Home Ekonomi Lima Durian Termahal di Dunia Sudah ada di Parimo

Lima Durian Termahal di Dunia Sudah ada di Parimo

1,355
0
Social Media Share
Lima Durian Termahal di Dunia Sudah ada di Parimo

DURIAN MONTONG - Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng, Nelson Metubun (kiri) bersama Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Sutyanto menikmati durian Montong asal Parigi. (Foto: ISTIMEWA)

PALU, METROSULAWESI.NET - Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng, Nelson Metubun mengatakan, varitas durian asal Sulawesi Tengah memiliki cita rasa berbeda dibandingkan dengan varitas durian asalnya.

“Durian kita ini, alhamdulillah sudah dilirik oleh komunitas internasional. Beberapa investor besar dari China sudah mulai melakukan inves yang luar biasa di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo),” katanya kepada Metrosulawesi di kantornya, Rabu 31 Januari 2024.

Nelson mengatakan, saat ini di Kabupaten Parigi Moutong penaman durian dan pembangunan pengolahan durian sedang berlangsung. 

“Bisa kita lihat saat ini, di sepanjang ruas jalan di Parigi Moutong, ada kita lihat lokasi yang kini beralih fungsi. Yang dulunya tanah kosong, kini sudah dibangun pabrik-pabrik mini pengolahan durian,” jelas Nelson. 

“Bisa kita lihat didaerah Petapa, kemudian di daerah jalur dua, sekitar Olaya, kemudian daerah Masari, Tindaki, Sausu bahkan arah ke Gorontalo,” tambahnya.

Nelson mengatakan, saat ini di Kabupaten Parimo terdapat sentra perkebunan durian yang mulai cukup terkenal, yaitu sentra durian milik Ketut Kari. Ketut kata Nelson, saat ini memiliki sekitar 200 hektar tanaman durian. 

“Dan sentra durian ini sudah terkenal hingga ke manca negara,” ujar Nelson.

Tidak cuma sekadar terkenal di Manca Negara, perkebunan durian milik Ketut Kari di Bolano Lambunu, itu juga mengoleksi semua durian termahal di dunia.

“Ada lima jenis durian termahal di dunia. Saat ini sudah dan sedang dikembangkan oleh pak Ketut Kari di areal perkebunan duriannya di Parigi Moutong,” ujar Nelson. 

Kelima jenis durian termahal di dunia yang saat ini berhasil dikembangkan di perkebunan milik Ketut Kari itu, yakni: Super Tembaga (durian lokal Bangka Belitung termahal nomor 1), durian Ochee/Oci (termahal kedua), durian Musangking (termahal ketiga), Cumashi (juga durian asli Bangka Belitung) dan durian termahal kelima, durian Kania atau Kane.

Nelson mengatakan, ada dua varitas durian lokal Sulteng yang sudah dirilis Kementerian Pertanian sebagai durian unggulan Nasional. Yaitu: durian Tampilang dan durian Raja.

“Jadi bukan durian Montong ya. Durian Montong itu asal Thailand yang dikembangkan di Parigi Moutong. Cuma karena kita punya tanah yang bagus, hasilnya jadi berbeda dengan durian Montong asli Thailand,” jelas Nelson.

Menurut Nelson, karena kualitas durian Sulteng yang unggul yang menjadi daya tarik sehingga investor asal China untuk melirik dan menanamkan investasinya di Parigi Moutong. 
Investor China sudah melakukan survei dan berencana akan membuka lahan seluas 3.000 hektar untuk ditanami durian di Parigi Moutong.

“Di Indonesia cuma ada dua daerah, satu daerah Jawa atau Sumatera, satunya lagi Parigi Moutong,” kata Nelson.

Menurut rencana, durian yang dikembangkan di atas lahan seluas 3.000 hektar itu adalah durian varitas lokal yang ternyata disukai oleh warga di China.

“Kita mau tawari, disamping durian untuk impor seperti Montong, Musang King. Durian-durian impor ini kalau kita sandingkan dengan durian lokal, durian lokal kita tidak kalah,” kata Nelson. 

“Kita punya durian Petapa dan durian Raja yang asli Parigi Moutong dan memang cuma ada di Parigi Moutong,” tambahnya. 

Kualitas durian lokal asal Parigi Moutong itu kata Nelson, sudah diakui oleh Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Sutyanto yang juga penikmat durian.

“Beliau itu setiap minggu dapat kiriman durian dari Pasar Induk Durian Jakarta. Dari semua durian yang beliau rasakan, beliau sangat terkesan dengan durian Montong Parigi,” kata Nelson.

Reporter: Udin Salim

tengah 1