Home Opini Dua Pendekar Putra Daerah Maju sebagai Calon Pemimpin Sulteng 2024-2029

Dua Pendekar Putra Daerah Maju sebagai Calon Pemimpin Sulteng 2024-2029

Oleh: Dr.Mohsen Hasan Alhinduan,MA

881
0
Social Media Share
Dua Pendekar Putra Daerah Maju sebagai Calon Pemimpin Sulteng 2024-2029

Dr.Mohsen Hasan Alhinduan,MA

TOPIK Dua Pendekar Putra Daerah Maju Sebagai Calon Pemimpin Provinsi Sulawesi Tengah H.Ahmad Ali (AA) dan Abdulkarim Aljufri (AKA).

Sebutan pendekar sangat tepat disandang oleh kedua insan itu,karena memiliki sepak terjang yang konsisten dan serius terhadap kemajuan dan perkembangan masyarakat Sulawesi Tengah. Julukan Pendekar memang cocok bagi mereka berdua kenapa begitu..? Karena istilah Pendekar bukan hanya untuk seni bela diri saja akan tetapi disepanjang sejarah Nusantara, pendekar adalah pejuang sejati semata-mata hanya untuk menegakkan keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.Perlu diketahui beliau berdua sebagai putra daerah yang terjun cukup lama dalam dunia perpolitikan nasional, bisnis, sosial dan pendidikan memiliki track record (rekam jejak) yang cukup membanggakan. Sosok pribadi yang smart, gigih, pekerja keras serta fokus,tulus ikhlas serta jujur dalam mengemban amanah. Oleh karena itu kesiapan mereka berdua untuk maju sebagai pemimpin utama di Provinsi Sulteng merupakan anugerah dan jalan yang Allah Swt berikan.

Penulis akan mengajak pembaca yang budiman untuk lebih memahami istilah pendekar.Etimologi kata pendekar adalah gabungandari kata "pandai" dan "akar". Mungkin terkait dengan istilah Kawi upakara yang berarti guru, dan kekarepan yang berarti etos atau ambisi. Varian dari pendekar adalah kata pakar yang bisa berarti ahli apa saja.

Pendekar atau Jawara adalah orang yang memiliki keahlian dalam seni bela diri danmenggunakan keahliannya tersebut untukmembela kebenaran, membela orang lemah dan tertindas, atau menegakkan keadilan dengan menentang sebuah kekuatan penindas.

Dua istilah Pendekar dan Jawara, seperti samurai dan ninja, adalah pahlawan dalam kisah seni bela diri yang tak pernah kehilangan pesonanya. Kode etikanya yang mulia adalah lambang keberanian, kehormatan,dan kedisiplinan. Pendekar selalu melekat pada jiwaraganya sebagai ksatria yang penuh keberanian dalam menegakkan keadilan dengan pedang tajam mereka.

Pendekar terutama di Sulawesi Tengah (Sulteng) juga memiliki kode etika tersendiri, dengan penekanan pada nilai kejujuran, penghormatan kepada leluhur, dan kesetiaan kepada budaya.

Mereka adalah penjaga tradisi dan tiang masyarakat yang kuat. Disamping itu juga ahli dalam tehnik-tehnik bela diri yang menakjubkan, mahir dalam pertarungan tangan kosong dan senjata tradisional.Terlepas dari perbandingan istilah, mereka semua adalah penjaga nilai-nilai kebijaksanaan,kejujuran,dan keberanian dalam dunia seni bela diri yang sangat memukau.

Julukan Pendekar atau Jawara ini lazim disematkan kepada tokoh protagonis (pemeran utama) dalam cerita-cerita rakyat Nusantara yang mengusung tema kepahlawanan. Si Pitung dalam cerita rakyat Jakarta, misalnya, kerap disebut sebagai "Pendekar Betawi, Pembela Rakyat". Contoh lain adalah Nyimas Gamparanyang dijuluki Pendekar Banten karena keberaniannya melawan penjajah Belanda.Pendekar-pendekar di Palu Sulawesi Tengah seperti Pue Nggari Atau Siralangi-Magau (Raja) Pertama Kerajaan Palu, Dato Karama, Datuk Mangaji,Albert Christian Kruyt, dan Guru Tua -Sayid Idrus Salim Aljufri, Tombolotutu dan lain lain.

Hampir semua daerah di Indonesia memiliki tokoh heroik yang digambarkan sebagai pendekar karena memiliki kemampuan bela diri, kekuatan moral, keberanian dalam membela masyarakat kecil dan menentang penguasa zalim.

Masyarakat modern masih menggunakan istilah pendekar bagi tokoh-tokoh yang dinilai heroik, misalnya dalam pemberantasan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme. Harian KOMPAS tanggal 27 Juni 2019 memuat berita utama berjudul "Meminang Para Pendekar Anti-Korupsi" untuk menggambarkan proses seleksi pimpinan KPK yang sedang berlangsung saat itu. Ini adalah satu contoh ideal tentang sosok penegak kebenaran

*)Penulis adalah Direktur Islamic Studies & Arabiah Jakarta, juga Ketua Dewan Penasihat Gerakan Restorasi Pedagang UMKM Indonesia Pusat (GARPU)

tengah 1