Wagub Usulkan Hari Lalampa Jadi Agenda Kebudayaan Nasional

Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Reny A Lamadjido, mengusulkan agar Hari Lalampa dan Parigi Utara Expo (PUE) Festival dimasukkan dalam kalender kebudayaan resmi, tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi juga nasional.

Jun 16, 2025 - 19:11
 0
Wagub Usulkan Hari Lalampa Jadi Agenda Kebudayaan Nasional
Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Reny A Lamadjido (tengah) dalam acara puncak perayaan Hari Lalampa ke-7 dan penutupan PUE Festival ke-3 di Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parigi Moutong, pada Sabtu (14/6/2025). (Foto: Berani Media)

PARIGI MOUTONG, METROSULAWESI.NET - Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Reny A Lamadjido, mengusulkan agar Hari Lalampa dan Parigi Utara Expo (PUE) Festival dimasukkan dalam kalender kebudayaan resmi, tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi juga nasional. 

Usulan tersebut disampaikannya saat menghadiri puncak perayaan Hari Lalampa ke-7 dan penutupan PUE Festival ke-3 di Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parigi Moutong, pada Sabtu (14/6/2025).

“Perayaan Hari Lalampa adalah bentuk nyata dari upaya kita bersama dalam menjaga dan melestarikan kekayaan budaya dan tradisi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Kabupaten Parigi Moutong,” kata dr. Reny dalam sambutannya.

Menurutnya, Parigi Utara Expo tidak hanya menjadi ajang promosi potensi daerah di bidang ekonomi, seni, budaya, dan pariwisata, tetapi juga merupakan ruang partisipatif yang penting dalam pembangunan berbasis budaya. Ia turut mendorong peran generasi muda, termasuk content creator, influencer, dan pelaku ekonomi kreatif, untuk menggunakan platform digital sebagai sarana menyebarkan semangat budaya lokal.

“Saya ingin Hari Lalampa dan PUE Festival menjadi trending topic, masuk kalender budaya Sulawesi Tengah, dan selanjutnya ke tingkat nasional. Budaya lokal punya daya tarik besar jika dikemas dengan kreatif dan dijaga bersama,” ujar Wakil Gubernur.

Reny kemudian berbagi kisah pribadi terkait Lalampa, makanan khas Parigi Moutong yang berbahan dasar nasi dan ikan cakalang, dibungkus daun pisang lalu dibakar. Baginya, makanan tradisional ini bukan sekadar kuliner, melainkan simbol memori kolektif masyarakat yang juga telah dikenal di berbagai daerah hingga luar negeri.

“Saya masih ingat, setiap kali ke Jakarta, saya selalu minta dibawakan Lalampa Gubernur dari Palu. Aromanya, rasanya, dan kenangannya luar biasa. Lalampa sudah jadi bagian dari hati saya dan banyak orang yang pernah hidup di tanah Kaili ini,” kenangnya.

Wakil Gubernur menyatakan siap mendukung penuh inisiatif agar Hari Lalampa masuk dalam agenda resmi kebudayaan Sulawesi Tengah. Ia pun mendorong panitia pelaksana serta pemerintah desa setempat segera menyusun proposal resmi untuk peningkatan status perayaan menjadi event tingkat provinsi bahkan nasional.

“Saya akan sampaikan langsung kepada Bapak Gubernur. Mari kita wujudkan Hari Lalampa sebagai kebanggaan budaya Sulawesi Tengah yang bisa mendunia,” katanya. (ril/*)

Apa Reaksimu?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow