Ongkos Kemacetan Tavaili-Toboli Rp9,69,- Miliar Per Tahun

Oleh: Moh. Ahlis Djirimu, Staf Pengajar FEB-Untad

Nov 25, 2025 - 05:13
 0
Ongkos Kemacetan Tavaili-Toboli  Rp9,69,- Miliar Per Tahun
Moh. Ahlis Djirimu, Guru Besar FEB-Untad. FOTO: DOK PRIBADI

SELAMA hampir tiga bulan pada tahun ini, poros jalan negara Tavaili-Toboli mengalami sistem buka tutup pada poros jalan yang lebih dekat ke Toboli. Setiap pukul 08.00-12.00 dan 13.00-17.00, jalan poros tersebut mengalami penutupan untuk memberikan kesempatan para pekerja melakukan tugas profesionalnya. Kegiatan ini hampir setiap tahun berulang kali dan merugikan pengguna jalan nasional tersebut, terlepas dari para pedagang informal memetik keuntungan instan dari para pengendara yang menunggu lama antrian waktu sistem buka tutup. Sampai kapan sistem buka-tutup ini tidak terjadi lagi? Sampai kapan longsor pegunungan, pohon yang roboh berhenti? Apakah waktunya akan melampui Pembangunan Piramida Giza dan Cheops mencapai hampir 30 tahun? Sayang seperti sudah lama menjadi proyek abadi. Lalu apakah waktunya dapat mencapai 2.500 tahun seperti pembangunan Tembok Tiongkok?

Sekitar empat tahun yang lalu, rekan diskusi penulis, Kadis Pekerjaan Umum, saat itu mendiskusikan dengan kami para ekonom berapa kerugian moneter akibat keseringan longsor, macet pada jalan nasional Tawaili-Toboli dan alternatif solusinya. Hasilnya, kami publikasikan pada Journal of Infrastructure, Policy Development, edisi 2024.

Hasil riset menunjukkan bahwa mesti ada jalan alternatif di luar poros jalan nasional Tavaili-Toboli dan jalan kewenangan Provinsi Sulteng yakni poros Tambu-Kasimbar, yang memutar jauh, serta jalan alternatif ketiga disebut by pass Palu-Parigi. Adanya proyek sebesar ini memerlukan anggaran sebesar Rp3,5,- triliun baik pekerjaan fisik umum, drainase hingga Pajak Pertambahan Nilai (PPn) sebesar Rp318,10,- miliar. Pekerjaan sebesar ini berdasarkan hasil perhitungan Benefit-Cost Ratio analysis (BCR), Net Present Value (NPV) maupun Economic Internal Rate of Return (EIRR), maka pada tingkat BCR 10 persen, NPV mencapai Rp694,01,- miliar dan EIRR sebesar 21,95 persen. NPV sebesar ini mulai terlihat pada tahun ke 4 hingga tahun ke 34, karena tahun ke 0 hingga tahun ke 3 sifatnya masih berupa capaian negatif karena proyek sedang dalam pengerjaan selama tiga tahun. Metode yang digunakan adalah skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) berbasis Design-Built-Finance-Maintenance-Transfer (DBFMT).

Hasil riset ini menunjukkan bahwa, dalam kondisi normal, pada Ruas Jalan Tavaili-Toboli, Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) mencapai 4.938 kenderaan roda empat per hari. Kecepatan maksimum mencapai 39,1 km per jam dan Volume Rata-rata Macet mencapai 257 kenderaan per jam, serta Kecepatan Rata-rata Perjalanan mencapai 35,2 km/jam. Sebaliknya, pada By Pass Palu-Parigi yang titik koordinat pangkalnya pada tugu bundaran Sigi Biromaru melalui punggung bukit di bumi perkemahan Paneki dan titik koordinat ujungnya pada pertigaan ruas dua jalur area perkantoran Kabupaten Parigi Moutong di Desa Dolago, maka Lalu Lintas Harian Rata-rata mencapai 2.479 kenderaan dengan kecepatan perjalanan mencapai 70 km per jam. Saat volume macet kenderaan mencapai 257 kenderaan per jam, maka kenderaan masih dapat memacu hingga 66,1 km per jam.

Hasil perhitungan waktu kemacetan atau delay menunjukkan bahwa pada ruas Tavaili-Toboli, dengan LHR yang sama di atas, maka kecepatan perjalanan hanya mencapai 35,1 km per jam dan kecepatan rata-rata hanya mencapai 34,8 km per jam, serta volume kenderaan mencapai 1.232,01 kenderaan. Pada poros jalan baru By Pass Palu-Parigi, LHR mencapai 2.469 kenderaan dengan kecepatan perjalanan mencapai 70 km per jam dan kecepatan rata-rata mencapai 66,1 km per jam, serta volume rata-rata mencapai 4.900 kenderaan.

Hasil perhitungan biaya menunjukkan perbandingan jalan lama Tavaili-Toboli dan By Pass Palu-Parigi. Jalan nasional Tavaili-Toboli mempunyai panjang mencapai 45,3 km dan jumlah penumpang yang melewati per hari mencapai 12.522 orang. Biaya kemacetan per jam mencapai Rp4,39,- juta dan biaya kemacetan per tahun mencapai Rp9,69,- miliar. Sebaliknya, By Pass Palu-Parigi mempunyai panjang mencapai 48,74 km dan total penumpang per hari mencapai 6.261 orang. Biaya kemacetan per hari mencapai Rp2,19,- juta dan biaya kemacetan per tahun mencapai Rp4,84,- miliar. Ini berarti biaya kemacetan Jalan Nasional Tavaili-Toboli    mencapai lebih dari dua kali lipat dari By Pass Palu-Parigi. (*)

Apa Reaksimu?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow