
Ketua Asprov PSSI Sulawesi Tengah, Hadianto Rasyid, memberi arahan kepada tim sepakbola putra PON XXI Aceh-Sumut, di rumah jabatan walikota Palu, Kamis (19/09/2024). (Foto: METROSULAWESI / Adi Pranata)
PALU, METROSULAWESI.NET - Ketua Asprov PSSI Sulawesi Tengah, Hadianto Rasyid masih belum bisa menutupi rasa kekecewaanya usai tim sepakbola Sulteng gagal melaju ke babak semifinal usai kalah hadapi tuan rumah PON Aceh di babak perempat final.
Pasca pertandingan perembat final Sabtu (14/09), PSSI melalui ketua umum, Erik Thohir telah mengutus tim investigasi terkait tindak kecurangan pada saat pertandingan.
Menurut Hadianto, apapun yang dilakukan PSSI tidak akan menghapus kekecewaan hati seluruh masyarakat Sulawesi Tengah.
“Apa yang dilakukan PSSI tidak akan menghapus luka kita. Ini catatan sejarah terburuk bagi kita masyarakat Sulteng. Khususnya persepakbolaan," kata Hadianto, yang juga walikota Palu saat menyambut pemain Sulteng di rumah jabatan pemerintahan Walikota Palu, Kamis (19/09/2024) pagi.
Menurutnya, yang menerima hasil pertandingan, perlu dipertanyakan karena sangat melukai hati masyarakat seluruh Sulawesi Tengah.
“Apa yang kita alami di PON Aceh adalah bentuk kezaliman yang luar biasa, yang saya yakin pertanggung jawabannya kepada Allah Swt akan sangat besar,” ucapnya.
“Dan saya secara pribadi sulit melupakan duka yang begitu dalam,” tambah Hadianto.
Hadianto menambahkan, apa yang terjadi di Aceh jadi pelajaran bagi semua pihak termasuk Asprov PSSI Sulteng menciptakan kompetisi yang adil tanpa mencederai hati para pesepakbola muda.
“Saya menekankan kepada Asprov khususnya perwasitan, untuk menjaga sebaik-baiknya, harus fair play dalam setiap pertandingan. Karena ketika melakukan sesuatu yang tidak fair, kita menghancurkan hati anak-anak kita,” ujarnya.
Reporter: Adi Pranata
Editor: Udin Salim

LEAVE A REPLY