
BERI SAMBUTAN - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Washotia Dr. Hj. Nilam Sari Lawira (NSL) saat memberikan sambutan. (Foto: METROSULAWESI/ Faiz Syafar Lanoto)
PALU, METROSULAWESI.NET - Ribuan umat Islam menghadiri acara dzikir dan selawat akbar yang digelar Wanita Sholawat Indonesia (Washotia) dan Persaudaraan Indonesia Berdzikir (PIB) di Pantai Talise Palu, Ahad malam 4 Februari 2024.
Selain dari Kota Palu, ribuan umat itu berasal dari Kabupaten Sigi, Parigi Moutong dan Donggala.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Washotia Dr. Hj. Nilam Sari Lawira (NSL) mengatakan, sebuah luapan penuh syukur dari diri pribadi, keluarga, serta kelembagaan seluruh anggota Washotia atas animo tinggi masyarakat atau jamaah yang hadir di acara tersebut.
“Alhamdulillah Washotia telah memasuki usia ke-4 tahun, demikian pula dengan PB PIB telah memasuki usia ke-12 tahun. Malam ini tentu kita melaksanakan syukuran penuh khidmat atas puja-puji kepada Allah SWT dan sanjungan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW,” ungkap NSL dalam sambutannya.
NSL mengatakan melalui lembaga Washotia dan PB PIB, ke depannya akan terus diberi kekuatan dan kemampuan oleh Allah supaya tetap istiqomah dalam melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan serta sosial kemasyarakatan di Kota Palu dan Sulteng secara umum.
“Yang melalui harapan ini Insha Allah bisa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita selaku umat Islam, umat mayoritas yang ada di Indonesia,” tuturnya.
Dia pun mengungkapkan apresiasi tinggi dan terima kasih tak terhingga atas peran seluruh panitia dan tentunya juga jamaah secara umum, atas pelaksanaan Milad kali itu lancar hingga berakhir khidmat.
“Tanpa kehadiran tanpa kebersamaan kita, bagi kami Washotia maupun PIB tentu tidak bisa melaksanakan apa-apa (atas acara ini). Karena kita tetap bersama, bersinergi, berkolaborasi alhamdulillah setiap pelaksanaan Washotia maupun PIB dihadiri oleh banyak kaum Muslim yang ada di Sulteng. Ini merupakan kebanggaan bagi kami, karena ini menandakan bahwa masyarakat Sulteng adalah masyarakat yang religius,” tandasnya.
Serambi Haramain
Tak hanya membumikan puja-puji kepada Allah SWT dan selawat kepada nabi besar Muhammad SAW, giat tersebut juga mendeklarasikan Provinsi Sulteng sebagai daerah Serambi Haramain (Serambi Mekkah dan Madinah) serta opening acara Pantai Indah Talise Kota Palu.
Banyak tokoh agama mulai dari Al-Habib Abdul Kadir bin Umar Mauladawilah asal Malang, Buya Dr. Muhammad J. Wartabone selaku Ketua Umum PB PIB dan Anggota DPP Washotia, dan Ketua Umum DPP Washotia sekaligus Ketua Dewan Pembina PB PIB Dr. Hj. Nilam Sari Lawira (NSL) serta masih banyak lagi.
Prof. Dr. Haliadi Sadi selaku Pakar Sejarah dari Untad menjabarkan isi deklarasi untuk Sulteng menjadi Serambi Haramain, didasari setidaknya lima sumber data pendukung.
Pertama berdasar ditemukannya peradaban dan kebudayaan di empat lembah yakni Behoa, Bada, Napu, dan Palu/Lindu bahwa terdapat 2.102 peradaban megalitikum yang terdiri atas 26 jenis artefak.
“Artefak itu tersebar pada 118 situs yang menunjukkan bahwa penanggalan sejak abad ke-2 sebelum Masehi. Hal ini membuktikan bahwa sejak 2 abad sebelum Masehi tersebut, Sulawesi Tengah memiliki peradaban dan kebudayaan setara peradaban Mekong (Cina) bahkan sama dengan peradaban Piramida di Mesir,” urai Haliadi.
Kedua ditemukannya peradaban dari bukti hand stencil (telapak tangan) di dinding tebing dan gua Batu Cadas di Morowali Utara pada abad ke-5 dan ke-3 sebelum Masehi.
Ketiga, ditemukannya situs kuburan Imam Syaban di Lantang, Bulagi Selatan, Banggai Kepulauan pada tanggal 128 Hijriah setara 749 Masehi. “Temuan situs ini berisi makam Imam Syaban, makam Imam Fuadi, serta peta alam sebagai bukti masuk dan pengembangan agama Islam di wilayah Bangkep dan Sulteng pada umumnya,” ujarnya.
Reporter: Faiz Syafar Lanoto
Editor: Udin Salim

LEAVE A REPLY