BPBD Donggala Imbau Warga Waspada Bencana Hidrometeorologi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Donggala mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang diperkirakan berlangsung hingga awal 2026. Peringatan ini disampaikan menyusul tingginya potensi banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah.
DONGGALA, METROSULAWESI.NET - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Donggala mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang diperkirakan berlangsung hingga awal 2026. Peringatan ini disampaikan menyusul tingginya potensi banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah.
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Pemadam Kebakaran BPBD Donggala, Muhammad Natsir, mengatakan beberapa kecamatan menunjukkan tingkat kerawanan lebih tinggi berdasarkan riwayat kejadian bencana dan kajian risiko terbaru.
“Yang rawan sekarang itu Kecamatan Banawa Selatan, Banawa Tengah, Banawa, Labuan, Tanantovea, Balaesang Tanjung, dan Sojol Utara,” ujar Natsir seperti dikutip RRI, Kamis (4/12/2025).
Ia menjelaskan, ancaman bencana hidrometeorologi diperkirakan terus berlangsung hingga Februari 2026, merujuk pada analisis cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Menghadapi kondisi tersebut, BPBD Donggala melakukan upaya mitigasi struktural dan non-struktural. Untuk mitigasi struktural, BPBD telah membangun tanggul, memasang bronjong di sepanjang sungai rawan banjir, serta melakukan perawatan vegetasi pada tebing untuk mencegah longsor. Upaya ini turut melibatkan Dinas Lingkungan Hidup.
“Untuk struktural, kita sudah membangun tanggul, bronjong, serta melakukan pengelolaan tebing. Ini bagian dari pencegahan agar dampaknya bisa ditekan,” jelas Natsir.
Adapun mitigasi non-struktural dilakukan melalui peningkatan kapasitas petugas dan edukasi kebencanaan kepada masyarakat. BPBD juga mengandalkan juru bencana di setiap wilayah untuk memberikan informasi dini ketika terjadi potensi bencana.
“Kami juga punya juru bencana di tiap wilayah yang standby memberikan informasi lebih awal kepada kami,” ujarnya.
Selain itu, seluruh desa diperkuat dengan relawan yang telah mendapatkan pelatihan tanggap darurat dari BPBD Donggala. Natsir menilai kolaborasi ini efektif mempercepat respons saat bencana terjadi dan menekan risiko korban.
BPBD juga terus berkoordinasi dengan TNI, Polri, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan perangkat desa untuk memastikan kesiapsiagaan berjalan optimal.
“Kami berharap masyarakat tetap waspada, terutama yang tinggal di kawasan rawan banjir dan longsor. Segera laporkan jika ada tanda-tanda bencana agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat,” tegasnya.
BPBD Donggala mengingatkan warga agar rutin memantau informasi resmi mengenai cuaca dan peringatan dini dari pemerintah guna meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi di wilayah tersebut. (ril/*)
Apa Reaksimu?


