsi Gorotalo, sehingga hal tersebut mulai menular ke puluhan ternak sapi yang tersebar di tiga kecamatan di Kabupaten Tolitoli.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Tolitoli, Herman Majid mengatakan, virus PMK mulai masuk ke peternakan warga seperti di Kecamatan Dondo, Dampal Selatan dan Kecamatan Tolitoli Utara.

Meskipun begitu kata dia, serangan virus PMK belum sampai menaikkan status penyakit menjadi kejadian luar biasa (KLB),

"Namun petugas di lapangan tetap waspada hingga siaga I, waspada jangan sampai virus makin mengganas dan menyebar ke kecamatan lain,” ujarnya.

Saat ini, berbagai upaya gerak cepat pencegahan sekaligus meswaspadai penyebaran virus PMK, salah satunya menurunkan mantri hewan dan langsung melakukan identifikasi antara lain penanganan penyemprotan disinfektan ke semua kandang, dan pencegahan secara merata di 10 kecamatan. Alhasil, di tiga kecamatan yang terserang wabah PMK, sebagian besar ternak bisa sembuh.

Adapun ternak yang terserang sakit parah, penanganannya lebih khusus. Kita pisahkan, dan karantina ketat.

“Kami juga tegaskan ke peternak, jangan sampai sapi yang terjangkit PMK kemudian dijual ke masyarakat, jangan sampai dagingnya dikonsumsi manusia. Sebab, PMK bisa juga menular ke manusia. Wah gawat kalau dikonsumsi. Karena itu, penegasan harus diperkuat,” jelasnya.

Selain itu, untuk penanganan kondisi darurat saat ini, Disbunak juga telah memberi tahu bupati dan DPRD Tolitoli agar mempertimbangkan penyiapan anggaran darurat untuk mendukung kinerja tim satgas yang dibentuk Disbunak dibantu jajaran TNI dan Polri, serta peternak itu sendiri.

“Anggaran darurat ini sangat kami harapkan, sebab petugas jaga di perbatasan itu butuh operasional, agar tanggungjawab mereka mengantisipasi masuknya sapi berpenyakit tidak lagi masuk ke Tolitoli, demikian pula tim satgas yang dibantu TNI dan Polri,” urainya.

Herman menyebutkan, saat ini ternak sapi asal Tolitoli juga mendapat pengawasan ketat daerah lain seperti Kota Tarakan. Pemerintah daerah setempat, enggan menerima sapi Tolitoli jika tidak dilengkapi dengan surat pernyataan sehat dan bebas PMK, tersertifikasi, serta adanya rekomendasi permintaan.

“Kita juga bisa seenaknya ekspor ke Tarakan, biarpun sehat, bebas PMK. Tetapi, jika tidak ada surat rekomendasi permintaan dari daerah penerima, kita gak bisa kirim,” lengkapnya.

Sekedar diketahui, Penyakit mulut dan kuku atau Foot and Mouth Disease (FMD) adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh virus Aphthovirus. PMK merupakan penyakit yang sangat menular dan dapat menyerang hewan berkuku belah, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, rusa, dan babi.

Berikut beberapa upaya yang dilakukan untuk menangani wabah PMK di antaranya, melakukan vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan hewan ternak, melakukan dekontaminasi kandang, peralatan, kendaraan, dan barang lain yang berpotensi menularkan virus, melakukan surveilans dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat di daerah yang belum tertular, menyusun Road Map Penanganan PMK.

Sedangkan cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK, yaitu memisahkan hewan ternak yang sakit dengan yang sehat, tidak memegang hewan ternak yang sakit, membersihkan diri setelah memegang hewan ternak yang sakit, tidak memberikan sisa makanan hewan ternak yang sakit kepada hewan ternak yang sehat.ungkapnya.

Reporter: Aco Amir 
Editor: Udin Salim

tengah 1