
Kepala Badan Urusan Logistik Bulog Sub Divre Poso, Deni Narde. (Foto: Ist)
POSO, METROSULAWESI.NET - Belum maksimalnya penyerapan beras petani lokal oleh Badan Urusan Logistik Bulog Sub Divre wilayah Poso. Itu disebabkan sejumlah faktor, mulai dari Harga Pembelian Pemerintah atau HPP yang tidak sesuai dengan keinginan petani, disisi lain juga terbentur pada kualitas beras lokal yang masih jauh dari harapan sesuai Inpres tahun 2015 terkait ketentuan dalam pemasukan beras ke Bulog.
Hal itu dikemukakan Kepala Badan Urusan Logistik Bulog Sub Divre Poso Deni Narde, SP. MP kepada Metrosulawesi, Kamis (26/9) soal belum terakomodirnya serapan atau daya beli beras petani lokal.
Deni menjelaskan, kondisi saat ini harga tingkat petani di Poso lebih mahal dari HPP bulog, saat ini ditetapkan 11 ribu Per Kg, sementara medium beras dipenggilingan harga12 ribu.
"Kecuali Bulog beli dalam kondisi beras premium, namun pangsa pasar untuk premium masih kurang dan terbatas. Memang kondisi saat ini sedang panen, tapi harga beras 12 ribu di penggilingan, sedangkan HPP ditetapkan Rp 11 ribu," tutur Deni.
Ia mengatakan, beberapa kali panen di wilayah Pamona bersaudara dan wilayah pesisir, namun hanya untuk konsumsi masyarakat meskipun pernah juga Bulog Poso membeli 5 ton, namun hanya untuk kebutuhan permintaan pasar khususnya beras premium.
Kendati tidak bisa melakukan pengadaan gabah/beras dari petani, Bulog Poso kata Deni memastikan bahwa stok beras medium aman karena Bulog punya beras cadangan pemerintah.
Reporter: Saiful Sulayapi
Editor: Syahril Hantono

LEAVE A REPLY