Ratusan Siswa Tanam 1.000 Mangrove di Pesisir Tondo

Ratusan siswa dari berbagai sekolah di Kota Palu dan Kabupaten Donggala menutup rangkaian program Super Teen Mangrove Heroes dengan aksi penanaman 1.000 bibit mangrove dan propagul di pesisir RT 003 RW 01 Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore.

Des 11, 2025 - 07:16
 0
Ratusan Siswa Tanam 1.000 Mangrove di Pesisir Tondo
Ratusan siswa saat menanam mangrove di pesisir pantai Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Minggu (7/12/2025). (Foto: Ist)

PALU, METROSULAWESI.NET - Ratusan siswa dari berbagai sekolah di Kota Palu dan Kabupaten Donggala menutup rangkaian program Super Teen Mangrove Heroes dengan aksi penanaman 1.000 bibit mangrove dan propagul di pesisir RT 003 RW 01 Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore. 

Kegiatan konservasi pada Minggu (7/12/2025) itu menyasar wilayah yang pada tsunami 2018 mengalami kerusakan parah, dengan tinggi ombak mencapai 11 meter dan garis pantai mundur hingga 20 meter.

Aksi penanaman dilakukan dengan beberapa metode, termasuk tanam rombong, propagul, bibit nipah, serta Rhizophora. 

Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara KTH Gonenggati Jaya dan KPH Banawa Lalundu, sekaligus menjadi penutup kampanye edukasi lingkungan yang sebelumnya dilaksanakan di tujuh sekolah: SMA Negeri 2 Palu, SMK Negeri 3 Palu, SMK Negeri 1 Banawa, SMK Negeri 2 Banawa, serta SMP Negeri 2, 3, dan 12 Palu. Setiap sekolah mengirimkan 110–150 siswa sebagai peserta.

Koordinator kegiatan, Ista Nur Masyithah selaku Project Committee Leader, mengatakan penanaman tersebut bertujuan memperkuat kembali sabuk mangrove di Teluk Palu sebagai benteng alami mitigasi bencana. Ia mencontohkan wilayah Kabonga Besar yang relatif terlindungi saat tsunami 2018 berkat keberadaan mangrove alami.

“Kalau pesisir Kabonga Besar bisa selamat karena mangrove, kenapa pesisir lain tidak? Kesadaran kolektif tentang fakta ini yang ingin kami bangun bagi warga di Teluk Palu,” ujarnya.

Dengan kombinasi jenis bibit yang ditanam, struktur vegetasi diharapkan akan tumbuh lebih kuat dan mampu memberikan perlindungan jangka panjang.

Program ini secara khusus menyasar siswa SMP dan SMA. Menurut Ista, mangrove membutuhkan waktu lama untuk tumbuh, sehingga generasi remajalah yang akan menyaksikan dan merasakan langsung manfaat dari apa yang mereka tanam hari ini.

“Mereka tumbuh bersamaan dengan mangrove yang mereka tanam. Ini investasi lingkungan yang relevan dengan perjalanan hidup mereka sendiri,” jelasnya.

Antusiasme tinggi juga datang dari para guru pendamping. Tidak hanya mengarahkan siswa, mereka turut turun ke lumpur dan ikut menanam mangrove secara langsung. Beberapa orang tua siswa bahkan ikut serta, dan beberapa peserta Super Teen membawa adik mereka yang masih duduk di bangku SD.

Keterlibatan keluarga membuat suasana kegiatan semakin hangat dan memperkuat komitmen kolektif terhadap pelestarian lingkungan.

Program Super Teen Mangrove Heroes tidak berhenti pada kegiatan penanaman. Agenda lanjutan yang telah disiapkan mencakup:

1. Monitoring berkala untuk melihat tingkat keberhasilan bibit.

2. Penambahan rombong baru di titik-titik rawan abrasi.

3. Pelatihan lanjutan bagi peserta sebagai calon kader konservasi.

4. Perluasan edukasi ke sekolah lain pada 2026.

Dengan keterlibatan siswa, guru, orang tua, dan komunitas, kegiatan ini diharapkan menjadi gerakan konservasi pesisir yang berkelanjutan dan berdampak bagi masa depan Teluk Palu. (ril/*)

Apa Reaksimu?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow