Penempatan UMKM di Kegiatan Malam Tahun Baru Disoal
Pergantian tahun masih menyisahkan hitungan beberapa jam kedepan. Di momen pergantian tahun itu akan digelar kegiatan konser musik penggalangan dana unutk Acah dan Sumatera di Pelabuhan Lama Donggala.
DONGGALA, METROSULAWESI.NET- Pergantian tahun masih menyisahkan hitungan beberapa jam kedepan. Di momen pergantian tahun itu akan digelar kegiatan konser musik penggalangan dana unutk Acah dan Sumatera di Pelabuhan Lama Donggala.
Hanya saja kegiatan belum dimulai terjadi insiden yang merugikan pelaku usaha UMKM dalam mencari nafkah di tempat kegiatan.
“Awalnya kami sudah sering menjual di setiap kegiatan yang dilaksanakan Pemda, tapi baru kali ini kami tidak diberi tempat untuk berjualan. Harusnya data lama digunakan, bukan data baru pelaku usaha Senin-Kamis” kata pelaku usaha UMKM asal kelurahan Boya di lokasi kegiatan Pelabuhan Lama Donggala Kelurahan Boya, Rabu 31 Desember 2025.
Diketahui jika sebelumnya pelaku UMKM di setiap kegiatan pemda disediakan fasilitas tenda “modern” (tenda kerucut) bukan tenda terowongan (terpal). Tapi di kegiatan malam pergantian tahun jumlah pelaku UMKM tidak sebanding dengan jumlah tenda “modern” (tenda kerucut) yang desediakan panitia.
Di tengah gelombang protes pelaku UMKM, LSM Heri Soumena yang secara tiba-tiba muncul di lokasi kegiatan turut menyampaikan aspirasinya. Menurutnya apa yang dilakukan panitia keliru dan harus segera dilakukan perubahan
“Pelaku UMKM yang tidak terakomodir harus segera mendapatkan tempat. Kami juga mempertanyakn legalitas ibu ketua UMKM (SK),” kata Heri Soumena
Sementara itu ketua UMKM Donggala, ibu Hawang yang dikonfrimasi wartawan terkait gelombang protes pelaku UMKM mengatakan ini hanya masalah miskomunikasi.
“Miskomunikasi saja ini, sebelumnya yang tangani UMKM ini pak Indra Alfian, harusnya pak Indra memberikan data UMKM ke kami, bukan saya yang sediakan tenda kerucut, tapi dari pihak penyelenggara yang biasanya sampai 40 tenda kerucut dikurangi menjadi 20 saja, makanya saya inisiatif menyediakan tenda tambahan, yaitu terowongan agar semua pelaku UMKM yang belum dapat tempat bisa mengisi tenda terowongan,” kata Hawang melalui pesan WA.
Ditanya legalitas sebagai ketua UMKM Donggala, Hawang menjelaskan panjang lebar terkait posisinya sebagai ketua UMKM Donggala. Bahkan ibu yang low profile ini mengaku sudah melakukan pembinaan UMKM di Donggala sebanyak 10 ribu pelaku UMKM.
“Tidak la. Saya di-SK-kan Bupati, saya belum sempat ambil le, sebentar saya telepon beliau. Saya di KADIN juga ada SK. Binaaan UMKM saya di Donggala selama tujuh tahun sudah mencapai 10 ribu UMKM”jawabnya.
Hawang menambahkan Menyangkut pernyataan Heri Soumena yang mengatakan data pelaku UMKM berubah itu tidak benar,
“Tidak ada yang berubah, karena nama yang ada itu semua yang lama juga, Cuma karena tendanya yang kurang makanya mereka anggap tidak digunakan, mereka kan tidak tau kalau ada pengurangan tenda kerucut dari panita”tegasnya. (anc)
Apa Reaksimu?


