DONGGALA, METROSULAWESI.NET - Sekelompok Mahasiswa Banawa dan LS-Adi mendatangi kantor KPUD Donggala, Senin 21 Oktober 2024. Mereka bermaksud menemui komisioner KPUD.

Ketua KPU Donggala, Nurbia dan dua anggotanya awalnya tidak mau bertemu mahasiswa yang menunggu di depan kantor KPU Donggala.

“Kami bukan perusak Demokrasi, KPU Donggala pecundang, Bahlul, dan bodoh, tidak berani menemui kami yang hanya jumlahnya hanya lima orang mahasiswa Donggala. Kami ingin berdialog terkait debat pilkada yang dilakanakan di Donggala” kata Ujang saat ditemui Metrosulawesi di kantor KPU Donggala usai melakukan aksi damai, Senin 21 Oktober 2024.

Kata Ujang lagi, aksi takut KPU Donggala dengan mahasiswa itu membuat lembaga penyelenggara pemilu semakin mencerminkan lembaga yang anti kritik. Padahal lanjut ujang kami hanya sekelompok mahasiswa yang ingin berdialog tidak punya tendesi atau kepentingan.

“Kedatangan kami hanya ingin berdialog. Apa landasan KPU Donggala buat debat pilkada Donggala di Kota Palu? Kami hanya ingin mendengar argumen KPU Donggala. Kalau pun nantinya argumen KPU Donggala kuat, pasti kami dukung debat dilakukan di kota Palu,” bebernya.

Ia menambahkan lagi Ketua KPUD Donggala takut bertemu mahasiswa tanpa ada kejelasan.

“Mereka hanya mendiamkan dan menganggap kami mahasiswa yang tidak berkompeten,” kata Ujang. 

Setelah menyampaikan orasi, pihak KPU Donggala kemudian meminta mereka masuk ke dalam kantor KPU. Namun dalam pertemuan itu, gagal karena para mahasiswa memilih walkout dari pertemuan itu.

Ketua KPU Donggala, Nurbia bergeming. Dia mengatakan debat Pilkada Donggala tetap dilaksanakan di Kota Palu. Alasannya biayanya lebih murah.

“Lebih murah dibikin di Palu karena TVRI tidak mau bikin di Donggala, kami pilih walkout,” kata Ujang mengutip ketua KPU.

"Atas peristiwa ini kami akan mengadukan KPU Donggala ke DKPP".

Reporter: Tamsyir Ramli
Editor: Udin Salim