Dua Proyek di Untad Disorot Gerbang Rp14 M, Toilet Rp3,3 M
Dua pekerjaan proyek di Universitas Tadulako (Untad) menuai sorotan. Ini karena anggaran yang digunakan dinilai tidak sesuai dengan fisik pekerjaan.

PALU, METROSULAWESI.NET - Dua pekerjaan proyek di Universitas Tadulako (Untad) menuai sorotan. Ini karena anggaran yang digunakan dinilai tidak sesuai dengan fisik pekerjaan.
Kedua pekerjaan proyek tersebut, pertama, paket proyek peningkatan dan pemeliharaan Gerbang Utama dan taman rektorat yang menghabiskan anggaran sebesar Rp14,4 miliar lebih. Kedua, proyek Penataan landscape dan public toilet zona auditorium senilai Rp3,3 miliar lebih.
Proyek peningkatan dan pemeliharaan Gerbang utama dan taman rektorat yang dilakukan awal tahun 2024 lalu itu, dikerjakan oleh PT Geo Newsantara.
Sedangkan proyek Penataan landscape dan public toilet zona auditorium dikerjakan oleh CV Revorma Investment.
Sumber Metrosulawesi menyebutkan, pengerjaan proyek peningkatan dan pemeliharaan Gerbang Utama menjadi temuan auditor KAP (kantor akuntan public) pada 3 Maret 2025.
Auditor menemukan pekerjaan fisik atau volume pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan dalam kontrak. Yaitu, hanya tambal sulam, dan pada taman rektorat tidak ada yang berubah dari sebelumnya.
“Gerbang Utama yang dibangun tidak sesuai dengan pemaparan yang dilakukan rektor dalam momen pemilihan rector pada tahun 2022 silam,” kata sumber itu.
Sumber itu juga menyoroti dua perusahaan yang mengerjakan Proyek penataan landscape dan public toilet zona auditorium senilai Rp3,3 miliar lebih dan pekerjaan interior ruang VIP dan cafetaria Gedung auditorium senilai Rp3,5 miliar lebih. Dua proyek itu dikerjakan oleh CV Revorma Investment dan CV Mazaya Altissimo.
Berdasarkan data yang diperoleh dari situs LPSE Untad, dua perusahaan berbeda ini beralamat yang sama, yaitu di Jalan Maccini Pasar Malam IV/4 Makassar.
“Dua perusahaan berbeda dengan alamat yang sama, sama-sama mengerjakan proyek yang berbeda terindikasi kuat kedua perusahaan itu terafiliasi atau dikendalikan oleh pihak yang sama.
Sumber itu juga menyoroti volume pekerjaan yang dikerjakan oleh dua perusahaan itu, dibanding dengan anggaran yang ada.
“Patut diduga tidak sesuai volume karena jika dilihat luas VIP dan cafetaria yang berukuran kecil, nilainya tidak mungkin bisa mencapai Rp3,5 miliar. Begitu pula pada proyek landscape dan public toilet zona auditorium, sangat tidak rasional ukuran toilet dan tampilannya dengan dana mencapai Rp3,39 miliar,” jelas sumber itu.
Secara umum, sumber itu juga menyoroti soal tender proyek di Untad dalam rentang 2023-2024. Ada dua perusahaan selalu muncul, yaitu PT Geo Newsantara dan CV Gendra Jasa Pratama. Ada tiga paket yang dikerjakan oleh dua perusahaan itu, yakni: Proyek pembuatan interior dan prasarana pendukung auditorium pusat senilai Rp6,9 miliar lebih; proyek rehab Gedung BAKP tahap II senilai Rp2,5 miliar lebih; dan proyek peningkatan dan pemeliharaan gerbang utama dan taman rektorat senilai Rp14,4 miliar lebih.
“Ada beberapa kejanggalan atas pemenangan dua perusahaan itu yang patut diduga sebagai kongkalikong,” ujar sumber itu.
Salah satu di antaranya sebut sumber itu, pada lelang proyek rehab Gedung BAKP tahap II di 2023, PT Geo Newsantara tidak dimenangkan dengan alasan perusahaan itu tidak dapat membuktikan pengalaman kerja perusahaan. Namun, pada lelang proyek peningkatan dan pemeliharaan gerbang utama dan taman rektorat, yang jarak waktunya tidak begitu terpaut jauh, perusahaan itu justru dimenangkan.
“Padahal jelas disyaratkan bahwa perusahaan harus memiliki pengalaman paling kurang pekerjaan konstruksi dalam kurun waktu empat tahun terakhir,” ujar sumber itu.
CV Gendra Jasa Pratama dimenangkan dalam dua proyek sekaligus pada tahun anggaran yang sama. Yaitu proyek Rehab Gedung BAKP (Rp2,5 miliar) dan pada tahun yang sama perusahaan ini juga memenangkan proyek Paket Interior Auditorium (Rp6,9 miliar).
Sumber itu menduga, CV Garda Vigat Perkasa diduga hanya digunakan sebagai sekadar ilusi persaingan dalam tender, karena pada tiga kali tender perusahaan itu tidak pernah menang. Padahal perusahaan itu memenuhi syarat, tapi tidak pernah menang karena berperan sebagai perusahaan penggembira.
Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP) Untad, Rara Labombang, saat ingin dikonfirmasi awak media menutup mulut rapat-rapat. Ia menyebut tidak mau ditemui awak media.
"Jangan saya diwawancara, PPTK saja," ucapnya dengan nada ketus sambil langsung menutup teleponnya, Selasa 1 Juli 2025.
Reporter: Michael Simanjuntak
Editor: Udin Salim
Apa Reaksimu?






