Home Olahraga Hendra dan Matahari Bidik Medali Emas di Peparnas 2024

Hendra dan Matahari Bidik Medali Emas di Peparnas 2024

601
0
Social Media Share
Hendra dan Matahari Bidik Medali Emas di Peparnas 2024

Hendra dan Matahari saat jalani latihan di Kota Palu. (Foto: METROSULAWESI/ Adi Pranata)

PALU, METROSULAWESI.NET - Hendra (39 tahun) sudah hampir satu bulan lebih berada di kota Palu meninggalkan kampung halaman di Kabupaten Morowali Utara. Bersama sang istri, Matahari Indah, Hendra penyandang tuna daksa semangat berlatih untuk menyumbang medali emas di ajang Pekan Olahraga Paralimpiade Nasional XVII di Solo. 

Hendra dan Matahari merupakan keluarga sekaligus dua atlet tenis meja yang disiapkan National Paralimpic Indonesia (NPCI) Sulawesi Tengah untuk Peparnas. Keduanya juga sama-sama mempunyai keterbatasan kaki. 

Ajang empat tahunan ini yang paling ditunggu-tunggu keduanya. Tanpa dipanggil lebih dulu, Hendra dan Matahari sudah memberanikan diri jauh-jauh datang ke Palu. Boleh dikata, ini adalah kesempatan Hendra yang hanya buruh bangunan untuk mengharumkan nama daerah di tengah keterbatasan yang dimiliki. 

Di kota Palu, Hendra bersama Matahari sementara menumpang dirumah Mulham Alwi, atlet dengan segudang prestasi sekaligus pelatih para atlet tenis meja difabel.

Total ada delapan atlet tenis meja Sulteng yang akan tanding di Peparnas. Selain Hendra dan Matahari, ada Rendy Suryatno asal Palu, Max Raranta, Tri Rovikayanti, Rizky Wahyudi, Basuki, dan Zuhria H Bahnan dari Kabupaten Toli Toli. Mereka latihan rutin di kediaman Mulham tepatnya di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, kota Palu. 

Peparnas di Surakarta, Jawa Tengah sejatinya bukan ajang perdana bagi Hendra. Dia sudah dua edisi ikut Peparnas. Sayangnya, kesalahan non teknis selalu saja menghalanginya meraih medali. Saat Peparnas di Bandung, Jawa Barat Hendra salah masuk kelas atau kategori. Dia dimasukan di kelas sepuluh yang sudah masuk dalam atlet berkatogori normal. Padahal, kedua kaki hendra dalam kondisi yang tidak normal. 

Demikian juga saat di Papua tahun.

“Kalau di Papua bet saya diprotes lawan karena robek sedikit. Jadi alhasil saya pinjam punya teman yang jarang dipakai. Jadi tidak sesuai bet makanya sudah kalah di babak penyisihan,” kata Hendra ditemui di sela latihan, Sabtu lalu. 

Untuk Peparnas kali ini, kesalahan tersebutlah yang akan diantisipasi. Apalagi sudah ada Mulham, pelatih yang bakal mendampingi para atlet. 

"Karet bet yang paling banyak kejadian. Makanya harus diantisipasi memang seperti bawa lem, bet cadangan, maupun bola itu harus sudah disiapkan semua," ujar Mulham. 

Mulham, menyebutkan, Hendra sangat berpotensi meraih medali emas di ajang Peparnas. Ia dijagokan tanding dikelasnya dan untuk kelas beregu putra serta campuran. 

"Ini sekarang kita fokus latihan lebih ke teknik, karena sisa berapa hari lagi mau berangkat," ujarnya. 

Menurut Mulham, selain Hendra, atlet lainnya juga menunjukan progress yang signifikan sejak dari pertama latihan. Hal ini bisa terjadi karena semangat dari atlet untuk bisa memberikan yang terbaik untuk Sulteng. 

Selain Hendra, Harapan medali dari tenis meja juga datang dari Zuhria H Bahnan. Atlet Tuna daksa dari Tolitoli yang pada Peparnas Papua tahun sukses meraih medali emas satu-satunya di ajang tersebut.

"Ada tiga yang berpotensi bisa mendapat medali emas, ada Hendra, Ria dan Max. Mereka tidak hanya di tunggal, tapi potensi emas juga di ganda," kata Mulham. 

Diketahui, NPC Sulteng akan memberangkatkan empat cabang olahraga pada ajang olahraga disabilitas terbesar di Indonesia. Selain tenis meja ada renang, atletik dan taekwondo.

Reporter: Adi Pranata
Editor: Udin Salim

tengah 1