Mewujudkan Mimpi Lama Kampung Haji Indonesia
Oleh: Mohsen Hasan A.
PROYEK pembangunan Kampung Haji Indonesia (KHI) sudah masuk dalam tahap pengajuan tender untuk memperebutkan hak pengelolaan lahan di kota Mekkah Al-mukarramah, Arab Saudi.
CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, menjelaskan pemerintah Arab Saudi memberikan pilihan lokasi di area Jabar Hindawiyah seluas 80 ha dan jarak tempuh hanya 2 km merupakan daerah di jantung kota Mekkah tempat sangat strategis untuk Kampung Haji Indonesia.
Menurut info akurat pemerintah Arab Saudi sepertinya memberi sinyal kuat bagi pemerintahan era Prabowo Subianto untuk meningkatkan hubungan antara dua negara terutama dalam bidang pelayanan jamaah haji dan umroh Indonesia yang terbesar di dunia,perekonomian dan pendidikan dan parawisata.
Adapun gagasan pembangunan Kampung Haji Indonesia di kawasan Jabal Hindawiyah, Mekkah, seluas kurang lebih 80 hektare, membuka babak baru dalam sejarah pelayanan haji kita. Jika proyek ini berhasil diwujudkan, Indonesia tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga menanamkan jejak peradaban bahwa bangsa ini hadir dengan kehormatan di Tanah Suci.
Indonesia adalah negara dengan jamaah haji terbesar di dunia. Setiap tahun, ratusan ribu jamaah datang dengan harapan yang sama: kemudahan, keamanan, dan ketenangan dalam beribadah. Namun, sejak lama kita berhadapan dengan keterbatasan ruang, mahalnya biaya akomodasi, serta kerentanan jamaah terutama lansia akibat jauhnya lokasi penginapan. Kampung Haji Indonesia, jika benar-benar terwujud, menjadi jawaban atas jerih payah bertahun-tahun itu.
Pelayanan yang Lebih Layak dan Bermartabat
Kawasan Jabal Hindawiyah terletak sekitar dua kilometer dari Masjidil Haram jarak yang secara signifikan lebih dekat dibandingkan banyak pemondokan yang saat ini ditempati jamaah Indonesia. Jika lahan ini diolah dengan perencanaan matang, maka: jamaah tidak perlu berpindah-pindah; pelayanan kesehatan bisa terpadu; pemantauan jamaah lansia lebih mudah; dan risiko tersesat atau kelelahan ekstrem dapat ditekan.
Inilah bentuk pelayanan haji yang lebih manusiawi dan lebih selaras dengan maqashid syariah, yaitu menjaga jiwa, kesehatan, dan kemaslahatan umat.
Warisan Diplomasi dan Capaian Besar Indonesia
Tidak mudah membuka akses pembangunan permanen di kota Mekkah. Arab Saudi sangat selektif dalam menentukan pihak yang boleh mengelola lahan di kota suci. Jika Indonesia memenangkan proses tender yang diikuti puluhan entitas internasional, itu adalah bukti: hubungan bilateral Indonesia–Saudi sedang berada pada titik yang sangat kuat; pengakuan Saudi terhadap kapasitas Indonesia; dan kesadaran bahwa jamaah terbesar di dunia patut memperoleh ruang yang lebih layak.
Bagi Presiden Prabowo Subianto, keberhasilan ini bukan sekadar catatan politik, tetapi legitimasi moral bahwa negara hadir mempermudah ibadah rakyatnya. Bagi bangsa Indonesia sendiri, keberhasilan ini membangkitkan rasa bangga: bahwa Indonesia bukan hanya “datang”, tetapi diundang dan dihormati di tanah suci.
Manfaat Sosial dan Ekonomi yang Tak Terbantahkan
Selain aspek spiritual, pembangunan Kampung Haji Indonesia membawa manfaat ekonomi jangka panjang: mengurangi biaya sewa hotel yang setiap tahun melonjak; membuka peluang bagi UMKM kuliner, busana, dan produk halal Indonesia; menguatkan industri layanan kesehatan haji; dan menciptakan ekosistem ekonomi syariah yang dapat menjadi model di kancah global.
Indonesia yang selama ini hanya menjadi konsumen layanan haji, kini berpeluang menjadi penyedia layanan bukan hanya untuk jamaah Indonesia, tetapi juga bagi jamaah negara lain. Ini adalah bentuk kemandirian ekonomi umat yang selama ini kita cita-citakan.
Momentum Menyatukan Umat dan Memberi Rasa Aman
Jamaah Indonesia sering kali harus beradaptasi dengan lingkungan asing yang padat dan tidak selalu ramah. Dengan adanya satu kawasan khusus, jamaah dapat: tinggal dalam lingkungan yang memudahkan komunikasi; berinteraksi dengan sesama warga sebangsa; mendapatkan bimbingan ibadah tanpa hambatan Bahasa; dan merasakan suasana kebersamaan yang menenangkan.
Kampung ini bisa menjadi oasis spiritual, tempat dimana jamaah merasa seolah berada di rumah, namun tetap dalam suasana kesucian Mekah.
Amanah Besar yang Wajib Dijaga
Namun kita juga harus mengingat, setiap proyek besar membawa tanggung jawab besar pula. Negara harus memastikan: Transparansi proses tender, pembangunan, dan pengelolaan; Prioritas utama tetap pada jamaah, bukan kepentingan komersial semata; Pengawasan ketat agar proyek ini tidak berubah menjadi ajang bisnis elitis; Pelibatan ulama dan lembaga syariah dalam memberikan arahan moral dan etika. Jika amanah ini dijaga, Kampung Haji Indonesia akan menjadi legacy abadi, bukan hanya bagi pemerintahan hari ini, tetapi bagi sejarah kebangsaan.
Ikhtiar Meninggikan Peradaban
Masyarakat memandang proyek ini sebagai bagian dari ikhtiar memuliakan umat. Ia bukan sekadar bangunan, tetapi simbol kehormatan Indonesia di Tanah Suci.Dari era Presiden Soeharto hingga kini, mimpi ini terus berulang dalam imajinasi para pemimpin bangsa. Jika akhirnya terwujud di masa kini, itu menunjukkan bahwa bangsa ini tidak kehilangan daya dobraknya, dan tetap mampu menghadirkan karya besar untuk kemaslahatan umat.
Semoga proyek ini menjadi jalan kebaikan, menebar manfaat seluas-luasnya, dan menjadi bagian dari amal jariyah bangsa Indonesia bagi para tamu Allah.
*) Pemerhati Sosial, Politik, Budaya & Isu Global-Dewan Penasehat Asosiasi Haji Umroh Indonesia.
Apa Reaksimu?


