Umat Hindu di Poso Rayakan Hari Galungan dengan Khusyuk

Umat Hindu di Kabupaten Poso merayakan ibadah Galungan dengan menggelar persembahyangan di pura. Beberapa kecamatan di Poso yang terlihat umat Hindu begitu khusyuk ibadah Galungan yakni di kecamatan Pamona Barat, Pesisir Utara, Pesisir Selatan, Poso Kota hingga Pamona Selatan.

Nov 21, 2025 - 05:18
 0
Umat Hindu di Poso Rayakan Hari Galungan dengan Khusyuk
Rayakan Hari Galungan, Umat Hindu di Poso Beribadah di Pura. FOTO: IST

POSO, METROSULAWESI.NET- Umat Hindu di Kabupaten Poso  merayakan ibadah Galungan dengan menggelar persembahyangan di pura.

Beberapa kecamatan di Poso yang terlihat umat Hindu begitu khusyuk  ibadah Galungan  yakni di kecamatan Pamona Barat, Pesisir Utara, Pesisir Selatan, Poso Kota hingga Pamona Selatan.

Pura menjadi pusat kegiatan ibadah karena merupakan tempat suci untuk melaksanakan ritual, seperti menyembah, memberikan sesajen, dan upacara lainnya untuk merayakan kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan).

Bertempat di Pura  Jagadnatha Stana  Narayana Desa Toini Kecamatan Poso Pesisir  Kabupaten Poso ,  Rabu (19/11)  dipimpin oleh seorang  Mangku selaku Pemimpin Adat warga Hindu di Poso.

 Umat Hindu mengenakan pakaian adat tengger. Mereka mengikuti Persembahyangan Bersama dengan khusyuk. Meski  cuaca  panas,  namun tak membuat para Umat Hindu beranjak dari Pura. Mereka justru tetap bertahan, mengikuti seluruh rangkaian persembahyangan sampai selesai.

 Salah satu tokoh  Hindu Poso  Made  Kajeng  menjelaskan, Perayaan Suci Galungan dirayakan setiap 6 bulan sekali. Istimewanya, Galungan tidak mematok tanggal tertentu. Melainkan berdasarkan penghitungan hari, dan selalu dilaksanakan setiap Rabu Kliwon dalam Wuku Galungan.

 Dijelaskan  Made Kajeng,  Hari Raya Galungan menjadi momen kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (ketidakbaikan). Perayaan ini mengajarkan nilai-nilai moral dan spiritual untuk melawan hawa nafsu dalam diri manusia, serta menciptakan kedamaian dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari. "Sebelum Galungan ada Mencaru, yakni membersihkan Buana Alit dan Buana Agung. Buana alit itu diri kita sendiri dan Buana Agung itu alam semesta," jelasnya.

 Sementara itu, sebagai simbol penghormatan, setiap rumah umat Hindu menghiasi penjor yang menjulang tinggi di depannya. Termasuk di Pura dengan jumlah lebih banyak. (pul)

 

Apa Reaksimu?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow