Upaya Ciptakan Ekosistem Energi Bersih di Kawasan IMIP

Sebagai salah satu kawasan industri terintegrasi, Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menegaskan dukungan menuju target Net Zero Emission 2060 melalui sejumlah langkah. Beberapa di antaranya adalah pengembangan perangkat pengendali emisi dan kompensasi lingkungan secara terstruktur dan terukur.

Des 24, 2025 - 06:00
 0
Upaya Ciptakan Ekosistem Energi Bersih di Kawasan IMIP
Pohon rindang memenuhi sepanjang jalan di Kawasan PT IMIP. (Foto: Humas IMIP)

MOROWALI, METROSULAWESI.NET - Sebagai salah satu kawasan industri terintegrasi, Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menegaskan dukungan menuju target Net Zero Emission 2060 melalui sejumlah langkah. Beberapa di antaranya adalah pengembangan perangkat pengendali emisi dan kompensasi lingkungan secara terstruktur dan terukur.

Strategi pengurangan emisi ini tertuang dalam peta jalan (road map) CSR-Environmental IMIP 2030. Dalam implementasinya, tenant yang beroperasi di kawasan IMIP diwajibkan aktif menerapkan kebijakan transisi energi secara menyeluruh, dari penggunaan teknologi dalam tahapan operasional produksi, konversi sumber energi, hingga efisiensi lini produksi.

“Sebagai kawasan industri terintegrasi berfasilitas lengkap dari hulu ke hilir di Morowali, semua tenant wajib mematuhi kebijakan transisi energi dan pengurangan emisi yang kami tetapkan secara internal. Bukan sekadar patuh, tetapi harus berkontribusi pada target penurunan emisi nasional,” ucap Yundi Sobur, Head of Environmental Department PT IMIP, ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (20/12/2025)

Beberapa tenant telah mengadopsi teknologi kogenerasi. Memanfaatkan limbah panas sebagai energi listrik operasional (waste heat recovery). Seperti yang dioperasikan oleh PT Huayue Nickel Cobalt (HYNC) melalui pemanfaatan uap bertekanan hasil pengolahan asam sulfat guna memasok energi listrik hingga 70 persen untuk kebutuhan operasional produksi.

Ada juga PT Dexin Steel Indonesia (DSI), yang membangun pembangkit listrik tenaga surya ramah lingkungan berkapasitas 65,89 megawatt. Hingga Oktober 2025, progres pembangunannya mencapai 80 persen. DSI juga memfungsikan PLTU Gas Buang sebagai perangkat untuk mengubah energi panas dari hasil pembakaran tungku smelter menjadi energi listrik berdaya untuk operasional perusahaan. Operasional PLTU Gas Buang ini mampu menekan kadar emisi sekitar 2,4 juta ton CO2, dan menghemat 980.000 ton batu bara setiap tahun.

Kendali Emisi dan Pemenuhan Kompensasi Hijau

Selain patuh pada perizinan dan regulasi, IMIP berkomitmen menata aspek lingkungan di dalam dan luar kawasan dengan memperhatikan dampak terukur dan dapat dievaluasi secara independen. Hal ini diwujudkan melalui pemasangan perangkat pengendali potensi cemaran udara, khususnya partikulat dan gas hasil pembakaran, sesuai karakteristik proses industri di setiap tenant.

Teknologi utama yang digunakan, antara lain perangkat electrostatic precipitator dengan tingkat efisiensi 90–99 persen untuk mengontrol partikulat halus, khususnya di sektor pembangkit listrik dan pirometalurgi. Kedua, wet scrubber dengan efisiensi hingga 90 persen digunakan di industri hidrometalurgi untuk mengendalikan partikulat dan gas pencemar bersifat asam. Ketiga, flue gas desulfurization untuk pembangkit listrik dan pabrik kokas guna mengendalikan emisi sulfur dioksida (SO2) dengan efisiensi 99 persen.

Di sisi lain, Yundi menyebut kendala utama dalam proses transisi energi, antara lain investasi infrastruktur energi terbarukan yang besar, keterbatasan sumber energi matahari atau angin di beberapa lokasi, dan kompatibilitas antara teknologi lama dan baru. Walau begitu, IMIP menegaskan tidak akan mengendurkan komitmen. Sebaliknya, transisi energi melalui inovasi teknologi dijalankan beriringan dengan upaya pemenuhan kompensasi emisi melalui penghijauan untuk menekan kadar emisi karbon.

Tanggung jawab kompensasi emisi ditempuh melalui program penghijauan. Dari data Departemen Environmental PT IMIP diketahui, sepanjang 2018–2025, IMIP telah menanam 70.188 bibit mangrove pada lahan seluas 5,62 hektare di dalam kawasan IMIP dan beberapa desa di Kecamatan Bahodopi. Adapun dengan tingkat keberlangsungan hidup mangrove (survival rate) sekitar 50 persen, potensi karbon yang dapat disimpan mencapai 8.828,65 tonnes of CO2 equivalent (tCO2e). (*/rad) 

Apa Reaksimu?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow