
FGD - Tampak suasana giat fokus group discussion (FGD) penguatan dan pemanfaatan data IDSD Provinsi Sulawesi Tengah di Palu, baru-baru ini. (Foto: Ist)
PALU, METROSULAWESI.NET - Berdasarkan rilis yang telah dikeluarkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ada tujuh nilai pilar yang lemah dalam indeks daya saing daerah (IDSD) Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu pilar institusi, pilar insfrastruktur, pilar adopsi TIK, pilar kesehatan, pilar sistem keuangan, pilar dinamisme bisnis, dan pilar kapabilitas inovasi.
"Adapun rekap nilai indeks yang kuat dalam IDSD Provinsi Sulawesi Tengah yaitu pilar stabilitas ekonomi, pilar keterampilan, pilar pasar produk, pilar pasar tenaga kerja, dan pilar ukuran pasar," ungkap Kepala Bidang Kebijakan Pembangunan Riset Daerah (KPRD) Brida Sulteng, Rohani Datumusu.
Hal itu diungkapkan saat giat fokus group discussion (FGD) penguatan dan pemanfaatan data IDSD Provinsi Sulawesi Tengah di Palu, baru-baru ini. FGD ini dilaksanakan guna mendorong peningkatan daya saing daerah.
FGD diikuti oleh beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) serta institusi tingkat Provinsi Sulawesi Tengah seperti perwakilan Polda, Universitas Tadulako, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Diketahui, IDSD merupakan instrumen pengukuran daya saing pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk dapat merefleksikan tingkat produktivitas daerah dan merupakan data dasar dan bahan evaluasi dalam melakukan riset dan menyusun kebijakan terkait daya saing daerah di Indonesia.
Rohani menyebut skor IDSD Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2023 berada di angka 3,25. Dengan demikian, Provinsi Sulawesi Tengah berada pada urutan ke-38 dari 43 provinsi. Dalam penilaiannya, indeks daya saing daerah diukur menggunakan 12 (dua belas) pilar, yang masing-masing memiliki beberapa indikator.
"BRIN telah menyampaikan kepada kami, rencana skor IDSD 2024, diupayakan akan dirilis pada bulan Desember," tandas Rohani.
Reporter: Michael Simanjuntak
Editor: Yusuf Bj

LEAVE A REPLY