Home Opini Fondasi Transformasi Ekonomi dan Ekonomi Hijau

Fondasi Transformasi Ekonomi dan Ekonomi Hijau

Oleh: Dr Suparman*

388
0
Social Media Share
Fondasi Transformasi Ekonomi dan Ekonomi Hijau

Dr Suparman, Sekjen IKA Universitas Tadulako. FOTO: DOK

DALAM dunia yang semakin cepat dan kompleks ini, fondasi ekonomi yang kokoh menjadi lebih penting dari sebelumnya. Saat ini, tantangan yang dihadapi tidak lagi berasal dari fluktuasi ekonomi biasa, tetapi dari serangkaian perubahan fundamental yang membutuhkan tindakan cepat dan tepat. Perubahan dalam siklus ekonomi dan keuangan, pergeseran pola pertumbuhan ekonomi global, digitalisasi, inklusi, dan ekonomi hijau adalah lima elemen penting yang membentuk fondasi transformasi ekonomi yang harus diperkuat untuk memastikan pembangunan yang berkelanjutan.

Siklus keuangan dan ekonomi telah menunjukkan volatilitas yang semakin meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Krisis keuangan dunia tahun 2008 menunjukkan bagaimana ketidakseimbangan dalam sistem keuangan internasional dapat menyebar dengan cepat dan menimbulkan dampak negatif yang signifikan (spillover effect). Dengan perkembangan teknologi yang cepat dan meningkatnya koneksi ekonomi global, ancaman ini menjadi semakin nyata. Negara-negara menjadi lebih rentan terhadap gangguan dari luar karena mereka bergantung pada sistem keuangan global yang kompleks.

Untuk mengantisipasi risiko ini, Indonesia harus memperkuat fondasi keuangan domestiknya. Meningkatkan ketahanan ekonomi melalui diversifikasi sumber pendapatan negara, memperkuat sektor riil, dan meningkatkan inklusi keuangan adalah salah satu caranya. Dengan memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan, risiko dari ketidakstabilan global dapat diredam dan ekonomi domestik dapat berjalan dengan stabil.

Proses pertumbuhan ekonomi global sedang mengalami transformasi yang signifikan. Setelah berabad-abad menjadi pusat ekonomi dunia, Eropa dan Amerika Serikat kini mulai bersaing dengan negara-negara seperti China, India, dan Indonesia. Dengan pergeseran ini, negara-negara berkembang (emerging market) memiliki peluang besar untuk meningkatkan peran mereka di kancah internasional dan mengubah peta kekuatan ekonomi dunia.

Indonesia harus memanfaatkan momentum ini. Indonesia memiliki modal yang kuat untuk menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dunia karena populasi yang besar dan sumber daya alam yang melimpah. Namun, untuk mencapainya, diperlukan pendekatan yang tepat untuk mengelola sumber daya, meningkatkan hubungan dagang internasional, dan mengambil peran penting dalam rantai pasokan global. Untuk memanfaatkan peluang ini, diperlukan peningkatan infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai.

Dunia demografi sedang berubah dengan cepat, yang membawa tantangan dan peluang baru. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, peningkatan populasi milenial menciptakan peluang untuk memanfaatkan bonus demografi, tetapi juga menuntut kebijakan yang mendukung penciptaan lapangan kerja dan pembangunan kapasitas. Di sisi lain, di negara-negara maju, populasi yang menua menjadi tantangan besar, terutama dalam hal pembiayaan pensiun dan pelayanan kesehatan.

Untuk menghadapi kenyataan ini, Indonesia harus membuat kebijakan yang mendukung produktivitas tenaga kerja dan akses yang lebih baik ke pendidikan. Investasi yang sangat penting adalah menyiapkan generasi muda dengan keterampilan yang diperlukan untuk pasar kerja masa depan. Selain itu, pemerintah harus membangun sistem jaminan sosial yang inklusif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah yang muncul saat populasi menjadi lebih tua.

Pandemi Covid-19 telah membuat adopsi teknologi digital menjadi lebih cepat di seluruh dunia. Digitalisasi di Indonesia tidak hanya menjadi alat untuk bertahan di tengah bencana, tetapi juga memungkinkan transformasi ekonomi yang lebih besar. Digitalisasi harus menjadi pilar utama dalam fondasi ekonomi Indonesia ke depan. Sektor-sektor yang sebelumnya berjalan secara konvensional kini mulai beralih ke platform digital, mempercepat inovasi, dan menciptakan peluang baru dalam ekonomi digital. Untuk memperluas infrastruktur digital, meningkatkan literasi digital masyarakat, dan mendorong inovasi di berbagai sektor, pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama. Sebaliknya, peraturan yang mendukung pertumbuhan ekonomi digital harus segera dibuat untuk menjamin bahwa pertumbuhan ini berjalan lancar dan adil. Digitalisasi adalah strategi untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di dunia saat ini dan solusi jangka pendek untuk pandemi.

Inklusi dan Ekonomi Hijau

Perubahan ekonomi yang sukses tidak hanya diukur oleh peningkatan PDB, tetapi juga seberapa inklusif dan berkelanjutan pertumbuhan tersebut. Ekonomi hijau memastikan bahwa pertumbuhan tersebut tidak mengorbankan lingkungan untuk generasi mendatang, sementara inklusi ekonomi memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat berpartisipasi dalam pertumbuhan.

Karena keanekaragaman hayati yang luar biasanya, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk mendorong ekonomi hijau. Untuk menjamin masa depan yang berkelanjutan, langkah-langkah penting harus diambil, termasuk pengelolaan sumber daya alam yang bijak, investasi dalam energi terbarukan, dan pengurangan emisi karbon. Selain itu, fokus utama harus terletak pada inklusi sosial dan ekonomi, untuk memastikan bahwa kebijakan yang dibuat akan bermanfaat bagi semua orang, terutama mereka yang berada di kelompok rentan.

Keputusan yang dibuat hari ini di Indonesia akan menentukan bagaimana masa depan akan berjalan. Indonesia dapat memastikan bahwa ia tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan berkembang di tengah perubahan global yang cepat dengan memperkuat fondasi transformasi ekonomi melalui ketahanan finansial, pemanfaatan peluang global, digitalisasi, dan komitmen terhadap inklusi dan ekonomi hijau.

Kesempatan untuk membangun ekonomi yang lebih kuat, adil, dan berkelanjutan ada di tengah tantangan saat ini. Indonesia dapat menangani tantangan zaman dan mewujudkan transformasi ekonomi yang sebenarnya dengan visi yang jelas, kepemimpinan yang bijak, dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat. Ini akan menjadi fondasi yang kokoh untuk masa depan yang lebih baik.

*)  Penulis adalah Sekretaris Jenderal IKA (Ikatan Keluarga Alumni) Universitas Tadulako

tengah 1