Modulu-Dulu: Lebih dari Sekadar Tradisi Makan Bersama di Lembah Bada

Beberapa pekan lalu, tepatnya akhir bulan Mei 2025, langkah kami membawa tim Jelajah Geopark Poso menyusuri pesona tersembunyi Lembah Bada. Tepatnya di Desa Gintu, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso, kami disambut bukan hanya oleh hamparan alam yang memesona, tetapi juga oleh sebuah tradisi yang hangat dan sarat makna: Modulu-dulu.

Jun 13, 2025 - 10:00
 0
Modulu-Dulu: Lebih dari Sekadar Tradisi Makan Bersama di Lembah Bada
Warga melaksanakan tradisi Modulu Dulu di Desa Gintu, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. (Foto: METROSULAWESI/ Adi Pranata)

POSO, METROSULAWESI.NET - Beberapa pekan lalu, tepatnya akhir bulan Mei 2025, langkah kami membawa tim Jelajah Geopark Poso menyusuri pesona tersembunyi Lembah Bada. Tepatnya di Desa Gintu, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso, kami disambut bukan hanya oleh hamparan alam yang memesona, tetapi juga oleh sebuah tradisi yang hangat dan sarat makna: Modulu-dulu.

Tradisi ini bukan sekadar prosesi makan bersama. Di Lore, ia dikenal sebagai Modulu-dulu, sementara masyarakat Pamona dan Poso Pesisir menyebutnya Molimbu. Sejak 2018, Modulu-dulu telah diakui sebagai warisan budaya takbenda nasional sebuah pengakuan yang pantas untuk sebuah kearifan lokal yang kaya nilai.

Di bawah naungan pepohonan dan udara segar pegunungan, kami duduk melingkar bersama warga. Hidangan khas mulai disajikan, masing-masing dibungkus dengan daun-daun lokal seperti winalu dan iramajoko pengganti piring yang sekaligus menjaga rasa dan aroma tetap alami. Ikan, ayam, dan daging diolah dengan teknik tradisional seperti ituwu (memasak dalam bambu), inuyu (dibakar dalam balutan daun), tiawu (direbus bersama bumbu khas), atau beko (dipanggang perlahan di atas bara). Semua disiapkan dengan rempah-rempah alami yang tidak hanya menggoda lidah, tapi juga mencerminkan kedekatan masyarakat dengan alam.

Sesi makan diakhiri dengan pancua, penganan manis penghangat suasana, dan minuman hasil fermentasi seperti pongas dari beras dan saguer dari nira enau. Kombinasi rasa yang mengajak kami menyelami filosofi hidup masyarakat Lore: sederhana, alami, dan penuh kebersamaan.

Namun Modulu-dulu bukan hanya soal makanan. Ia adalah cara hidup. Sebuah ruang silaturahmi di mana setiap orang dihargai setara. Dalam tradisi ini, ada adab yang dijunjung tinggi: tidak boleh meninggalkan lingkaran sebelum semua selesai makan. Sebuah pelajaran tentang kebersamaan yang mulai langka di tengah kehidupan modern.

Modulu-dulu adalah bentuk cinta. Cinta pada alam, pada budaya, dan pada sesama manusia. Di Lembah Bada, kami tidak hanya menyantap hidangan khas kami mencicipi nilai-nilai yang menyatukan, yang menjaga harmoni, dan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. (Adi Pranata)

Apa Reaksimu?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow