BI Sulteng Maksimalkan Potensi Sektor Pariwisata
Pada acara Dialog dan Lokakarya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah, Muhamad Irfan Sukarna menyampaikan bahwa ekonomi sektor pariwisata menjadi potensi yang dapat dimaksimalkan.

PALU, METROSULAWESI.NET - Pada acara Dialog dan Lokakarya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah, Muhamad Irfan Sukarna menyampaikan bahwa ekonomi sektor pariwisata menjadi potensi yang dapat dimaksimalkan.
“Karena hal ini memberikan efek domino dalam pembangunan ekonomi mulai dari peluang usaha perhotelan, kuliner, transportasi dan bahkan bagi masyarakat itu sendiri,” katanya, Selasa, 5 Agustus 2025.
Menurutnya, di berbagai daerah selalu sektor pariwisata adalah yang mampu menciptakan multiple efek jauh lebih banyak dibandingkan bidang yang lain arena banyak melibatkan industri usaha kecil menengah dan industri pendukungnya.
“Saat ini seperti disampaikan bahwa potensi pariwisata Sulawesi Tengah belum optimal tercermin dari kontribusi sektor pariwisata yang direpresentasikan oleh lapangan usaha, penyediaan akomodasi dan makan minum serta transportasi dan gudang baru 2,32% jadi sangat jauh dibandingkan nikel yang hampir setengahnya 39%,” terangnya,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat memberikan masukan bagi pemerintah daerah terkait dengan strategi pengembangan potensi pariwisata mulai dari jangka pendek, menengah hingga jangka panjang dengan tetap mengedepankan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Sulawesi Tengah mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 8,69 persen pada triwulan I tahun 2025. Angka ini jauh melampaui pertumbuhan nasional yang sebesar 4,87 persen,” ujarnya menambahkan.
Namun, lanjut Kepala Bank Indonesia, sektor penyumbang utama masih didominasi oleh industri pengolahan khususnya nikel yang berkontribusi hingga 39,34 persen. Di sisi lain, sektor pariwisata yang direpresentasikan oleh lapangan usaha akomodasi dan makanan-minuman hanya berkontribusi 2,32 persen terhadap PDRB.
“Pariwisata memiliki potensi efek ganda yang besar karena melibatkan pelaku UMKM, industri kreatif, dan sektor pendukung lainnya. Oleh karena itu, diperlukan strategi menyeluruh untuk membangun tidak hanya destinasi, tapi juga ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif,” jelasnya.
Forum strategis ini menghadirkan pemangku kepentingan, pejabat pusat dan daerah, di antaranya Deputi Bidang Industri dan Investasi dari kementerian terkait, Direktur Industri Kreatif Musik, Film, dan Animasi Kementerian Pariwisata, mantan Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas, serta Rektor Universitas Tadulako.
Reporter: Fikri Alihana
Editor: Syahril Hantono
Apa Reaksimu?






