
WAWANCARA - Direktur RSUD Undata Sulteng, drg. Herry Mulyadi, didampingi Wadir Pelayanan, dr. Natsir, saat menjelaskan terkait pembagian jasa, di ruang kerjanya, Kamis, 9 November 2023. (Foto: METROSULAWESI/ Moh. Fadel)
PALU, METROSULAWESI.NET - Direktur Rumah Sakit Daerah (RSUD) Undata Provinsi Sulteng, drg. Herry Mulyadi akhirnya menanggapi sejumlah pemberitaan terkait mekanisme pengelolaan insentif jasa pada rumah sakit tersebut.
Kata dia, saat ini RSUD Undata sedang melakukan proses pergantian tata kelola pembagian jasa.
"Jadi kita memperbarui, kemudian kami buat tim jasa yang dipimpin oleh dr. Alfred. Tim Jasa ini yang membuat desain pola pembagian jasa yang baru. Konsep pembagian jasa ini berupa asas keadilan, tentunya dalam proses pembuatan jasa ini tidak mungkin langsung sempurna," jelas Herry, di ruang kerjanya, di dampingi dr. Natsir, Wadir Pelayanan RSUD Undata, Kamis, 9 November 2023.
Herry mengungkapkan, pertemuan kemarin itu, para perawat menyuarakan aspirasinya, dan itu diterima. Bahkan Ketua Tim Jasa telah memaparkan terkait proses pembagian jasa tersebut.
"Sementara itu mengenai informasi terkait insentif Covid itu, ranahnya bukan di kami, tetapi di provinsi atau Dinas Kesehatan Sulteng, karena anggaran bukan dari kami. Kami dari pihak rumah sakit hanya melaksanakan tindakan pelayanan, insentifnya itu anggaran dari provinsi," ungkapnya.
Kembali ke jasa, kata Herry, dalam pembagian jasa itu tentunya ada hambatan-hambatan tidak langsung bisa, sebab perlu melalui proses, sehingga ada yang tertunda.
"Tertunda bukan berarti tidak ada uangnya, kami juga tidak bisa apa-apakan uangnya ini. Hanya saja memang dalam proses pelaksanaan pembagian jasa tidak bisa langsung fix. Namun aspirasi dari semua karyawan kita dengarkan juga, yang jelas pembagianya disini adalah dari semua pihak manajemen kita pangkas, jasa yang diterima dari direksi itu porsinya semua kami potong untuk kami bagikan ke mereka," ujarnya.
Pemangkasan jasa itu, kata Herry, mulai dari Direktur, Wakil Direktur, Kabag, Kabid, bahkan dokter juga semua dipotong, dialihkan kebagian administrasi yang memang banyak orang.
"Jadi kami kondisikan asas kebersamaan, yang jelas manajemen baru di RSUD Undata berusaha memperbaiki, yang selama ini kasihan sedikit kita perbaiki, niat baik ini kita bangun. Karena kurun waktu satahun lebih RSUD Undata ini mengalami peningkatan yang cukup pesat angka kunjungan pasien, walaupun belum sempurna akan tetapi cukup signifikan pendapatan di rumah sakit ini naik 100 persen," katanya.
Namun, kata Herry, betul ada kenaikan pendapatan, namun 2023 ini, alat-alat yang yang umrunya rata-rata 4 tahun masuk 5 tahun mengalami banyak masalah, sehingga dibutuhkan pemulihan dan perbaikan. Memang betul banyak pemasukan, tetapi di 2023 ini ternyata berbarengan harus memperbaiki alat.
"Terkait dengan anggaran Covid ini, saya sudah pernah konsultasi dengan tipikor, dan saya takut dengan ini barang, karena saya pernah kejadian itu kelebihan bayar. Jadi jujur soal ini saya takut, sebab saya bertandatangan, jika terjadi apa-apa dibelakang hari, dan kami mengundang inspektorat empat hari disini, mereka yang review. Saya berani bayar jika sudah ada rekomendasi dari inspektorat," pungkasnya.
Reporter: Moh. Fadel

LEAVE A REPLY