32 Peserta Ikuti Pelatihan Wasit Gateball di Palu
Sebanyak 32 peserta dari Palu, Poso, Donggala, Sigi, dan Toli-Toli mengikuti Pelatihan Wasit Gateball yang digelar di Kantor Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Kota Palu, Sabtu (22/11).
PALU, METROSULAWESI.NET- Sebanyak 32 peserta dari Palu, Poso, Donggala, Sigi, dan Toli-Toli mengikuti Pelatihan Wasit Gateball yang digelar di Kantor Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Kota Palu, Sabtu (22/11).
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini dipimpin oleh Ketua Panitia, Chusnarni Widyawati, dan ditujukan untuk peningkatan level perwasitan hingga tingkat provinsi, termasuk pelatihan teknis lapangan pada 23 November.
Ketua Pergatsi Sulawesi Tengah, Faidul Keteng, saat membuka kegiatan mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan program kerja organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhan wasit Gateball di daerah. Selama ini, kata Faidul, kekurangan wasit kerap menjadi kendala saat penyelenggaraan event atau turnamen terbuka.
"Pelatihan wasit ini kami laksanakan untuk memenuhi kebutuhan wasit Cap Ball di Sulawesi Tengah. Agar dalam event-event open tournament, kita tidak lagi kesulitan mencari wasit di lapangan. Besar harapan kami, pelatihan ini dapat mencetak wasit-wasit yang mampu memenuhi kebutuhan pertandingan," ujarnya.
Faidul menegaskan bahwa wasit merupakan pejabat pertandingan yang memiliki tanggung jawab besar—memimpin, mengendalikan, serta memastikan jalannya pertandingan sesuai aturan. Ia menjelaskan bahwa peran utama wasit tidak hanya menegakkan peraturan, tetapi juga menjaga sportivitas, melindungi jalannya pertandingan, hingga berkomunikasi efektif dengan peserta.
"Wasit bekerja untuk memastikan pertandingan berlangsung aman, lancar, dan sportif. Karena itu, kami berpesan agar seluruh peserta mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh dan menerapkan apa yang disampaikan pemateri," kata Faidul.
Dalam arahannya, Faidul juga menekankan pentingnya integritas moral seorang wasit. Menurutnya, dalam pertandingan yang mempertemukan dua tim dengan kekuatan seimbang, keputusan wasit sering menjadi faktor penentu. Karena itulah, seorang wasit dituntut untuk memiliki pengetahuan yang kuat tentang peraturan, kecepatan dalam mengambil keputusan, serta akhlak yang baik.
"Wasit yang baik bukan hanya yang paham aturan, tetapi juga yang adil, tidak memihak, serta mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Keputusan wasit harus lahir dari hati yang bersih, tanpa niat merugikan pihak mana pun," tegasnya.
Faidul mengakui bahwa kesalahan dalam perwasitan sangat mungkin terjadi, bahkan di level dunia. Namun selama keputusan diambil tanpa unsur kesengajaan atau keberpihakan, maka umumnya para peserta dan penonton dapat menerima.
"Bahkan di pertandingan tingkat dunia dengan teknologi VAR sekalipun, kesalahan tetap bisa terjadi. Tetapi jika keputusan itu diambil dengan jujur dan tanpa niat buruk, semua pihak akan memahami," jelasnya.
Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat kualitas dan ketersediaan SDM perwasitan Gateball di Sulawesi Tengah, sekaligus mendukung perkembangan olahraga tersebut di tingkat regional maupun nasional. (ap)
Apa Reaksimu?


