
ILUSTRASI. FOTO: umsb.ac.id
JANJI adalah instrumen politik yang paling sering diperdebatkan di tengah kegembiraan retorika politik. Rakyat diberikan kata-kata manis yang menjanjikan perubahan cepat setiap musim pemilu. Karena banyaknya janji, kita sering lupa bahwa janji tanpa gagasan hanyalah retorika kosong. Seolah-olah figur calon gubernur Sulawesi Tengah Ahmad Ali membawa semangat baru. Ia tidak datang dengan janji-janji yang mengguyur harapan orang-orang; sebaliknya, ia datang dengan gagasan yang dapat dilaksanakan.
Ahmad Ali, yang maju dalam pasangan yang dikenal sebagai Beramal (Bersama Ahmad Ali-Abdul Karim Al Jufri), membawa semangat baru ke dunia politik lokal.
Pendekatan yang lebih substansial daripada kebanyakan politisi lain yang sering menggunakan janji untuk menarik simpati publik. Politisi tidak perlu berjanji terlalu banyak; Politisi juga tidak boleh merasa baik pada orang lain. Pada malam yang syahdu di tanggal 8 Oktober 2024, Ali menyatakan dalam kampanye dialogis di Desa Tinombala, Kecamatan Ongka Malino, Parigi Moutong, bahwa mereka bertekad untuk berbuat yang terbaik untuk masyarakat Sulawesi Tengah.
Orang bijak tidak mengatakan semua yang dipikirkannya, tetapi berpikir semua yang dikatakannya. Narasi ini mengingatkan pada Socrates, filsuf Yunani Kuno, yang mengatakan bahwa "Orang bijak tidak mengatakan semua yang dipikirkannya, tetapi berpikir semua yang dikatakannya." Gagasan adalah dasar yang kokoh untuk kepemimpinan yang kuat, dan janji hanyalah angan-angan yang tidak akan pernah terwujud tanpa landasan yang jelas.
Membangun dengan Ide, Bukan Janji
Janji mudah dibuat di lingkungan politik. Namun, banyak pemimpin yang gagal memenuhi janji mereka. Sebaliknya, gagasan membutuhkan pemikiran mendalam dan tujuan yang jelas. Dalam hal ini, Ahmad Ali dan Abdul Karim Al Jufri tidak terjebak dalam lingkaran angan-angan yang tidak berguna. Mereka datang dengan niat untuk membangun Sulawesi Tengah melalui program-program pro-rakyat yang dapat diukur dan realistis.
Perbaikan infrastruktur jalan, terutama jalan pertanian, yang sangat penting bagi ekonomi pedesaan, adalah salah satu janji nyata yang dikehendaki oleh masyarakat. "Kami akan memuluskan jalan-jalan di Sulawesi Tengah, khususnya jalan-jalan pertanian," tegas Ali. Ide ini bukan sekadar retorika. Ali menyadari bahwa akses infrastruktur yang memadai sangat penting untuk mengembangkan pertanian, yang merupakan bagian penting dari masyarakat Sulawesi Tengah. “Kerja adalah sumber dari segala kekayaan", kata John Locke, dan tanpa akses jalan yang layak, para petani tidak akan dapat melakukan pekerjaan yang optimal.
Kampanye Ahmad Ali tidak menjanjikan langit, tetapi ia menawarkan dasar yang kuat di bumi. Memperbaiki apa yang sudah ada, membuka jalan bagi semua, dan memberi rakyatnya kesempatan untuk berkembang dan bekerja. Pemerintah tidak boleh saling lempar tanggung jawab, antara kabupaten dan provinsi dalam membangun jalan-jalan di daerah ini. Ide ini menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah, sesuai dengan teori Thomas Hobbes tentang "kekuatan negara terletak pada kerjasama antar Lembaga.
Tidak Hanya Retorika
Masyarakat tidak hanya membutuhkan kata-kata ketika berbicara tentang janji; mereka juga menginginkan bukti. Masyarakat transmigran di Desa Kayu Agung, Kecamatan Mepanga, yang sebagian besar telah tinggal di sana selama bertahun-tahun, mengatakan bahwa jalan-jalan di sana belum lancar. Banyak bukti bahwa Pak Ahmad telah berusaha keras untuk kami. Seorang warga menyatakan bahwa mereka tidak lagi membutuhkan perjanjian. Kata-kata ini menunjukkan betapa pentingnya seorang pemimpin yang bertindak.
Ahmad Ali tidak seperti politisi yang senang menggunakan retorika untuk mendapatkan suara. Dia lebih suka menunjukkan apa yang sudah dia lakukan dan bagaimana dia dapat terus berkembang jika dipercaya. Dia percaya bahwa setiap janji yang tidak dipenuhi hanya akan menjadi beban bagi rakyat dan membuat mereka kecewa. “Semua tindakan manusia harus bisa diukur dari apakah itu bisa menjadi prinsip universal yang jujur,” kata filsuf Immanuel Kant. Prinsip ini sangat erat dengan cara Ali memimpin dan berkampanye: menjanjikan hal-hal yang tidak dapat dicapai tetapi bekerja dalam batas-batas kenyataan dan tanggung jawab.
Politik Tanpa Janji
Ahmad Ali menawarkan perspektif yang berbeda dalam konteks politik kontemporer yang penuh dengan janji-janji besar. Apakah ada kemungkinan politik tidak memiliki janji? Ali menunjukkan bahwa dia bisa. Dia percaya bahwa politik harus fokus pada tindakan daripada janji. Jean-Jacques Rousseau mengatakan bahwa kontrak antara rakyat dan pemimpin adalah sumber kekuasaan politik yang sebenarnya. Bukan kontrak janji, tetapi kontrak keyakinan.
Saat ini, Sulawesi Tengah menghadapi pilihan yang sangat penting. Visi Ahmad Ali dan Abdul Karim Al Jufri didasarkan pada hasil nyata, bukan retorika janji. Mereka menyadari bahwa menjadi seorang pemimpin berarti membuat jalan menuju masa depan yang lebih baik dengan dasar yang kokoh dan ide-ide yang dapat diterapkan.
Tanpa rencana yang jelas, tidak mungkin membangun infrastruktur, memberdayakan ekonomi lokal, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, Ahmad Ali telah membuktikan bahwa dia bukanlah politisi yang mengejar ambisius tanpa basis. Ia menyadari bahwa mimpi hanya dapat dicapai melalui kerja keras, kerja sama, dan dedikasi penuh.
Pemimpin Berkomitmen
Baik di tingkat lokal maupun nasional, politisi umbar janji sudah sangat umum. Namun, orang-orang seperti Ahmad Ali, yang rendah hati dan berorientasi pada hasil, membawa harapan baru. Dia menekankan bahwa menjadi seorang pemimpin tidak hanya tentang mendapat suara, tetapi juga tentang mendapatkan kepercayaan rakyat melalui tindakan dan ide yang nyata.
Politik yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan yang bermanfaat bagi masyarakat tidak boleh terperangkap dalam retorika yang tidak memiliki substansi. Ahmad Ali percaya bahwa politik adalah tentang ide dan tindakan. Ketika janji-janji kosong mulai menggoda kita, mungkin sudah waktunya untuk merenungkan pernyataan Confucius, filsuf Tiongkok kuno, "Ketika jelas bahwa tujuan tidak dapat tercapai, jangan sesuaikan tujuan, sesuaikanlah langkah-langkahnya."
Tujuan Ahmad Ali dan Abdul Karim Al Jufri tidak akan diubah untuk kepentingan politik sementara. Mereka telah berkomitmen untuk mengubah tindakan untuk mencapai tujuan besar bagi Sulawesi Tengah. Tujuan ini tidak hanya tertulis dalam janji, tetapi juga terbukti dalam tindakan yang telah mereka lakukan dan akan terus mereka lakukan.
*) Pengamat Sosial dan Ekonomi

LEAVE A REPLY