
Salihudin. (Foto: Dok Pribadi)
MEMASUKI tahun 2025, Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatatkan dirinya sebagai salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Data Muhidin Mohamad Said, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI, menunjukkan pertumbuhan ekonomi Sulteng sebesar 9,08% pada Triwulan III 2024, jauh melampaui rata-rata nasional yang berada di angka 4,95%.
Keberhasilan ini menempatkan Sulteng di peringkat kedua pertumbuhan ekonomi nasional, di bawah Papua Barat. Tingkat inflasi yang terkendali pada 1,71% semakin memperkuat stabilitas ekonomi daerah ini.
Keberhasilan Sulteng tidak lepas dari pengelolaan sumber daya mineral seperti nikel, emas, dan tembaga. Hilirisasi melalui pembangunan smelter menjadi kunci utama, menghasilkan nilai tambah yang signifikan.Hal ini sejalan dgn kebijakan nasional yang menempatkan Sulteng sebagai daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sebagai tambahan, proyeksi dari World Economic Outlook (WEO) yang dirilis oleh International Monetary Fund (IMF) menyoroti bahwa tantangan global di tahun 2025 akan cukup berat, dengan pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan stagnan di angka 3,2%.
Selain itu, pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan RI akan memberlakukan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada awal tahun. Kebijakan ini menjadi tantangan besar dalam menjaga daya beli masyarakat. Namun, dengan strategi yang tepat, optimisme tetap terjaga untuk mencapai target pertumbuhan nasional sebesar 5,20%.
***
Untuk Sulteng, langkah strategis sangat diperlukan guna menjaga momentum ini. Pemda perlu memfokuskan pada pembangunan infrastruktur, mendorong investasi sektor pengolahan, serta memperkuat sektor pertanian, perikanan, dan UMKM.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan potensi besar yang bisa dimaksimalkan melalui pengelolaan sumber daya dan kelestarian lingkungan yang lebih baik.
Keberhasilan ekonomi Sulteng harus mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, dengan menurunkan angka kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan antarwilayah. Dengan visi strategis yang menyeluruh, tidak mustahil Sulteng mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 10% pada 2025, sekaligus menjadi contoh pembangunan inklusif di Indonesia.
Sulawesi Tengah telah membuktikan posisinya sebagai penggerak ekonomi kawasan. Kini, tugas besar ada pada pemimpin daerah untuk memastikan bahwa momentum emas ini benar-benar membawa manfaat nyata bagi seluruh lapisan masyarakat. *
*) Penulis adalah Tenaga Ahli Anggota DPR RI

LEAVE A REPLY