
Rusdy Mastura. (Foto: IST)
PALU, METROSULAWESI.NET - Gubernur Sulawesi Tengah, H Rusdy Mastura, mengungkapkan kolaborasi dan kerjasama seluruh pihak merupakan langkah strategis untuk mengatasi permasalahan stunting.
“Kunci pencegahan dan penanganan stunting adalah kolaborasi dan kerjasama seluruh pihak dalam mendukung terbentuknya generasi cerdas, produktif, sejahtera, serta mandiri,” ungkapnya, baru-baru ini.
Selain itu, gubernur mengingatkan pentingnya peran keluarga untuk melakukan pencegahan stunting. Jika ini terlaksana diyakini upaya penanggulangan stunting akan membuahkan hasil yang maksimal.
“Saya mengingatkan kita semua untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi dan kesehatan, pendidikan mengenai pola makan sehat, sanitasi yang baik serta pemeriksaan kesehatan secara rutin,” tandas gubernur.
Diketahui, langkah pencegahan dan penanganan stunting terus dilakukan Pemerintah Provinsi Sulteng. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Provinsi Sulteng, menjadi salah satu pihak yang membuat terobosan.
Dinas P2KB melibatkan Badan Musyawarah Adat (BMA) Sulawesi Tengah dalam mencegah perkawinan anak yang menjadi salah satu penyumbang masih tingginya angka stunting di daerah ini.
"Angka stunting di Sulawesi Tengah masih tinggi, sekarang 27,2 persen," ungkap Kepala Dinas P2KB Provinsi Sulteng, Tuty Zarfiana, saat pertemuan membahas naskah MoU dengan BMA di kantornya, Kamis, 5 September 2024.
Menurut Tuty, pelibatan Badan Musyawarah Adat sangat penting dalam pencegahan perkawinan anak. Sebab pendekatan kepada masyarakat adat Sulawesi Tengah perlu melalui BMA serta lembaga adat hingga struktur tingkat kampung dan dusun.
Reporter: Michael Simanjuntak
Editor: Yusuf Bj

LEAVE A REPLY