ICAE 2025: Akuntan dan Peran Strategis dalam Pencapaian SDGs serta Mitigasi Risiko Iklim

International Conference of Accounting Educators (ICAE) 2025 digelar di Auditorium Universitas Tadulako, Rabu 10 September 2025. Kegiatan ini yang masih menjadi rangkaian dari Simposium Nasional Akuntansi (SNA) Tadulako 2025 itu, dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari dosen dan praktisi akuntansi dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga di seluruh Indonesia.

Sep 19, 2025 - 05:45
 0
ICAE 2025: Akuntan dan Peran Strategis dalam Pencapaian SDGs serta Mitigasi Risiko Iklim
Wali Kota Palu, Hadiyanto Rasyid (kiri) saat menghadiri International Conference of Accounting Educators (ICAE) 2025 di Auditorium Universitas Tadulako, Rabu 10 September 2025. FOTO: IST

PALU, METROSULAWESI.NET- International Conference of Accounting Educators (ICAE) 2025 digelar di Auditorium Universitas Tadulako, Rabu 10 September 2025. Kegiatan ini yang masih menjadi rangkaian dari Simposium Nasional Akuntansi (SNA) Tadulako 2025 itu, dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari dosen dan praktisi akuntansi dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga di seluruh Indonesia.

Mengangkat tema “Accounting for Sustainability: The Role of Accountants in Achieving SDGs and Mitigating Climate Physical Risks”, konferensi ini menjadi wadah penting untuk membahas bagaimana profesi akuntansi dapat berkontribusi nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) sekaligus menghadapi tantangan risiko fisik perubahan iklim.

Konferensi menghadirkan pembicara dari enam negara dengan format hybrid, yang terdiri dari tiga akademisi, dua perwakilan organisasi non-pemerintah, dan satu perwakilan pemerintah. Dari kalangan akademisi, hadir Professor Helen Roberts dari University of Otago (New Zealand), Dr. Mohd. Hairul Azrin Haji Besar dari Universiti Brunei Darussalam, serta Dr. Iftekhar Ahmed dari Newcastle University (United Kingdom). Sementara itu, perwakilan organisasi non-pemerintah terdiri dari dua lembaga internasional. Pertama, Humainement Concernés yang bermarkasi di Perancis dan diwakili langsung oleh pendirinya, Iskander di Spigno. Kedua, manajer proyek dari the Japan International Cooperation Agency (JICA), Hoshi Eiji. Keduanya berbagi pandangan terkait peran organisasi non-pemerintah dalam kebangkitan pascabencana, khususnya di Kota Palu, mengingat program mereka telah aktif mendukung proses pemulihan masyarakat di wilayah ini.

Dari unsur pemerintah, hadir Wali Kota Palu, Hadiyanto Rasyid, yang menyoroti pentingnya peran pemerintah daerah dalam mengarusutamakan keberlanjutan melalui praktik akuntabilitas publik. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya konferensi ini. “This is a remarkable forum to gain insights from experts as we know Palu City is a disaster-prone city,” ujarnya. Pernyataan tersebut menegaskan urgensi penerapan prinsip akuntabilitas dan keberlanjutan dalam pengelolaan keuangan publik, khususnya di daerah rawan bencana.

Ketua panitia, Dr. Muhammad Din, menambahkan, ICAE 2025 tidak hanya menjadi ajang akademik, tetapi juga forum strategis untuk memperkuat kolaborasi internasional dalam menjawab tantangan global, khususnya dalam bidang keberlanjutan, perubahan iklim, dan tata kelola akuntansi.

Dengan diskusi yang kaya akan perspektif lintas negara dan sektor, ICAE 2025 diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pemikiran dan praktik akuntansi, serta mempertegas peran akuntan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. (*)

Apa Reaksimu?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow