Lembaga Adat Poboya Lakukan Ritual Adat sebagai Bentuk Permohonan Rezeki kepada Allah

Poboya, Lembaga Adat Poboya menyelenggarakan prosesi ritual adat sebagai bentuk tradisi atau kepercayaan leluhur yang turun temurun dilakukan sampai saat ini.

Oktober 21, 2025 - 22:09
 0
Lembaga Adat Poboya Lakukan Ritual Adat sebagai Bentuk Permohonan Rezeki  kepada Allah
Prosesi ritual adat Poboya yang dilaksanakan Lembaga Adat Poboya di Wilayah Tambang Rakyat (WPR) Poboya, Kijang 30 Vatutempa Kelurahan Poboya, Selasa, 21 Oktober 2025. FOTO: IST

PALU, METROSULAWESI.NET- Poboya, Lembaga Adat Poboya menyelenggarakan prosesi ritual adat sebagai bentuk tradisi atau kepercayaan leluhur yang turun temurun dilakukan sampai saat ini.

Prosesi ritual yang dilaksanakan di Wilayah Tambang Rakyat (WPR) Poboya, Kijang 30 Vatutempa Kelurahan Poboya, Selasa, 21 Oktober 2025 itu, diawali dengan libu nua ada (musyawarah adat) yang dilakukan oleh kelembagaan adat. Ritual tersebut, dengan maksud dan untuk memohon keberkahan rezeki yang melimpah dari Allah SWT, yaitu tambang emas di wilayah Kelurahan Poboya.

Prosesi ini dilaksanakan oleh Lembaga Adat Kelurahan Poboya, yang diinisiasi tokoh Lembaga Adat Poboya Bapak, Idiljan Djanggola, beserta pengurus Lembaga Ada, antara lain: Herman Pandejori (Sekretaris Adat),  Arsid Lanusu (Bendahara Adat) dan Tokoh Masyarakat Lingkar Tambang,  yang hadir mendukung dan menyaksikan pelaksanaan ritual tersebut,

Ritual adat ini dipimpin oleh sesepuh orang tua adat, Djatu yang menyiapkan segala kelengkapan prosesi ritual. Setelah semua lengkap kemudian dilanjutkan dengan membaca doa meminta keberkahan rezeki melalui tambang emas yang ada di wilayah Kelurahan Poboya.  Ritual  diakhiri pelepasan seekor kambing berwarna putih.

Kambing yang dilepaskan memiliki symbol, yakni: Warna Putih sering kali dianggap sebagai simbol kesucian, keberkahan, dan rezeki yang bersih. Dengan menggunakan hewan berwarna putih, ritual ini diharapkan dapat membawa keberkahan dan rezeki yang halal.

Kambing yang dilepaskan dianggap sebagai simbol rezeki yang diberikan oleh Tuhan. Dengan melepaskan hewan tersebut, masyarakat berharap agar rezeki dapat mengalir deras dalam kehidupan mereka.

Ritual ini merupakan bentuk permohonan kepada Tuhan untuk memberikan rezeki yang melimpah, serta sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang telah diterima.

Ritual ini juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan spiritual dan material dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melakukan ritual ini, masyarakat berharap dapat mencapai kehidupan yang lebih seimbang dan harmonis.

Mohamad Arfan selaku tokoh Masyarakat Poboya yang juga Sekretaris Koperasi Poboya, menyampaikan pelaksanaan Ritual Adat yang lakukan oleh masyarakat adat Poboya ini, menandakan sebagai wujud adanya masyarakat adat yang mendiami di wilayah pertambangan PT. Citra Palu Mineral (CPM) Poboya. “Sehingga perusahaan perlu memperhatikan kepentingan masyarakat adat, dan diharapkan perusahaan dapat melibatkan dan memprioritaskan masyarakat adat dalam operasionalnya untuk meningkatkan kesejahteraan warga di sekitar tambang,” kata Arfan.

Apalagi saat ini katanya, masyarakat adat Poboya berjuang bersama-sama meminta sebagaian hak pengelolaan pertambangan dari PT. CPM, untuk diberikan kepada Masyarakat, seluas ± 246 hektar, agar masyarakat bisa berdaulat di wilayah mereka sendiri, dan mengakui hak-hak masyarakat adat atas tanah dan sumber daya alam yang mereka miliki yang akan dicadangkan untuk Wilyah Pertambangan Rakyat (WPR), serta dapat ditetapkan izin usaha pertambangan rakyat (IPR) kepada Masyarakat Poboya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Ia juga berharap agar Pemerintah pusat dan daerah dapat mendorong penciutan wilayah pertambangan PT. CPM di Poboya dan mengesahkan WPR untuk masyarakat Poboya. 

“Dengan begitu, masyarakat Poboya dapat mengelola sumber daya alam mereka sendiri dan mendapatkan manfaat ekonomi yang adil dan merata, sesuai manat Undang-Undang No. 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara menyebutkan bahwa salah satu tujuan pengelolaan pertambangan adalah untuk meningkatkan manfaat ekonomi yang adil dan merata bagi masyarakat,” pungkasnya. (*)

Apa Reaksimu?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow