Gubernur Sulteng ke- 11 Apresiasi Pameran Foto PFI Palu
Pameran foto bertajuk Asa di Atas Patahan yang digelar Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palu mendapat perhatian khusus dari Gubernur Sulawesi Tengah ke 11, periode 2021–2025, Rusdy Mastura. Ia menyempatkan diri berkunjung ke lokasi pameran di Palu Grand Mall, Rabu (17/9).

PALU, METROSULAWESI.NET – Pameran foto bertajuk Asa di Atas Patahan yang digelar Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palu mendapat perhatian khusus dari Gubernur Sulawesi Tengah ke 11, periode 2021–2025, Rusdy Mastura. Ia menyempatkan diri berkunjung ke lokasi pameran di Palu Grand Mall, Rabu (17/9).
Dalam kesempatan itu, pria yang akrab disapa bung Cudi ini mengapresiasi karya-karya foto yang menampilkan kondisi Kota Palu saat dan pascagempa 28 September 2018 silam.
Menurutnya, pameran tersebut menjadi pengingat bagi masyarakat akan risiko bencana yang selalu mengintai.
“Palu ini berada di atas sesar aktif. Artinya, kapan saja bisa terjadi bencana. Karena itu kita semua harus selalu siap dan waspada,” ujar Rusdy Mastura.
Pameran foto Asa di Atas Patahan menampilkan 60 karya visual hasil jepretan 25 fotografer.
Melalui karya-karya tersebut, PFI Palu berupaya menghadirkan refleksi sekaligus optimisme bahwa di balik luka bencana, selalu ada asa untuk bangkit.
Seperti diketahui, pameran foto jurnalistik bertajuk 'Asa di Atas Patahan' itu untuk mengenang tujuh tahun bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi yang melanda Palu, Sigi, dan Donggala pada 2018 silam.
Ketua PFI Palu, Muhammad Rifki menjelaskan pameran menampilkan 60 karya foto jurnalistik karya 25 pewarta foto terbaik berasal dari dalam maupun luar negeri (Malaysia).
Sebab memang, sambung Rifki, pameran kali ini digelar secara partisipatif dengan melibatkan banyak pihak.
Rifki menambahkan, pameran tahun ini mengambil sudut pandang berbeda. Jika sebelumnya banyak menyoroti kesedihan akibat bencana, kali ini karya-karya yang ditampilkan lebih menekankan pada semangat bangkit dan harapan baru.
“Asa di Atas Patahan dipilih sebagai simbol ketangguhan masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu, yang terus berjuang dan menjalani kehidupan pascabencana,” jelasnya.
Karena itu, Rifki menegaskan bahwa pameran ini bukan sekadar mengenang tragedi, tetapi juga menjadi ruang refleksi. Sebab ini adalah momentum bagi seluruh pihak agar mulailah memiliki harapan baru meskipun itu akan tumbuh diatas patahan atau wilayah rawan terhadap bencana.
Sementara Kurator PFI Palu Basri Marzuki menyampaikan bahwa pameran foto jurnalistik tersebut juga menjadi salah satu wadah untuk pengembangan foto jurnalistik di tanah air.
Pameran tersebut dinilai menjadi momentum penting khususnya bagi insan pewarta foto, sebab menjadi salah satu evaluasi terhadap setiap karya foto yang dihasilkan ketika peristiwa bencana alam atau non alam terjadi.
"Dari tema dan karya yang ditampilkan hari ini ada pesan tersirat yang ingin disampaikan bahwa para pewarta foto juga adalah manusia yang memiliki empati dan nurani sehingga tidak melulu soal korban yang harus di potret para pewarta foto," jelas Basri. (ap)
Apa Reaksimu?






