PSI, Jokowi, dan Masa Depan Politik Nasional: Perspektif NasDem

Oleh: Mohsen Hasan Alhinduan dan Hj.Ayu Alwiyah AlJuffi

Juli 21, 2025 - 06:45
 0
PSI, Jokowi, dan Masa Depan Politik Nasional: Perspektif NasDem
Dr.Mohsen Hasan Alhinduan,Lc.MA

DALAM dinamika politik nasional yang terus bergerak, munculnya dukungan Presiden Joko Widodo terhadap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melalui kehadiran putranya, Kaesang Pangarep, sebagai ketua umum, adalah sebuah fenomena yang wajar dalam iklim demokrasi. Bagi Partai NasDem, hal ini bukanlah ancaman, tetapi bagian dari konsekuensi politik yang harus dikelola dengan kepala dingin, strategi matang, dan visi kenegaraan yang jernih.

PSI: Anak Muda dan Dinamika Baru

PSI adalah partai muda dengan semangat idealisme yang tinggi. Mereka membawa cara baru dalam berpolitik, menyasar generasi milenial dan Gen Z yang menjadi pemilih terbesar di masa depan. NasDem menghargai ruang partisipasi politik yang diberikan pada anak muda, dan tak pernah memandang kompetitor sebagai musuh. Justru, semakin banyak kekuatan baru yang muncul, semakin sehat demokrasi kita.

Namun, demokrasi juga harus dijaga dari jebakan formalisme dan dinasti. Dukungan politik harus tetap diuji oleh kualitas gagasan dan rekam jejak, bukan sekadar silsilah. Partai NasDem percaya bahwa legitimasi dalam politik harus tumbuh dari rakyat, bukan dari kedekatan dengan kekuasaan.


NasDem: Mandiri, Rasional, dan Berbasis Gagasan

Sebagai partai yang lahir dari semangat restorasi, NasDem telah membuktikan diri sebagai kekuatan politik yang berdiri di atas gagasan, bukan semata kendaraan kekuasaan. Kami telah melewati berbagai ujian politik: dari koalisi dengan pemerintah, hingga keputusan progresif mendukung perubahan pada Pemilu 2024.

Kami tidak panik menghadapi dinamika politik baru. Justru kami siaga dan terbuka. Kami yakin bahwa kekuatan sejati partai politik ada pada struktur akar rumput, ketulusan melayani rakyat, dan keteguhan memegang prinsip.

Jokowi dan PSI: Politik Personal yang Tak Selalu Permanen

Kami menyadari bahwa Presiden Jokowi adalah figur kuat yang telah memberikan dampak besar bagi Indonesia. NasDem adalah bagian dari sejarah itu, dan tetap menghormati beliau sebagai pemimpin nasional. Namun, dalam demokrasi, tidak ada figur yang kebal dari evaluasi rakyat.

Dukungan terhadap PSI adalah hak politik Pak Jokowi sebagai warga negara. Tetapi, politik bukan soal perasaan, melainkan perhitungan panjang. NasDem tidak akan latah bereaksi emosional. Kami tetap berjalan dengan kompas politik kami sendiri: Indonesia yang adil, terbuka, dan berpihak pada keadilan sosial.

Jika PSI ingin menjadi kekuatan besar, mereka harus menunjukkan bahwa mereka layak dipercaya oleh rakyat. Bahwa mereka bukan sekadar partai keluarga atau proyek kekuasaan lanjutan, melainkan bagian dari solusi atas berbagai persoalan bangsa.

NasDem menyambut siapa pun yang ingin membangun negeri ini. Tapi kami juga mengingatkan bahwa jalan politik itu panjang, berat, dan penuh ujian. Yang bertahan bukan yang dekat dengan kekuasaan, tapi yang kokoh di tengah badai.

Politik adalah soal gagasan, bukan hanya figur. Kemenangan sejati bukan diraih karena dekat dengan kekuasaan, tapi karena mendapat tempat di hati rakyat.

Partai NasDem akan tetap menjadi partai ide dan partai masa depan, siap bekerjasama dengan siapa pun, tetapi takkan kehilangan arah dan prinsip.

“Yang abadi dalam politik bukanlah kekuasaan, tapi integritas dan kepercayaan publik.”

Hikmah Pagi ...

*) Penulis adalah Dewan Pakar & Dewan Pertimbangan DPP NasDem

 

Apa Reaksimu?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow