
Mansur S. (Foto: Dok. Pribadi)
PALU, METROSULAWESI.NET - Meraih pangkat tertinggi merupakan impian prajurit TNI. Tetapi berbeda dengan Mansur S, yang memilih pensiun di usia muda 41 tahun dengan pangkat Sersan Satu.
Terjun ke dunia politik menjadi salah satu alasan Mansur pensiun dini. Dia pun menyatakan siap ikut dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Donggala tahun 20024.
Sekilas tentang pria kelahiran Maret 1980 itu berkarir di militer. Dia memulai tugas menjadi tentara pada tahun 2001 melalui pendidikan Secata, kemudian mengikuti Secaba tahun 2014.
Mansur mendapat tugas di wilayah Kabupaten Donggala serta beberapa tempat di Indonesia. Misalnya dua kali bertugas di perbatasan Indonesia-Timor Leste pada tahun 2002 dan 2004. Saat itu dia tergabung dalam Satgas UNPKF Timur-Timor dan RI tahun 2002-2003 dan Satgas UNPKF RDTL dan Rl Tahun 2004-2005.
Setelah bertugas di wilayah perbatasan negara, Mansur kembali bertugas di wilayah Kodim Donggala sebagai intel. Mansur kemudian terlibat dalam Satgas Intelijen Tinombala Tahun 2016-207 dalam penanganan pasca konflik Poso.
Selama menjadi anggota TNI, Mansur S mendapat sejumlah tanda jasa, yakni Penghargaan Setia Lencana Darma Nusa Dari Presiden Republik Indonesia dalam rangka Satgas UNPKF Timur-Timor dan RI thn 2002-2003; Penghargaan Setia Lencana Darma Nusa dari Presiden Republik Indonesia dalam rangka Satgas UNPKF - RDTL (Republik Demokrasi Timor Leste) dan Rl Thn 2004-2005; Piagam penghargaan Komandan Kolakops TNI Tinombala 2016; Penghargaan dari Kepolisian Republik Indonesia; dan Penghargaan Setia Lencana Darma Nusa dari Presiden Repoblik Indonesia Dalam Rangka Satgas 1 Intelijen Tinombala thn 2016-2017.
''Penghargaan ini berasal dari tiga presiden Indonesia, yakni Presiden Megawati, Presiden SBY, dan Presiden Jokowi. Tidak semua prajurit TNI mendapat penghargaan ini,'' kata tiga anak tersebut kepada Metrosulawsi.
Dalam perkembangan selanjutnya Mansur S meminta menjadi anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) di wilayah Kodim Donggala. Mansur S lebih banyak berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat Kecamatan Banawa, Rio Pakava, dan Dolo selama menjadi anggota Babinsa sejak tahun 2015.
Ketertarikan ke dunia politik mulai timbul saat menjadi anggota Babinsa. Mansur pun meminta untuk pensiun dari anggota TNI dengan pangkat Sersan Satu. ''Sacara pribadi alasan untuk pensiun untuk masuk ke politik. Bersyukur para pimpinan saya mendukung pilihan saya,'' katanya.
Maka Mansur menjalin komunikasi dengan sejumlah politisi daerah untuk menjadi calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2024. Sejumlah partai berpikir dua kali menjadikannya caleg karena latar belakang sebagai pensiunan TNI. Mansur akhirnya menjadi caleg DPRD Donggala dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sayangnya, Mansur gagal menjadi wakil rakyat, meskipun perolehan suaranya paling tinggi dibanding caleg lain dari PPP. ''Perolehan suara saya paling tinggi yakni 2.105 di banding caleg lain,'' katanya.
Meski begitu tidak menyurutkan ''nyali'' dan menjadi putus asa untuk melangkah lebih jauh, yakni mengikuti kontestasi Pilkada Kabupaten Donggala. Terkait keinginannya maju di Pilkada Donggala, Mansur belakangan ini intens menjalin komunikasi politik dengan para pengurus partai.
''Sejumlah pengurus partai telah berkomunikasi dengan saya. Insya Allah saya akan maju sebagai calon wakil bupati Donggala. Karena itu minta dukungan masyarakat dan partai politik,'' kata Mansur.
Reporter: Syahril Hantono

LEAVE A REPLY