
Kegiatan pelatihan internal dari BPOM Palu dengan tema “Implementasi Penyesuaian Metode HPLC ke UPLC pada Metode Analisis Penetapan Kadar Clobazam Tablet dan Amiodarone Tablet”. (Foto: IST)
PALU, METROSULAWESI.NET - Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palu meningkatkan implementasi menyelenggarakan pelatihan internal yang tema “Implementasi Penyesuaian Metode HPLC ke UPLC pada Metode Analisis Penetapan Kadar Clobazam Tablet dan Amiodarone Tablet”.
Kepala Balai POM di Palu, Mardianto, menekankan pentingnya pelatihan ini untuk meningkatkan kompetensi para petugas pengujian. Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari Pusat Pengujian dan Pengembangan Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN), yaitu Tia Agustiany.
“Saya berharap pelatihan ini dapat menjadi wadah untuk berbagi pengalaman dan diskusi, sehingga kapasitas para penguji semakin meningkat,” ujarnya, Selasa, 17 September 2024.
Sebanyak 5 orang peserta dari Laboratorium Pengujian Obat dan Napza Balai POM Oalu mengikuti pelatihan ini.
Peralihan dari High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) konvensional ke Ultra-Performance Liquid Chromatography (UPLC) merupakan langkah maju dalam meningkatkan efisiensi dan sensitivitas analisis.
“Meskipun keduanya merupakan teknik pemisahan yang kuat, UPLC menawarkan beberapa keunggulan signifikan, seperti waktu analisis yang lebih singkat, resolusi yang lebih tinggi, sensitivitas yang lebih baik, serta hasil yang lebih akurat dan konsisten,” katanya.
Dijelaskan, perbedaan utama antara HPLC dan UPLC terletak pada ukuran partikel fase stasioner dan tekanan operasi. UPLC menggunakan partikel yang jauh lebih kecil, sehingga memerlukan tekanan yang lebih tinggi untuk mendorong fase gerak melalui kolom.
“Oleh karena itu, untuk beralih dari HPLC ke UPLC, beberapa parameter metode perlu disesuaikan, seperti pemilihan fase stasioner yang sesuai, optimasi komposisi fase gerak, penyesuaian laju alir, tekanan operasi, volume injeksi, dan pengaturan suhu kolom,” jelasnya.
Reporter: Fikri Alihana
Editor: Syahril Hantono

LEAVE A REPLY