Home Olahraga Menjaga Nyala Regenerasi

Menjaga Nyala Regenerasi

Sandrina Like Kaliey, Atlet Sepak Takraw Sulteng

652
0
Social Media Share
Menjaga Nyala Regenerasi

Sandrina Like Kaliey. (Foto: METROSULAWESI/ Adi Pranata)

PALU, METROSULAWESI.NET - Berbicara pembinaan sepak takraw putri di Sulawesi Tengah, nama Sandrina Like Kaliey (54 tahun) tak bisa dipisahkan. Mantan atlet SEA Games dan Asian Games ini tak kenal lelah mengorbitkan pesepak takraw putri hebat dari tanah Sulteng.

Berbekal pengalamannya sebagai atlet dan pelatih timnas, Sandrina yang telah melahirkan talenta-talenta muda seperti Nur Isni Chikita, Akyko M Kapito, dan Widya. Ketiganya pernah merasakan atmosfer kejuaraan internasional, termasuk SEA Games, berkat keuletan Sandrina.

Bakat Sandrina sebagai pelatih tidak murni lahir dari atlet sepak takraw. Putri kelahiran Kabupaten Poso ini sejatinya merupakan atlet Voli Sulawesi Tengah. Ia sudah memperkuat tim Sulteng di ajang Pra PON pada tahun 1988 di Makassar. 

Pada PON tahun 1992, Sandrina akhirnya untuk pertama kalinya mewakili Sulteng di ajang multicabang nasional ini. Ia bersama Riantowe Pagalu Yenirce Maroangi, dan Yetrin sukses mempersembahkan medali Perunggu untuk Sulteng. 

Di tahun 1996, Sandrina bahkan jadi satu-satunya atlet yang mengikuti dua cabor sekaligus saat PON berlangsung di Jakarta. Yang benar saja, bakatnya di cabor Voli Pantai membawa Sandrina dilirik oleh talent Scouting untuk memperkuat timnas Voli Pantai.

“Dari PON 1996, saya terpilih mewakili Indonesia pada Kejuaraan Dunia Voli Pantai di Indonesia tahun 1996,” kata Sandrina. 

Meski mewakili kejuaraan Dunia, Sandrina selanjutnya lebih menekuni olahraga sepak takraw. Keahliannya sebagai smasher handal mengantarkannya ke berbagai ajang internasional, seperti SEA Games 1997, Asian Games 1998, dan King's Cup di Thailand.

Pada tahun 2008 sandrina untuk pertama kalinya dipercayakan sebagai Pelatih timnas sepak takraw untuk kejuaraan internasional bertajuk King’s Cup di Thailand. Ini pengalaman pertama Sandrina membawa timnas untuk kejuaraaan Internasional. 

Kehadiran Sandrina di skuad timnas tentunya membuka jalan lebar untuk pesepak takraw asal Sulteng untuk unjuk gigi. Chikita dan Widya adalah dua atlet putri Sulteng yang dibawa untuk memperkuat timnas. 

Berbekal pengalaman tersebut, Sandrina kini membentuk klub Sepaktakraw yang diberi nama Prima Zha. Ia bahkan menjadikan rumahnya di BTN Palupi Kota Palu jadi asrama atlet Putri dari luar Sulteng. Sedikitnya ia sudah membina 50 atlet sepak takraw. 

“Ini saya lakukan karena hoby dan pengalaman saya pernah jadi atlet sampai di SEA games dan Asian Games. Sekarang selain membela tim Sulteng, dua atlet binaan saya yakni Shanty Tesalonika, Shella Vanya kini tengah Tc untuk memperkuat Jabar di PON,” ucap Sandrina. 

Bagi Sandrina, melatih atlet junior adalah hobi sekaligus pengabdian untuk terus mencetak generasi pesepak takraw. Berbekal pengalamannya sebagai mantan atlet SEA Games dan Asian Games serta pelatih timnas, ia ingin terus menciptakan atlet hebat bahkan hingga tinggkat Internasional.

"Saya sudah merasa bangga apabila talenta yang ada sama saya bisa saya transfer ke atlet-atlet junior. Kalau atlet sudah berprestasi, yang bangga orang tuanya dan atlet itu sendiri," kata Sandrina.

Dedikasi dan semangat Sandrina dalam membina sepak takraw putri patut menjadi teladan bagi kita semua. Kegigihannya dalam melahirkan talenta-talenta muda akan terus membawa harum nama Sulawesi Tengah di kancah nasional dan internasional.

Reporter: Adi Pranata
Editor: Udin Salim

tengah 1