Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu Gelar Latihan Penanggulangan Darurat Penerbangan
Pihak Bandar Udara (Bandara) Internasional Mutiara SIS Al-Jufri Palu menggelar latihan penanggulangan keadaan darurat penerbangan (Airport Emergency Exercise) di area bandara setempat, Kamis (18/12). Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya peningkatan kesiapsiagaan dan respons cepat seluruh unsur terkait dalam menghadapi potensi insiden penerbangan.
PALU, METROSULAWESI.NET - Pihak Bandar Udara (Bandara) Internasional Mutiara SIS Al-Jufri Palu menggelar latihan penanggulangan keadaan darurat penerbangan (Airport Emergency Exercise) di area bandara setempat, Kamis (18/12). Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya peningkatan kesiapsiagaan dan respons cepat seluruh unsur terkait dalam menghadapi potensi insiden penerbangan.
Dalam skenario latihan, disimulasikan sebuah pesawat ATR 72-600 rute Morowali–Palu mengalami gangguan saat proses pendaratan. Ketika pesawat berada sekitar 2 nautical mile (NM) sebelum threshold runway, hembusan angin silang (crosswind) mendorong pesawat keluar dari centerline. Akibatnya, pilot kehilangan kendali saat touchdown dan pesawat mengalami overshoot hingga melewati ujung landasan sejauh kurang lebih 95 meter atau runway excursion.
Menanggapi kondisi tersebut, petugas Air Traffic Control (Tower) segera menyampaikan informasi keadaan darurat kepada unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) dengan mendeklarasikan status “Aircraft Emergency Siaga III – Runway Excursion ATR 72-600.”
Setelah menerima laporan dari Tower, petugas PKP-PK langsung melakukan persiapan operasi dengan mempertimbangkan sejumlah kondisi, di antaranya satu unit foam tender yang tidak dapat digerakkan karena harus standby pada pesawat Airbus A320 yang sedang menjalani perawatan. Sementara itu, unit ARFF lainnya segera dikerahkan menuju lokasi kejadian pesawat ATR.
Kepala Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu, Prasetyohadi, menjelaskan bahwa seluruh rangkaian latihan telah dikoordinasikan dan dinotamkan melalui AirNav Palu serta diinformasikan kepada operator penerbangan.
“Kegiatan penanggulangan keadaan darurat ini dilaksanakan di area sisi udara, termasuk runway strip, sehingga wajib dinotamkan. Hal ini sudah kami sampaikan melalui AirNav Palu agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, khususnya jika terdokumentasi dan dipublikasikan di media,” ujarnya.
Menurut Prasetyohadi, latihan ini merupakan agenda rutin tahunan bandara untuk memastikan seluruh peralatan dan personel selalu dalam kondisi siap. Pada simulasi tersebut, pihak bandara menggunakan kendaraan PKP-PK tipe 2 yang disesuaikan dengan karakteristik pesawat ATR, seperti yang dioperasikan oleh maskapai Wings Air.
“Penggunaan PKP-PK tipe 2 ini untuk menguji performa peralatan, ketepatan waktu respons, serta kesiapsiagaan dan koordinasi seluruh petugas di lapangan,” jelasnya.
Selain simulasi kecelakaan pesawat, latihan juga mencakup penanganan situasi darurat lainnya, termasuk skenario gangguan keamanan atau huru-hara di area bandara.
“Evaluasi utama dari latihan ini adalah memastikan seluruh unsur selalu siap siaga dan tanggap dalam menangani kejadian luar biasa, baik insiden maupun kecelakaan yang melibatkan pesawat udara serta penumpang,” tegas Prasetyohadi.
Melalui latihan ini, Bandara Internasional Mutiara SIS Al-Jufri Palu menegaskan komitmennya dalam menjaga standar keselamatan dan keamanan penerbangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Reporter: Adi Pranata
Editor: Udin Salim
Apa Reaksimu?


