Home Ekonomi OJK: Tingkat Pendidikan Masyarakat Berbanding Lurus dengan Hasil SNLIK

OJK: Tingkat Pendidikan Masyarakat Berbanding Lurus dengan Hasil SNLIK

159
0
Social Media Share
OJK: Tingkat Pendidikan Masyarakat Berbanding Lurus dengan Hasil SNLIK

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi (kiri) dan Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono (kanan) saat konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (2/5/2025). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)

JAKARTA, METROSULAWESI.NET- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat pendidikan masyarakat berbanding lurus dengan tingkat literasi dan inklusi keuangan mereka, sebagaimana yang ditunjukkan dalam hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi saat konferensi pers pengumuman hasil SNLIK Tahun 2025 di Jakarta, Jumat, menyampaikan, kelompok masyarakat yang tidak/belum pernah sekolah/tidak tamat SD/sederajat memiliki indeks literasi dan keuangan inklusi yang terendah atau di bawah indeks nasional, yakni masing-masing sebesar 43,20 persen dan 56,95 persen (metode keberlanjutan).

“Untuk masyarakat yang tamat perguruan tinggi, memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan tertinggi yaitu sebesar 90,63 persen dan 99,10 persen (metode keberlanjutan),” kata Friderica atau akrab disapa Kiki.

Indeks literasi dan inklusi keuangan semakin meningkat hingga ke jenjang pendidikan yang paling tinggi. Indeks literasi pada masyarakat yang tamat SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SMA/sederajat masing-masing 54,50 persen, 64,04 persen, dan 79,18 persen.

Sedangkan indeks inklusi keuangan pada masyarakat yang tamat SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SMA/sederajat masing-masing 68,06 persen, 82 persen, 92,81 persen.

Hasil SNLIK 2025 juga menunjukkan indeks literasi dan inklusi keuangan berdasarkan pekerjaan/kegiatan sehari-hari.

Kelompok pegawai/profesional, pensiunan/purnawirawan dan pengusaha/wiraswasta mempunyai indeks literasi keuangan tertinggi, yakni masing-masing sebesar 85,80 persen, 74,11 persen dan 73,60 persen.

Sebaliknya, kelompok tidak/belum bekerja, petani/peternak/pekebun/nelayan dan pekerjaan lainnya memiliki indeks literasi keuangan terendah, yakni masing-masing sebesar 49,36 persen, 58,87 persen dan 60,17 persen.

Selanjutnya, pada inklusi keuangan, kelompok pensiunan/purnawirawan, pegawai/profesional dan pengusaha/wiraswasta juga memiliki indeks tertinggi, yakni masing-masing sebesar 100,00 persen, 95,11 persen dan 88,66 persen.

Sebaliknya, kelompok tidak/belum bekerja, petani/peternak/pekebun/nelayan dan pekerjaan lainnya memiliki indeks inklusi keuangan terendah, yakni masing-masing sebesar 64,82 persen, 69,40 persen dan 74,73 persen.

Berdasarkan klasifikasi desa, indeks literasi dan inklusi keuangan wilayah perkotaan masing-masing sebesar 70,89 persen dan 83,61 persen, lebih tinggi dibandingkan wilayah perdesaan yakni masing-masing sebesar 59,60 persen dan 75,70 persen.

Berdasarkan gender, indeks literasi keuangan laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Indeks literasi keuangan laki-laki dan perempuan adalah masing-masing sebesar 67,32 persen dan 65,58 persen. Sedangkan, indeks inklusi keuangan laki-laki dikatakan sebanding dengan perempuan, yakni masing-masing 80,73 persen dan 80,28 persen.

Berdasarkan umur, kelompok 26-35 tahun, 18-25 tahun dan 36-50 tahun memiliki indeks literasi keuangan tertinggi, yakni masing-masing sebesar 74,04 persen, 73,22 persen dan 72,05 persen. Sebaliknya, kelompok umur 15-17 tahun dan 51-79 tahun memiliki indeks literasi keuangan terendah, yakni masing-masing sebesar 51,68 persen dan 54,55 persen.

Selanjutnya, kelompok umur 18-25 tahun, 26-35 tahun dan 36-50 tahun memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi, yakni masing-masing sebesar 89,96 persen, 86,10 persen dan 85,81 persen. Sebaliknya, kelompok umur 51-79 tahun dan 15-17 tahun memiliki indeks inklusi keuangan terendah, yakni masing-masing sebesar 66,88 persen dan 74,00 persen.

Secara nasional, hasil SNLIK 2025 mencatat indeks literasi dan inklusi keuangan masing-masing 66,46 persen dan 80,51 persen (metode keberlanjutan). Angka ini meningkat apabila dibandingkan dengan hasil SNLIK 2024 indeks literasi dan inklusi keuangan masing-masing tercatat 65,43 persen dan 75,02 persen. (ant)

tengah 1