Abolisi Politik, Amnesti Kekuasaan: Tamparan Prabowo untuk Jokowi di Solo

ANALISA kritis dari seorang pengamat Rocky Gerung dalam YouTube Resminya 1 Agustus 2025 dan kami dalam bincang-bincang politik kopi sore tadi bersama seorang Profesor bidang sosial,ekonomi dan politik menanggapi keputusan Presiden Prabowo Subianto terhadap dua orang yang beroposisi Lembong dan Hasto mendapat keajaiban dari Prabowo

Agustus 4, 2025 - 08:00
 0
Abolisi Politik, Amnesti Kekuasaan: Tamparan Prabowo untuk Jokowi di Solo
Mohsen Hasan

ANALISA kritis dari seorang pengamat Rocky Gerung dalam YouTube Resminya 1 Agustus 2025 dan kami dalam bincang-bincang politik kopi sore tadi bersama seorang Profesor bidang sosial,ekonomi  dan politik menanggapi  keputusan Presiden Prabowo Subianto terhadap dua orang yang beroposisi Lembong dan Hasto mendapat keajaiban dari Prabowo..

Presiden Prabowo Subianto mengguncang medan politik nasional dengan dua keputusan yang menggugah: amnesti untuk Hasto Kristiyanto dan abolisi bagi Thomas Lembong. Dua langkah hukum ini bukan sekadar pembebasan individu, tetapi sinyal kuat dari Prabowo bahwa ia tengah menata ulang peta kekuasaan nasional—tanpa Jokowi di pusaran utamanya.

Ini bukan isu hukum belaka. Ini adalah pembentukan ulang poros politik. Dua tokoh yang di mata publik telah menjadi simbol oposisi—Hasto sebagai kader utama PDIP, Tom Lembong sebagai eks teknokrat AMIN—kini direhabilitasi justru oleh Prabowo, sang pemenang Pilpres 2024. Ironinya, pengampunan itu justru menjadi alat politik yang paling tajam: bukan untuk membalas, tapi untuk merebut panggung.

Keputusan ini oleh pengamat Rocky Gerung disebut sebagai “gempa politik kecil” yang mengguncang hingga Solo—kampung halaman Jokowi dan benteng terakhir pengaruh politiknya. Analogi itu tak berlebihan. Solo bukan sekadar geografis, melainkan simbol pusat loyalitas politik Jokowi yang kini tampak tergerus perlahan oleh langkah-langkah presiden baru yang ingin menegaskan kemerdekaannya dari bayang-bayang lama.

Prabowo tak sedang bermain halus. Ia menunjukkan taring—bukan dengan konfrontasi terbuka, tetapi dengan diplomasi hukum yang membebaskan lawan politik Jokowi yang sempat tersingkir. Pesannya jelas: ia bukan perpanjangan tangan pemerintahan sebelumnya, dan lebih dari itu, ia tak akan membiarkan politik dendam diwariskan ke era kepemimpinannya.

Dalam dunia politik, pengampunan bisa lebih menusuk daripada hukuman. Amnesti kepada Hasto bisa dibaca sebagai uluran tangan ke PDIP, partai yang sebelumnya bersilang jalan dengan Jokowi pasca Pilpres. Sementara abolisi untuk Tom Lembong, eks tokoh ekonomi AMIN yang dikenal lugas dan liberal, bisa dibaca sebagai upaya Prabowo menjangkau sisi lain spektrum politik nasional.

Namun lebih dari itu, keputusan ini menandai runtuhnya “politik cawe-cawe” Jokowi. Rocky menyebut pelemahan Jokowi bukan akibat digulingkan, tapi karena tak mampu melepas bayang kekuasaan. Kalimat itu lebih dari kritik; ia adalah vonis terhadap era pascareformasi yang masih menyandera demokrasi dalam genggaman figur tunggal.

Apakah ini pertanda konsolidasi kekuasaan Prabowo yang lebih otentik? Mungkin. Namun itu juga membuka ruang bagi pertanyaan: apakah rekonsiliasi elite ini akan membawa kesejahteraan atau hanya memperpanjang usia oligarki dalam wajah baru?

Yang jelas, Solo tak lagi tenang. Dan Prabowo, kini memegang palu kekuasaan, bukan hanya mengetuk meja—tapi membalik peta.

 

Catatan Penulis Bebas:

Tulisan ini merupakan analisa independen penulis terhadap dinamika politik nasional. Semua kutipan yang bersumber dari Rocky Gerung merujuk pada tayangan kanal YouTube resminya tertanggal 1 Agustus 2025.

Jumat ; 02 Agustus 2025

*) Pemerhati Sosial,Budaya Politik & Isu Global

Apa Reaksimu?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow