Minim K3, Proyek Preservasi Jalan Tagolu-Tentena Rawan Kecelakaan Lalulintas

Hati-hati melintas di jalan poros Tagolu-Tentena. Di situ ada pekerjaan preservasi dan pelebaran Jalan Nasional yang minim K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Des 28, 2025 - 06:43
 0
Minim K3, Proyek Preservasi Jalan Tagolu-Tentena Rawan Kecelakaan Lalulintas
Tanda-tanda peringatan seperti ini (K3) mestinya dipasangi di semua titik lubang aspal yang digali. Sayangnya pengerjaan preservasi poros Tagolu-Tentena minim sekali tanda seperti ini. FOTO: UDIN SALIM

POSO, METROSULAWESI.NET- Hati-hati melintas di jalan poros Tagolu-Tentena. Di situ ada pekerjaan preservasi dan pelebaran Jalan Nasional yang minim K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Proyek multi years (2025-2027) senilai Rp101 miliar lebih itu dikerjakan oleh PT Toreloto Battu Indah, salah satu kontraktor luar Sulawesi Tengah.

Pantauan di lapangan pada Jumat 26 Desember 2025, pekerjaan mulai dilakukan dengan menggali aspal yang rusak. Sayangnya, ada banyak titik lubang tidak langsung ditambal dengan aspal, melainkan dibiarkan berlubang, sehingga membuat pengendara terganggu.

Hampir sebagian besar titik lubang tidak diberi tanda K3 berupa peringatan. “Seharusnya setiap titik lubang diberi tanda peringatan, biar kita pengendara ini bisa tahu. Dari kejauhan tampak biasa-biasa saja, setelah dekat tahu-tahu ada lubang,” kata Maksion, salah satu warga Tentena yang melintas di jalan itu.

Tidak itu saja, sejumlah titik lubang tersebut mengancam keselamatan pengendara jalan. Apalagi beberapa titik berada di tikungan tajam, sehingga tidak terlihat oleh pengendara. Kondisi jalan yang sempit ditambah lubang yang terbuka bisa memicu kecelakaan lalulintas.

Pantauan di lapangan, penggalian atau pembersihan di beberapa titik aspal yang rusak tidak dilakukan sesuai dengan kedalaman standar.  Ada yang kedalaman hanya 2 hingga 4 centimeter. Padahal aturannya harusnya kedalaman 5 centimeter.

Seperti diberitakan, pengerjaan jalan poros Tagolu-Tentena oleh PT Toreloto Battu Indah menuai sorotan karena hingga memasuki masa pengerjaan, nyaris tak terlihat alat berat. Pantauan pada Jumat 26 Desember 2025, hanya ada empat alat berat yang terparkir di poros jalan itu.

Warga mendesak pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah dan kontraktor pelaksana untuk lebih serius menangani pekerjaan proyek itu. Apalagi poros jalan itu berada di jalur ramai lalulintas.

Dilansir dari laman deadline-news.com, Pelaksana proyek, H. Enday Dasuki, mengklaim progres pekerjaan terus berjalan dengan pencapaian 3-4 persen pada pertengahan Desember.

Namun, pencapaian tersebut belum sejalan dengan harapan warga akan kecepatan penyelesaian di jalur vital Trans Sulawesi menuju Makassar dan kabupaten lain di Sulteng.

Kepala satuan kerja (Satker) PJN 4, Rollis seperti dikutip dari laman itu menyebutkan, bahwa terkait minimnya alat berat di lokasi, karena momennya masih dalam suasana Natal. “Natalan bg, di sana mayoritas nasrani bg,” tulisnya.

Terkait dengan alat berat,  H. Enday Dasuki juga sudah menjelaskan bahwa sudah ada alat berat di lokasi pekerjaannya dan untuk penutupan lubang galian (patching) mengambil prodak hot mix dari kontraktor lokal Anggun yang memiliki AMP Asphalt Mixing Plant  di Poso.

“Alat sdh ada yg di Poso. Sy di palu lg sama temen². Dan Ambil hot mix sementara dr anggun, alat dr afang dll. Persisnya yg tau dilapangan, anda hubungi saja staf sy dilapangan,” tulisnya dalam pesan WhatsApp. (*)

Apa Reaksimu?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow