Lestarikan Bahasa Kaili melalui Lomba Mendongeng
Berbagai cara dilakukan untuk melestarikan budaya daerah. Salah satunya melalui lomba mendongeng bahasa Kaili yang digelar UPT Museum dan Taman Budaya, Dinas Kebudayaan Sulteng.

PALU, METROSULAWESI.NET - Berbagai cara dilakukan untuk melestarikan budaya daerah. Salah satunya melalui lomba mendongeng bahasa Kaili yang digelar UPT Museum dan Taman Budaya, Dinas Kebudayaan Sulteng.
Lomba digelar Senin (28/7/2025) untuk guru Taman Kanak-kanak (TK) se Kota Palu. Ada empat guru TK yang ikut dalam lomba tersebut, yakni TK Pertiwi Provinsi Sulteng, TK Berlian Nupambomba, TK Aisyiah, dan TK Kemala Bhayangkari 16 Palu.
Lomba berlangsung menarik karena peserta tampil ekspresi yang meyakinkan. Dongeng bahasa Kaili disampaikan dengan gerakan-gerakan, seperti berlari, hingga duduk di lantai.
Ada juga penuh penghatan hingga mengeluarkan air mata atau menangis.
Lomba ini merupakan rangkaian kegiatan yang dibuka resmi pada 15 Juli 2025 lalu.
Kepala Dinas Kebudayaan Sulteng Andi Kamal Lembah mengatakan, Lomba mendongeng bahasa daerah, khususnya Bahasa Kaili adalah sebuah ajang untuk melestarikan budaya dan bahasa daerah melalui cerita.
"Lomba ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya daerah, khususnya bahasa Kaili," katanya.
Salah satu juri lomba, Dr Gazali Lembah dari Universitas Tadulako (Untad) mengatakan, lomba bahasa daerah sangat penting agar tidak punah di tengah perkembangan zaman modern.
Ia menilai mendongeng dalam bahasa Kaili dapat meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap bahasa ibu. Gazali mendorong penggunaan bahasa Kaili dalam kehidupan sehari-hari di kalangan siswa atau generasi muda.
Mendongeng dengan bahasa Kaili juga menjadi sarana pendidikan moral bagi siswa.
"Lomba mendongeng juga dapat menjadi sarana pendidikan yang efektif untuk anak-anak," katanya.
Reporter: Syahril Hantono
Apa Reaksimu?






