Home Opini Ahmad Ali dan Janji Politik

Ahmad Ali dan Janji Politik

Oleh: Afifah Ghita Shafwah *)

484
0
Social Media Share
Ahmad Ali dan Janji Politik

Pasangan Bakal Calon Gubernur Sulteng dan Wakil Gubernur Sulteng, H Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri.

SULAWESI Tengah memiliki potensi besar di sektor kelautan dan perikanan, terutama di kawasan Banggai yang meliputi Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, dan Kabupaten Banggai Laut. Kawasan ini tidak hanya dikenal karena sumber daya alamnya yang melimpah, tetapi juga karena keberadaan nelayan yang mengandalkan hasil laut sebagai tulang punggung ekonomi keluarga. Dalam konteks ini, janji politik pasangan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri (BerAmal) yang maju sebagai kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah pada periode 2024-2029 untuk membangun industri perikanan di Kawasan Banggai bersaudara menjadi relevan dan strategis.

Sektor perikanan di Sulawesi Tengah, khususnya di kawasan Banggai, memiliki peran yang signifikan bagi perekonomian lokal. Nelayan di daerah ini menghasilkan berbagai jenis komoditas perikanan, baik ikan tangkap maupun budidaya, yang memiliki nilai jual tinggi. Namun, salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh nelayan di kawasan ini adalah rendahnya nilai tambah dari hasil perikanan mereka. Ikan yang ditangkap biasanya langsung dijual dalam bentuk mentah tanpa melalui proses pengolahan yang lebih lanjut. Akibatnya, keuntungan yang diperoleh nelayan tidak sebanding dengan upaya mereka.

Pembangunan industri perikanan yang direncanakan oleh Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri diharapkan mampu menjawab tantangan ini. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan meningkatkan kemampuan pengolahan hasil perikanan, nilai tambah dari produk perikanan dapat ditingkatkan secara signifikan. Hal ini tidak hanya akan menguntungkan nelayan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja baru di sektor perikanan.

 

Industri Perikanan Terintegrasi

Dalam janji politiknya, pasangan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri menegaskan bahwa pembangunan industri perikanan akan dilakukan secara terintegrasi, mulai dari sektor hulu hingga hilir. Ini mencakup penguatan kapasitas nelayan melalui pelatihan, pemberian akses terhadap teknologi modern, hingga pembangunan infrastruktur pengolahan hasil laut.

Salah satu poin penting dari rencana ini adalah pendirian pabrik pengolahan ikan di kawasan Banggai yang akan memproses ikan mentah menjadi produk bernilai tinggi, seperti ikan fillet, ikan kaleng, atau produk turunan lainnya yang siap ekspor. Industri pengolahan ini tidak hanya akan membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk-produk perikanan lokal, tetapi juga akan meningkatkan daya saing hasil laut Sulawesi Tengah di pasar internasional. Selain itu, pendirian pabrik pengolahan akan menciptakan banyak lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat, terutama dalam proses pengolahan, pengemasan, dan distribusi.

Dalam konteks kebijakan ekonomi yang berkelanjutan, pengembangan industri perikanan ini juga akan mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan. Dengan adanya akses yang lebih baik terhadap infrastruktur dan pasar, nelayan tidak lagi harus bergantung pada tengkulak yang kerap memberikan harga rendah untuk hasil tangkapan mereka. Sebaliknya, nelayan akan memiliki posisi tawar yang lebih kuat dan dapat menikmati hasil yang lebih adil dari kerja keras mereka.

Sulawesi Tengah  Sebagai Pusat Industri Perikanan

Salah satu visi besar dari pasangan Beramal adalah menjadikan Sulawesi Tengah, khususnya kawasan Banggai, sebagai pusat industri perikanan nasional. Ini adalah visi yang ambisius tetapi bukan tidak mungkin untuk diwujudkan, mengingat potensi perikanan yang besar di wilayah ini. Dengan kebijakan yang tepat dan implementasi yang konsisten, Sulawesi Tengah bisa menjadi salah satu pemain utama dalam industri perikanan Indonesia.

Namun, untuk mencapai tujuan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pembangunan infrastruktur perikanan harus dilakukan dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Kegiatan penangkapan ikan yang berlebihan atau tidak ramah lingkungan bisa merusak ekosistem laut dan merugikan nelayan dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah daerah untuk memastikan bahwa setiap langkah pembangunan industri perikanan dilakukan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan laut. Kedua, perlu ada sinergi antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan para pelaku industri perikanan untuk menciptakan ekosistem bisnis yang kondusif. Dalam hal ini, kebijakan yang mendukung, seperti pemberian insentif bagi investor, penyediaan akses pembiayaan bagi nelayan, serta penguatan pasar ekspor, menjadi kunci untuk mencapai keberhasilan.

Pada akhirnya, pembangunan industri perikanan di kawasan Banggai seperti yang dijanjikan oleh pasangan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri memiliki satu tujuan utama: memberdayakan nelayan dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Nelayan adalah tulang punggung ekonomi pesisir, dan memberikan mereka akses terhadap teknologi, pelatihan, serta infrastruktur yang memadai adalah langkah yang penting untuk mengentaskan mereka dari kemiskinan.

Dengan adanya industri pengolahan ikan, nelayan tidak lagi hanya bergantung pada hasil tangkapan sehari-hari, tetapi juga memiliki kesempatan untuk terlibat dalam rantai nilai yang lebih panjang dan menguntungkan. Nilai tambah dari produk perikanan yang dihasilkan akan memberikan dampak langsung pada pendapatan mereka, dan pada akhirnya, akan mengangkat kesejahteraan masyarakat pesisir secara keseluruhan.

 

Mewujudkan Janji Politik

Janji politik untuk membangun industri perikanan di kawasan Banggai bukan hanya sekadar janji kosong. Ini adalah visi yang konkret dan dapat diwujudkan jika ada kemauan politik yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak. Pasangan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri telah menempatkan pembangunan ekonomi berbasis kelautan sebagai salah satu prioritas utama mereka, dan ini adalah langkah yang tepat mengingat potensi besar yang dimiliki oleh Sulawesi Tengah. Sebagai daerah yang kaya akan sumber daya laut, Sulawesi Tengah memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu motor penggerak ekonomi kelautan nasional. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan mengembangkan industri perikanan yang terintegrasi, Sulawesi Tengah bisa menjadi contoh sukses dalam pengelolaan potensi kelautan untuk kepentingan ekonomi lokal dan nasional. Pasangan Beramal harus memastikan bahwa visi ini tidak hanya menjadi slogan kampanye, tetapi juga direalisasikan dengan langkah-langkah konkret yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Pada akhirnya, yang diharapkan oleh masyarakat adalah kebijakan yang mampu membawa perubahan nyata dalam kehidupan mereka, terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan.

*) Pengamat Ekonomi dan Sosial

tengah 1