Masyarakat Lokal Subjek Utama Pengelolaan Potensi Pariwisata
Isu keberlanjutan menjadi napas utama dalam industri pariwisata, khususnya dalam pengembangan desa wisata.
POSO, METROSULAWESI.NET - Isu keberlanjutan menjadi napas utama dalam industri pariwisata, khususnya dalam pengembangan desa wisata.
Pentingnya pendekatan Community Based Tourism (CBT) sebagai fondasi strategis. Konsep ini menekankan bahwa keberhasilan pariwisata tidak hanya diukur dari angka kunjungan, tetapi dari seberapa besar masyarakat lokal dilibatkan sebagai subjek utama dalam pengelolaan potensi daerahnya.
Demikian penegasan Plt Kepala Dinas Pariwisata Poso, I Ketut Winaya, kepada Metrosulawesi, Rabu (4/12) terkait masyarakat lokal sebagai pemegang kendali utama.
Ia menjelaskan, dengan menyeimbangkan konservasi lingkungan, pelestarian budaya, dan partisipasi penuh warga, CBT hadir untuk menjamin bahwa roda ekonomi berputar selaras dengan daya dukung lingkungan.
"Tantangan ke depan adalah bagaimana mengkonversi potensi tersebut menjadi kesejahteraan nyata. Kuncinya terletak pada sinergi lintas sektor— kemitraan antara masyarakat dengan pemangku kepentingan serta peningkatan kapasitas SDM yang konsisten," ujarnya.
Community Based Tourism (CBT), kata dia, bukan sekadar istilah trend semata, melainkan sebuah pendekatan pembangunan pariwisata yang menempatkan masyarakat lokal sebagai pemegang kendali utama.
Dikatakannya, dalam konsep CBT masyarakat tidak hanya menjadi objek tontonan bagi wisatawan, melainkan subjek yang berperan aktif mulai dari proses perencanaan, pengelolaan, hingga evaluasi.
Pariwisata yang berkelanjutan tambah I Ketut Winaya, mencakup pelestarian lingkungan agar tidak rusak oleh mass tourism, perlindungan nilai budaya agar tidak tergerus, serta yang paling vital— pemerataan manfaat ekonomi.
"Dengan CBT, uang yang dibelanjakan wisatawan berputar langsung di desa, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan warga secara adil," tutupnya.
Reporter: Saiful Sulayapi
Editor: Udin Salim
Apa Reaksimu?


